setelah acara penobatan wisuda selesai, aku kembali bergegas mencari paman dan bibiku. "di mana mereka hemmmm". aku pun terus mencari dan tiba tiba hp ku bergetar, ada pesan masuk dari paman rio " sheina sayang, selamat ya nak atas wisuda mu, paman dan bibi sedang ada perlu mendadak, paman ada urusan sebentar di toko laundry kita, kamu segera pulang ya nak".
aku pun terkejut dan heran "ada apa dengan paman rio dan bibi dea, apa yang sudah terjadi". pikiranku menana-mana dan aku bergegas pulang, aku tidak memperdulikan sahabatku ami dan kedua orang tuanya, aku hanya pamit dam izin pulang.
pikiranku kemana-mana, paman bibi adalah orang yang membesarkanku dengan kasih sayang yang tulus, seperti kedua orang tua ku, hanya mereka yang aku punya, paman dan bibi tidak memiliki anak tetapi mereka berdua sangat akur dan romantis terkadang aku pun iri di buatnya. Tetapi hari ini sikap keduanya sangat berbeda.
sontak pikiranku tertuju pada pesan dari paman rio, bahwa paman dan bibi sedang ada perlu di toko laundry.
"hemm, baiklah aku akan ke sana", aku langsung mecari taxi menuju toko laundry milik kami.
toko laundry kami berada di pusat keramayan kota, toko laundry yang sudah ada turun temurun dari zaman kakekku dulu, kalo di bilangsing sudah termasuk bisnis keluarga, ayah dan ibuku juga dulu bekerja di laundry ini, laundry yang sangat terkenal di kota A ini.
setelah aku sampai didepan toko laundry kami yang bertulisan laundry harapan jaya, aku hanya bertemu karyawan nya paman, pak min namanya, dia sudah mengabdi dan bekerja di toko laundry ini pukuhan tahun lalu, aku melihatnya sedang melamun di meja kasir, sontak ide jailku keluar dan "duwarrrrr" aku mengagetkan nya.
dia pun kaget "non sheina, hampir copot jantung pak min", aku hanya tertawa terbahak" hayooooo lagi ngelamunnn apaan".
pak min menjawab "pak min sedang sedih neng, kalo memang nanti usaha laundry ini akan di tutup, pak min mau kerja di mana neng, pak minkan sudah tua neng". mata pak min berkaca kaca sambil memadangku.
"kenapa di tutup pak min?", tanyaku. pak min hanya diam saja, lalu aku bertanya kembali "dimana paman rio dan bibi dea pak?", lalu pak min menjawab " ada di atas neng, kayanya ada tamu dri hotel pesona yang di sebelah neng". akupun sempat berfikir "ada apa ya? bukannya hotel pesona itu tidak pernah berdamai dengan toko laundry kami, katena beberapa waktu lalu hotel itu ingin membeli ruko laundry milik kami tetapi di tolak memtah mentah oleh paman".
aku pun menaiki tangga menuju ruangan paman, tetapi dari luar aku mendengar ada teriakan yang sangat kuat, teriakan seperti orang yang sedang marah dan pastinya itu bukan paman ku, teriakan laki-laki yang sangat keras, sedikitpun aku tidak mendengar ada suara paman dan bini.
selangkah demi selangkah aku menaiki anak tangga dan sampailah aku pada pintu kerja paman, aku membukanya dengan pelan, dan sontak aku teriak " tidakkkkkk, ada apa ini paman bibi mengapa kalian bersujut?". dan aku pun juga melihat ada laki- laki dengan postur tubuh tingg,besar,berotot, berparas tampan tetapi dengan wajah yang sangat kejam.
" kenapa kau memarahi paman dan bibiku?, kurang ajar sekali anda, memangnga anda siapa bisa memarahi paman dan bibiku seneak mu, haaaa?". aku pun tidak bisa menahan amarahku karena sedang menyaksikan paman dan bibiku yang sedang berada di posisi sujut kepada peria itu. air mataku sontak mengalir, ada apa ini?, melihat bibi dan paman sangat takut, apakah mereka melakukan kesalahan yang sangat fatal, sampai- sampai berkutut seperti itu.
"ada apa paman?, tolong jelaskan sama sheina". lalu aku melihat wajah pamanku, apa ini? ada darah di bibirnya, apakah ini bekas tamparan yang sanggat kencang. " paman tolong jawab sheina?", air mataku pun tak henti hentinya keluar berlomba- lomba membasahi pipiku.
lalu, aku kembali melihat kearah pria kekar itu," siapa kau? berani beraninya kau melakukan ini kepada pamanku, apa yang ia sudah lakukan?, apa dia merugikan mu? apa ia mencelakakanmu?".
pria itu hanya tersenyum sinis menatapku dan tertawa kecil dan berkata "bagaimana pak rio, dengan apa kau akan membayar hutang-hutamg mu, aku tidak yakin kau akan melunasinya?", paman ku hanya tetap terdiam tanpa ada sepatah katapun.
" baik karena di ruangan yang sangat jelek ini yang merusak pemandangan hotelku tidak ada satu pun yang bisa menjawab, maka aku putuskan dalam waktu satu minggu apa bila kau tidak bisa melunasi hutang-hutangmu kepada ku, aku pastikan keponakanmu ini yang akan jadi bayaran nya".
paman rio beranjak dari sujutnya menarik kaki pria kekar dan tampan itu "maafkan saya tuan, saya mohon beri kami waktu lebih aku akan melunasi semua hutang-hutangku, aku mohon jangan sakiti sheina, aku dan istriku tidak punya apa-apa lagi selain sheina". air mata paman rio pun ikut membanjiri pipinya, begitupun bibi dea yang ikut memeluk kaki pria itu. aku hanya tertegun, tubuhku tidak bisa bergerak seperti patung, bagai mana bisa ini, masa depanku hancur seketika pada saat itu juga.
pria itu, lalu berlalu begitu saja sampil tertawa, tertawa yang seakan akan ingin memakan sesuatu, tertawa dengan penuh nafsu. lalu setelah pria itu beranjak pergi aku langsung bertanya lirih kepada bibi dea "ada apa ini bi?, apa yang sudah terjadi? mengapa pria jahat itu ingin memilikiku?, hutang apa yang hatus segera di bayar bi?". bibi memeluku dan berkata " sheina sayang maafkan paman dan bibi ya nak, beberapa waktu lalu pamanmu meminjam uang kepada tuan pandra dengan jumlah yang besar untuk menyelamatkan toko laundry kita yang sudah mau bangkrut, tetapi paman dan bibi tidak bisa untuk membayarnya, karena laundry kita semajin hari semakin sepi pelanggan, pamanmu sudah mencoba berbagai cara untuk membangkitkan lagi usaha laundry kita agar tidak bangkrut, tetapi tidak ada hasil nya nak", aku pun terdiam sambil mendengarkan cerita bibi dea, bibi juga bercerita bahwa paman juga sudah menggadai sertifikat ruko laundry ini kepada Bank.
" sheina, maafkan paman ya nak?, paman telah gagal, paman akan berusaha semampu paman mencari pinjaman untuk menebus hutang tuan pandra, maafkan paman kareba telah menyewakanmu ya nak, dan mengalami situasi seperti ini". ucap paman dengan raut muka yang sangat sedih.
kami bertiga hanya terdiam dan saling memandang satu sama lain
" ada apa ini, apa ini menjadi takdirku, sudah cukup aku kehilangan ayah dan ibu, aku tak mau kehilangan paman dan bibiku juga, tapi bagai mana dengan hutang itu, berapa banyak hutang itu?, apakah aku sanggup membayar nya". tanyaku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
suka suka
2020-11-05
2
Ipin Upin
ceritanya bagus.aq kasih like,Vaforite,komen ,bintang 5
2020-09-18
1
Mediena Asy Syauqiey
suka thor dgn ceritanya..aku lnjtkan
2020-09-17
1