Kami berjalan menuju ke depan. Diiringi dengan alunan musik yang paling aku sukai. Kak Sarah dan Pi Joy menghilang dari pandanganku lagi. Tidak lama setelah kami sampai di depan, Kak Sarah dan Pi Joy membawa 4 orang dari arah samping booth menuju ke tempat kami berdiri.
Betapa terkejutnya aku ternyata yang dibawa Kak Sarah dan PI Joy adalah orang tuaku dan orang tua Mas Jana. Aku tidak bisa menutup-nutupi bahwa aku memang sedang sangat terkejut.
Bagaimana bisa mereka memberiku kejutan besar seperti ini dengan sangat rapi. Aku menatap mereka dengan perasaan kaget sekaligus bahagia. Orang tuaku dan orang tua Mas Jana hanya tertawa kecil melihat ekspresiku yang sangat terkejut. Mereka kemudian duduk di kursi yang telah disiapkan di dekat booth.
MC naik lagi di dekat kami dan mengatakan acara selanjutnya adalah melamarku. Seorang laki-laki menyerahkan mikrofon kepada Mas Jana. Pemusik kembali mengalunkan sebuah musik instrumental. Mas Jana mulai membaca sajak yang paling aku sukai milik Rabindranath Tagore, Geetanjali
Light, My light, The world filling light, The eye kissing light
Heart-sweetening light!
Ah, The light dances, My Darling, at the centre of my life,
The light strikes, my darling, The chords of my love,
The sky opens, the wind runs wild, Laughter passes over the earth.
The butterflies spread their sails on the sea of light. Lilies and jasmines
surge up on the crest of the waves of light
The light is shattered into gold on every cloud, my darling,
And it scatters gems in profusion.
Mirth spreads from leaf to leaf, my darling,
And gladness without measure,
The heaven’s river has drowned its banks
And the flood of joy is abroad.
Aku semakin terharu. Mas Jana mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya dan membukanya.
“Sayangku.. Hari ini aku melamarmu, maukah kamu menjadi Istriku? Menghabiskan sisa waktu bersama, dan menjadi Ibu dari anak-anakku..”
Aku menoleh ke Ayah dan ibu, mereka hanya tersenyum dan mengangguk. Ayah dan Ibu Mas Jana juga demikian. Mereka melemparkan senyum pada kami. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh tamu undangan. Diantara tamu undangan aku melihat Trisa, Song, Nat, dan Grace juga hadir. Aku sungguh terkejut tidak tahu kapan mereka datang dan siapa yang memberitahunya. Mereka semua tersenyum dan mengangguk.
Aku kembali menatap Mas Jana yang ada di depanku. Sorot matanya terlihat begitu bahagia. Aku kemudian memantapkan hatiku untuk mengangguk tanda menerima lamarannya. Ku ulurkan tangan kiriku dan membiarkan Mas Jana menyematkan sebuah cincin emas putih bermata berlian di jari manisku.
Semua yang hadir bertepuk tangan begitu meriah. Orang tua kami, Kak Sarah, Pi Joy, dan juga teman-temanku menghambur memeluk kami berdua secara bergantian. Kak Sarah mengisyaratkan kepada fotografer untuk mengabadikan momen ini. Tamu undangan kemudian dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Dan setelah selesai satu per satu mereka mengucapkan selamat kepada kami lalu kemudian pulang.
Setelah tamu undangan habis, kami sekeluarga dan teman-temanku duduk bersama untuk mengobrol dan menyantap hidangan yang sudah disediakan. Aku benar-benar terkejut. Bagaimana bisa mereka merencanakan dengan rapi. Bagaimana Ayah Ibuku, dan Ayah Ibu Mas Jana bisa menyusul kami di Thailand tanpa memberitahuku. Dan bagaimana teman-teman yang katanya sedang liburan di rumah Nat bisa secara tiba-tiba hadir di sini. Aku tidak mengerti bagaimana bisa mereka merencanakan ini semua dengan sangat rapi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments