Aku membuka mataku saat sinar matahari mulai merambat masuk. Kulihat jam ternyata sudah pukul 06.30 pagi. Aku melihat sampingku, Mas Jana sudah tidak ada disisiku. Sepertinya dia bangun terlebih dahulu.
Aku segera bangun dan membereskan selimut. Sepertinya tidak ada tanda-tanda Mas Jana di dalam apartemen, karena tidak ada suara sama sekali. Aku mencari ponselku dan mencoba menghubunginya, tapi ternyata ponselnya sedang dicharge. Paling-paling ia turun ke bawah untuk mencari sesuatu.
Aku kemudian masuk ke kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi aku keluar menuju ke dapur, dan kudapati Mas Jana sedang duduk di meja makan sambil membuka sebuah bungkusan.
"Mas, kamu kemana aja? dicariin enggak ada, eh ditelfon malah hp nya ditinggal.." Ujarku pada Mas Jana
"Maaf, aku tadi mau bangunin kamu tapi kayaknya lagi enak banget tidurnya hahaha.. Yasudah aku keluar sendiri aja." Balas Mas Jana sambil membuka makanan yang dibelinya.
"Lagian kamu keluar ngapain sih Mas..?"
"Yah, kan Istriku kayaknya enak banget tidurnya, terus aku udah laper. Jadi ya aku keluar cari makanan deh. ntar kalau Istriku bangun udah ada makanan yang siap, tinggal sarapan bareng.."
"Istri??? calon Mas... Hahaha jangan-jangan besok kalau udah nikah beneran malah enggak ada momen-momen kayak gini Mas. Kamu beli sarapan pas aku masih tidur.."
"Gak dong, aku tuh selalu sama Sayang.. Enggak akan ada bedanya. Udah yuk sarapan dulu, nih udah aku siapin"
"Hmm okedeh.. Makasih yaa Mas.."
Kami kemudian sarapan pagi dengan makanan sejenis nasi uduk dengan lauk daging. Aku masih tidak tahu nama-nama makanan yang ada di sini.Lebih tepatnya belum hafal.
Selesai makan aku membawa piring-piring kotor dan mencucinya. Mas Jana tiba-tiba menghampiriku dan memelukku dari belakang. Aku tidak menghiraukannya dan tetap melanjutkan mencuci piring. Mas Jana masih tetap tidak melepaskan pelukannya. Selesai mencuci piring ia malah menggendongku dan membawaku ke kamar.
"Mas kamu mau ngapain?"
"Enggak ngapa-ngapain.. Tenang aja"
Mas Jana membaringkan tubuhku di kasur dan kemudian menindihku. Ia menciumiku dari ujung kepala hingga ke leher.
"Mas Jangan.. Aku takut"
Ia tidak menanggapiku dan tetap melanjutkan aksinya. Aku takut kalau ia tetap akan melakukannya. Aku sudah pasrah saja. Tiba-tiba ponsel Mas Jana berbunyi. Ia beranjak dariku dan mengangkat telepon.
"Hello Sarah.."
"Ok, i'll be ready in 30 minutes"
"Bye.."
Mas Jana mematikan teleponnya.
"Siapa, Mas?" tanyaku
"Sarah.. Temanku yang mengantarku kesini kemarin. Yuk siap-siap sayang. Kemarin kan aku sudah bilang kalau akan mengajakmu piknik hari ini."
"Sama Kak Sarah?" tanyaku dengan muka kesal.
"Yaiyalah, mau sama siapa lagi. Dilanjut ntar malem yaah yang tadi hahaha"
Dia tersenyum nakal dan masuk ke dalam kamar mandi.
Aku menyiapkan beberapa potong pakaian gantiku dan Mas Jana. Dan membawa beberapa barang-barang yang akan kami perlukan selama piknik ini. Aku kemudian berganti pakaian dan menunggu Mas Jana bersiap-siap di ruang tamu.
15 menit kemudian Mas Jana sudah siap. Ia mengajakku turun kebawah. Kupastikan sekali lagi tidak ada lagi barang yang tercecer baru kemudian kami keluar. Mas Jana menelepon Kak Sarah lagi. Ia mengatakan bahwa kami sudah siap dan akan menunggu di depan apartemen. Sepertinya Kak Sarah sudah dalam perjalanan kesini. Kami tidak menunggu terlalu lama. Hanya berselang 10 menit mobil Kak Sarah sudah berhenti di depan apartemen dan membunyikan klaksonnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments