Menginjakkan Kaki di Negeri Gajah Putih

Pesawat kami lepas landas sekitar pukul 9.35 pagi. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam 30 menit untuk sampai di bandara Suvarnabhumi Thailand. Dan bagiku terasa sangat lama karena ini kali pertama penerbanganku tidak dengan Ayah dan Ibu atau bahkan Mas Jana. Aku dan Trisa saling menguatkan satu sama lain. Kami berjanji untuk saling menjaga dan selalu ada satu sama lain saat menyelesaikan studi nanti.

Sesekali aku memandang ke bawah lewat jendela, melihat begitu indahnya Indonesia dari ketinggian langit. Dan yang paling membuatku terharu adalah ketika pesawat mulai beranjak meninggalkan langit Indonesia. aku tidak bisa menahan sedihku. Trisa yang sedari tadi memandangiku memegang tanganku dengan erat. Bagaimanapun juga temanku hidup di 2 tahun kedepan adalah Trisa.

“Ta, enggak masalah kok kamu sedih. Wajar Ta karena kita akan hidup jauh dari orang-orang tersayang. Tapi ingat Ta, kita akan meraih impian kita bersama-sama..” Ucap Trisa untuk menguatkanku.

Aku mengangguk perlahan sambil tetap melihat keluar jendela.

“Iya Sa, aku tahu... Aku hanya sedikit sedih. Semoga saja sedihku akan segera hilang ya..”

Kami saling berpandangan dan tersenyum

Siang hari sekitar pukul 13.15 pesawat kami sudah mendarat di bandara Suvarnabhumi. Aku berhenti sejenak setelah turun dari pesawat. Kuhirup nafas dalam-dalam. Membiarkan udara negeri Gajah Putih memenuhi paru-paruku untuk kali pertama. Aku bersyukur akhirnya benar-benar bisa melangkahkan kakiku di negeri ini.

Akhirnya impianku menjadi kenyataan,

Sungguh aku masih tidak percaya, rasanya seperti mimpi.

Sekali lagi kubuka mataku lebar-lebar dan melihat sekeliling

Aku tidak sedang bermimpi, ini kenyataan

Kedua kakiku kini berpijak di bumi Gajah Putih

Aku berjanji akan melakukan sebaik mungkin

Agar ayah, ibu, dan mas Jana bangga denganku

Aku kuat, dan aku mampu

Aku yakin pasti bisa melakukan semua ini

Aku dan Trisa berjalan memasuki bandara untuk mengurus barang-barang kami. Setelah selesai, rombongan kami dijemput oleh staff kampus yang sudah disiapkan. Aku kemudian menghidupkan ponselku dan segera mengirim pesan kepada Ayah dan Mas Jana bahwa aku sudah mendarat dengan selamat di bandara Suvarnabhumi. Mungkin saja mereka sudah tidak sabar menungguku berkirim pesan dengan terus memegangi ponsel mereka.

Kami kemudian diantar untuk mencari makan siang terlebih dahulu. Baru kemudian diantar menuju ke asrama maupun apartemen masing-masing. Adapun aku dan Trisa lebih memilih untuk tinggal berdua di apartemen. Sejak jauh hari sebelum berangkat, kami sudah menghubungi pihak kampus untuk membantu mencarikan apartemen dengan fasilitas yang bagus, nyaman, dan tentunya dekat dengan fasilitas publik. Kami mendapatkan seharga 25.000 Baht per bulan . Jika dirupiahkan kira-kira akan hampir setara dengan 12 juta rupiah.

Aku dan Trisa sejak awal menginginkan tinggal di apartemen yang tidak terlalu dekat dengan kampus, agar kami bisa berjalan-jalan dan mengenal Thailand. Lokasi apartemen kami dekat dengan sungai Chao Praya dan bahkan dari jendela kami dapat melihat Grand Palace dan kuil Wat Arun. Sangat nyaman dan menyenangkan sekali. Dan yang paling menyenangkan, kami bisa naik kapal kapanpun kami mau.

Kami diantar oleh salah seorang staff dengan transportasi milik kampus. Selama perjalanan menuju apartemen mereka memberitahukan kepada kami tentang transportasi, tempat makan, tempat belanja, juga ruang-ruang publik lainnya. Paman staff kampus juga memberikan beberapa nasihat kepada kami bagaimana agar bisa menghemat biaya hidup dan agar kami bisa bertahan hidup jauh dari keluarga.

Nasihat dari Paman staff kampus kami dengarkan baik-baik. Kami menyadari mulai sekarang kami harus hidup berdua jauh dari keluarga. Hanya aku dan Trisa. Mau tidak mau kami hanya bisa saling bergantung satu sama lain. Dan yang pasti akan membuat kami agak susah untuk beradaptasi adalah aksara yang digunakan berbeda, serta bahasa yang tentu saja sangat berbeda dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mau tidak mau kami juga harus beradaptasi dengan hal tersebut. Aku pun hanya menguasi percakapan dasar dan berharap seiring

berjalannya waktu dapat semakin menguasai. Sehingga ketika berinteraksi dengan penduduk lokal akan mudah.

"Sawatdii khap.."

Seorang security menyapa kami di depan pintu masuk apartement. Perawakannya tinggi besar dengan kumis yang agak tebal. Aku dan Trisa mengatupkan dan juga membalas salam darinya.

"Sawatdii Kha.."

Paman staff yang bersama kami kemudian menjelaskan bahwa kami adalah mahasiswa yang akan tinggal di apartemen yang dipesannya beberapa waktu yang lalu. Dari apa yang kudengar sedikit-sedikit. Paman meminta security tersebut untuk membantu kami jika dalam kesulitan karena kami adalah mahasiswa Internasional yang berasal dari Indonesia. Kami kemudian menaikkan barang-barang yang kami bawa dibantu oleh paman staff dan security apartemen.

"Koop Kun Kha.. "

Kami mengatupkan kedua tangan dan berterimakasih kepada Paman staff dan Paman security. Tidak lupa kami bertukar nomor ponsel dengan Paman staff agar ketika kami butuh bantuan akan mudah. Paman staff kemudian pamit kembali, dan security kembali berjaga di pintu depan. Dari percakapan dengannya kami jadi tahu bahwa nama paman security adalah Paman Aroon

Aku dan Trisa kemudian mengemasi barang-barang dan lanjut untuk mandi membersihkan diri. Perjalanan dari bandara Suvarnabhumi hingga ke apartemen terasa sedikit melelahkan. Terlebih karena kami harus berkomunikasi dengan bahasa Thailand. Tentu saja kami harus mendengarkan baik-baik agar tidak salah dalam memaknai dan mengingatnya dengan baik.

Selesai beres-beres, aku kemudian menelpon Ayah. Sementara Trisa merebahkan dirinya di kasur sambil bermain ponselnya. Mungkin ia juga sedang mengabari keluarganya.

“Halo Ayah... Ibu.. Aku sudah sampai di apartemen sekarang.

Apartemennya nyaman banget” kataku dalam sambungan Video Call sambil menunjukkan bagaimana kondisi ruangan tempat tinggalku agar Ayah dan Ibu tahu.

Ayah dan Ibu tersenyum. Setidaknya mereka bisa sedikit lega bahwa anaknya juga tinggal di tempat yang sangat layak.

“Syukurlah nak..Apartemenmu bagus juga. Yang krasan ya di sana. Jangan kangen rumah terus. Oh ya kamu sudah makan belum?” Jawab Ayah dan Ibu di sambungan tersebut hampir secara bersamaan.

“Sudah dong, setelah dari bandara tadi kami diajak makan sama Paman staff dari kampus. Terus kami diantar kesini.” Jawabku.

“Yasudah kalau begitu kamu istirahat saja dulu. Kamu pasti lelah kan Ta.. Sampai disini dulu ya, Nak. Besok kita sambung lagi.”

Aku mengiyakan dan menutup sambungan video call. Kemudian aku mengirim pesan whatsapp kepada Mas Jana. Aku mengirimkan beberapa foto apartemenku pada Mas Jana agar ia juga tidak khawatir aku tinggal di tempat yang tidak layak.

Malam semakin larut, setelah berkirim pesan, aku memutuskan untuk tidur. Trisa sudah tidur terlebih dahulu sejak tadi. Kulihat ia tidak merasa aneh sama sekali dengan kehidupan di tempat barunya. Sedangkan aku masih merasa aneh dengan rumah baru ini dan hawa-hawa baru. Aku harus segera menyesuaikan diri dan segera berjalan-jalan untuk mengenal Thailand lebih jauh lagi. Minimal aku harus tahu setiap ruas jalan di Bangkok agar tidak

tersesat. Dan tentunya yang paling penting adalah mengenal tempat makan yang halal.

Episodes
1 Aku, Sinta Ismayana
2 Impianku Akhirnya Terwujud
3 Sarapan Terakhir di Indonesia
4 Kejutan Mas Jana Sebelum Keberangkatanku
5 Menginjakkan Kaki di Negeri Gajah Putih
6 Penyesuaian
7 Kabar Mendadak dari Mas Jana
8 Undangan Nat
9 Kedatangan Mas Jana
10 Bodohnya Kamu Ta!
11 Kali Pertama Tidur Denganmu
12 Piknik!
13 Mereka Tidak Menjawab Sama Sekali
14 Villa di Luar Bangkok
15 Sore Hari di Villa
16 Make Up Artist dan Seperangkat Attelier
17 Sepertinya Pertunangan Kak Sarah dan Pi Joy
18 Aku Salah Menduga
19 Kejutan!
20 Sebuah Reuni Sahabat Lama
21 Pagi yang Sangat Memalukan
22 Pantai!
23 Railay Beach
24 Menemui Papa Hamid dan Mama Carissa
25 Berpamitan
26 Kembali ke Bangkok
27 Bercanda Bertiga
28 Berburu Khao Tom
29 Bertemu dengan Klien
30 PENGUMUMAN
31 Siam Paragon Mall
32 Kabar Baik!
33 Terimakasih Sudah Mau Mengerti Aku
34 Melepas Mas Jana Kembali
35 Aku Tunggu Kamu, Mas
36 Secangkir Coklat Hangat
37 Apakah Aku Berlebihan?
38 Pertemuan dengan James
39 Semangkuk Khao Tom
40 Lumpini Park
41 Semoga Saja Dia Tahu Batasannya
42 Ucapan yang Tak Kumengerti
43 Terkejut!
44 Mengantar ke Kampus
45 Pasti Akan Kuakhiri
46 Mengakhiri
47 Kuceritakan yang Sebenarnya
48 Maaf
49 Terus Mengganggu
50 Sudah Cukup!
51 Sebuah Bukti
52 Melunak
53 Tak Sadarkan Diri
54 Pukulan Panas
55 Apa Kau Akan Melepaskan Tanganku?
56 Tentang James
57 Rencana Pernikahan
58 James Si Serba Bisa
59 Si Duo Konyol
60 Gaun Pernikahan
61 Apapun Yang Kamu Mau, Akan Aku Berikan
62 Mahar
63 Kembali ke Indonesia
64 Menikah itu Tidak Mudah (Part 1)
65 Menikah itu Tidak Mudah (Part 2)
66 Persiapan
67 Malam Pernikahan
68 Author Menyapa
69 The Wedding (Part 1)
70 The Wedding (Part 2)
71 Malam Ini Kau Milikku
72 Membara dan Memuncak
73 Apa Kau Ingin Segera Memiliki Anak?
74 Nenek Aida (Part 1)
75 Nenek Aida (Part 2)
76 Safiya
77 Tentang Nenek Aida dan Safiya
78 Fakta Lain
79 Wanita Tak Tahu Malu
80 Menjebak
81 Akan Aku Selesaikan Sendiri (Part 1)
82 Akan Aku Selesaikan Sendiri (Part 2)
83 Selesai Sudah
84 Tidak Akan Ada Lagi yang Berani Menyakitimu
85 Doa Dua Ibu
86 Kembali ke Thailand
87 Terlambat
88 Semua Butuh Privasi
89 Karena Kita Membutuhkannya
90 Harus Bersabar
91 Tidak Perlu Untuk Kecewa
92 Kelulusan
93 Sebuah Keputusan
94 Nasi Padang
95 Sarah (Part 1)
96 Sarah (Part 2)
97 Harapan Dalam Kehancuran
98 Luka Menganga
99 Kenyataan Mengejutkan
100 Kembali Dalam Pelukan
101 Untuk Yang Terakhir
102 Nekat
103 Huru Hara
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Aku, Sinta Ismayana
2
Impianku Akhirnya Terwujud
3
Sarapan Terakhir di Indonesia
4
Kejutan Mas Jana Sebelum Keberangkatanku
5
Menginjakkan Kaki di Negeri Gajah Putih
6
Penyesuaian
7
Kabar Mendadak dari Mas Jana
8
Undangan Nat
9
Kedatangan Mas Jana
10
Bodohnya Kamu Ta!
11
Kali Pertama Tidur Denganmu
12
Piknik!
13
Mereka Tidak Menjawab Sama Sekali
14
Villa di Luar Bangkok
15
Sore Hari di Villa
16
Make Up Artist dan Seperangkat Attelier
17
Sepertinya Pertunangan Kak Sarah dan Pi Joy
18
Aku Salah Menduga
19
Kejutan!
20
Sebuah Reuni Sahabat Lama
21
Pagi yang Sangat Memalukan
22
Pantai!
23
Railay Beach
24
Menemui Papa Hamid dan Mama Carissa
25
Berpamitan
26
Kembali ke Bangkok
27
Bercanda Bertiga
28
Berburu Khao Tom
29
Bertemu dengan Klien
30
PENGUMUMAN
31
Siam Paragon Mall
32
Kabar Baik!
33
Terimakasih Sudah Mau Mengerti Aku
34
Melepas Mas Jana Kembali
35
Aku Tunggu Kamu, Mas
36
Secangkir Coklat Hangat
37
Apakah Aku Berlebihan?
38
Pertemuan dengan James
39
Semangkuk Khao Tom
40
Lumpini Park
41
Semoga Saja Dia Tahu Batasannya
42
Ucapan yang Tak Kumengerti
43
Terkejut!
44
Mengantar ke Kampus
45
Pasti Akan Kuakhiri
46
Mengakhiri
47
Kuceritakan yang Sebenarnya
48
Maaf
49
Terus Mengganggu
50
Sudah Cukup!
51
Sebuah Bukti
52
Melunak
53
Tak Sadarkan Diri
54
Pukulan Panas
55
Apa Kau Akan Melepaskan Tanganku?
56
Tentang James
57
Rencana Pernikahan
58
James Si Serba Bisa
59
Si Duo Konyol
60
Gaun Pernikahan
61
Apapun Yang Kamu Mau, Akan Aku Berikan
62
Mahar
63
Kembali ke Indonesia
64
Menikah itu Tidak Mudah (Part 1)
65
Menikah itu Tidak Mudah (Part 2)
66
Persiapan
67
Malam Pernikahan
68
Author Menyapa
69
The Wedding (Part 1)
70
The Wedding (Part 2)
71
Malam Ini Kau Milikku
72
Membara dan Memuncak
73
Apa Kau Ingin Segera Memiliki Anak?
74
Nenek Aida (Part 1)
75
Nenek Aida (Part 2)
76
Safiya
77
Tentang Nenek Aida dan Safiya
78
Fakta Lain
79
Wanita Tak Tahu Malu
80
Menjebak
81
Akan Aku Selesaikan Sendiri (Part 1)
82
Akan Aku Selesaikan Sendiri (Part 2)
83
Selesai Sudah
84
Tidak Akan Ada Lagi yang Berani Menyakitimu
85
Doa Dua Ibu
86
Kembali ke Thailand
87
Terlambat
88
Semua Butuh Privasi
89
Karena Kita Membutuhkannya
90
Harus Bersabar
91
Tidak Perlu Untuk Kecewa
92
Kelulusan
93
Sebuah Keputusan
94
Nasi Padang
95
Sarah (Part 1)
96
Sarah (Part 2)
97
Harapan Dalam Kehancuran
98
Luka Menganga
99
Kenyataan Mengejutkan
100
Kembali Dalam Pelukan
101
Untuk Yang Terakhir
102
Nekat
103
Huru Hara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!