Seharian Kamila menunggu balasan dari Revan namun tak kunjung ada. Ia pun memutuskan untuk menghubungi Revan kembali. Kebetulan Revan yang sore ini berada di cafe tanpa adanya Alya. Revan yang sedang duduk santai di salah satu kursi pengunjung sambil memainkan ponselnya menghentikan jarinya menggulir layar sebab ada telpon masuk.
"Halo Assalamu'alaikum...? "
"Halo waalaikumsalam... mas ini aku, Kamila"
"Hm. Ada apa lagi Mil? "
"Mas sudah baca pesanku? "
"Pesan? ", Revan mengernyit bingung.
" Iya, pesan tadi pagi aku kirim"
"Nggak ada tuh"
"Jangan bohong mas..jelas - jelas sudah mas baca !"
"Apa? Kapan? "
"Tolong jangan bercanda mas? "
"Hei Mil siapa yang bercanda, aku beneran nggak ada terima pesan kamu. Jangan mengada - ada kamu! ", Revan dengan suara agak lantang karena sedikit kesal. Untungnya saat itu cafe masih sepi hanya ada dua meja pengunjung.
"Mas kok ngomongnya kasar gitu dan lagi kenapa panggil aku nama? "
"Kamu yang bikin aku kesal. Sudah di bilang nggak ada pesan masuk masih aja ngotot. Trus soal manggil nama, memang kenapa? nama kamu kan memang Mila. Aneh kamu"
"Aku ada kirim pesan beneran mas tadi pagi dan udah mas baca"
Revan terdiam dan berpikir, 'apa Alya yang sudah membukanya trus di hapus? . Iya pasti Alya, siapa lagi yang bebas buka - buka ponselku kalau bukan Alya. Karena kita sudah sepakat boleh buka ponsel satu sama lain. Dan tadi pagi yang di kamar hanya dia'. Revan merasa curiga dengan sang istri namun ia tidak marah. Hanya saja ia penasaran sebenarnya pesan apa yang di kirim Kamila. Baru Revan akan menanyakan kepada Kamila namun sudah di sadarkan suara dari sebrang yang sedang ber telepon dengannya.
"Ting", ada notifikasi di ponsel Revan.
" Mas barusan ku kirim lagi pesan yang ku kirim tadi pagi"
"O iya. Nanti aku lihat"
"Panggil aku sayang ! "
"Maksudnya? "
"Panggil aku 'sayang' lagi mas seperti dulu ! "
"Apa...? ", Revan kaget dan tidak mengerti dengan jalan pikiran wanita itu.
" Panggil aku 'sayang'! ", ulang Kamila.
'Kenapa dengan wanita ini ? Apa setelah aku menikah dengan wanita lain dia jadi error ? ', batin Revan masih keheranan.
" Mas...? ", Kamila memanggil karena Revan hanya diam.
" Ah... iya", Revan kembali tersadar.
"Yang ku bilang tadi ? "
"Maaf Mil, rasanya panggilan itu sudah tidak pantas lagi ku tujukan kepadamu. Karena ada yang lebih tepat"
"Siapa ? Istrimu ? ", Kamila merasa kecewa dan tidak terima dengan jawaban Revan.
" Kamu sudah tahu jawabannya"
"Mas mencintainya ? Jawab jujur ! "
Revan berat untuk menjawab hingga ia memilih diam.
"Hm... sudah ku duga. Kamu tidak mencintainya mas. Karena cintamu hanya untukku"
Revan masih diam.
"Mari kita ketemu mas ! "
"Tidak bisa Mila"
"Sekali saja ? "
"Untuk apa Mil ? Aku sudah menikah"
"Iya aku tahu. Aku hanya ingin makan sekali aja sama mas, ya...? aku kangen makan bersama mas. Ya mas sekali aja, please ? ", Kamila berusaha merayu Revan.
" Sekali aja ya ? ", Revan menyerah karena merasa lelah dengan rengekkan Kamila.
" Iya, sekali aja", Kamila tersenyum licik di sebrang sana. 'sekali kena aku nggak akan melepaskanmu mas. Lihat saja nanti setelah kita ketemu'.
"Oke, kapan ? "
"Hm.. gimana kalau malam minggu nanti ? " , 'agar kita mengenang saat - saat pacaran kita ', batin Kamila dengan senyum - senyum. Ia berpikir rencananya akan berjalan lancar.
"Oke, jam dan dimana ? "
"Jam tujuh dan tempat yang biasa kita datangin dulu. Di cafe and resto xx"
"Baiklah. Kalau gitu aku tutup. Assalamualaikum...? "
"Makasih mas, waalaikumsalam"
Telpon berakhir, di lihatnya Rio berjalan menghampiri Revan. Rio sebenarnya dari tadi memperhatikan Revan dari meja kasir.
"Lagi telponan sama siapa hm...? ", Rio bertanya santai namun penasaran
"Kamila", jawab Revan singkat dan datar.
" Jangan main api bro ! ", Rio mengingatkan. Dan di angguki Revan.
" Eh ayo lihat laporan keuangan bulan ini ! ", Rio mengalihkan pembicaraan karena ia tidak mau membuat sahabatnya risih kalau membahas tentang Kamila.
Mereka berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke sebuah ruangan yang berada di belakang kasir.
Setelah melihat laporan keuangan cafe Revan memutuskan untuk pulang, ia tidak enak jika pulang agak larut sementara ia sudah berkeluarga. Beda lagi jika dulu ia masih bujangan, seakan bebas mau pulang jam berapapun. Seperti biasa sesampai di rumah ia di sambut sang istri.
"Sudah pulang... sudah makan belum? ", tanya Alya pada suaminya.
" Sudah tadi di cafe"
"Mau di buatin kopi? "
"Nggak usah tadi juga udah minum di cafe"
"Oh. Ya udah kalau gitu mas mandi gih udah ku siapin handuknya di atas meja ! "
"Hm. Faya udah tidur ? "
"Udah, sepertinya dia kecapekan tadi habis di ajak jalan om nya"
"Sandi ? Ngajak kemana ? "
"Iya, ke pasar malam "
"Oh, ya udah aku mandi dulu trus mau istirahat. Capek".
Alya duduk di atas kasur menunggu sang suami yang sedang mandi. Sembari ia menonton TV.
" Drrt drrt", ponsel Revan bergetar di atas meja.
Alya meliriknpintu kamar mandi sekilas lalu mengambil ponsel Revan. Ia langsung membuka pesan dari seseorang.
"Assalamualaikum mas lagi apa? "
"Waalaikumsalam baru mau mandi, ada apa?", balas Alya.
" Nggak, makasih ya mas? "
"Buat? "
"Mas udah mau kasih aku kesempatan ketemu sama mas "
"Oh itu, kapan kita ketemu lagi ? ", Alya mengira Revan sudah bertemu dengan Kamila.
" Lhoh kok ketemu lagi ? kan kita belum pernah ketemu lagi ? baru nanti malam minggu rencananya ketemu"
"Astaga aku lupa, maaf ? ", 'aduh... hampir aja', batin Alya.
"Hihihi mas lucu deh"
'ih lucu apaan...geli iya', batin Alya lagi.
"Ngomong - ngomong nanti kita ketemu dimana ya enaknya? "
"Gimana sih mas tadi kan udah sepakat di cafe and resto xx jam tujuh malam? jangan bilang mas lupa lagi? "
"Mas nggak lupa kok, cuma mastiin lagi sayang... siapa tahu berubah pikiran"
"Nggak lah kan di tempat itu ada banyak kenangan tentang kita, aku mau mengenang walaupun hanya sekali. Setelah itu... mungkin kita... "
"Mungkin apa...? "
"Mungkin kita nggak akan ketemu lagi, jujur aku sedih banget dan rasanya nggak rela"
"Udah jangan dipikirin itu! kita lihat aja nanti setelah ketemu! oke sayang...? "
"Iya mas. Aduh... aku seneng banget mas panggil aku 'sayang' lagi"
"Hm. Ya udah kalau gitu aku mau mandi. Jangan chat lagi ya nanti istriku tahu. Chat kalau udah dekat waktu janjian aja oke? Ini pesan darimu juga mau aku hapus takut di baca istriku"
"Idih... suami takut istri, jahat ya istrinya"
"Hush... "
"Hihihi iya iya"
Setelah selesai berbalas pesan, Alya pun langsung menghapus percakapannya dengan Kamila. Beruntung Revan belum keluar dari kamar mandi hingga percakapan mereka selesai. Sepertinya Revan tidak hanya mandi tetapi juga buang air besar.
'Hm... perlu kamu mas ya? Cih sekali aja ketemu ? sekali bisa jadi berkali - kali tau... ' batin Alya. Ia pun jadi memikirkan sebuah rencana yang akan membuat baik Revan maupun Kamila berpikir kembali jika ingin bermain di belakangnya.
Sedang Kamila ia senang bukan main karena ia mengira yang berbalas pesan dengannya adalah Revan. Ia tidak tahu saja jika yang berkirim pesan dengannya adalah istri Revan, Alya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments