Mengambil Hati

Setelah pertemuannya dengan Rio berakhir, Kamila segera pulang dengan naik taksi online. Sekitar pukul delapan lewat ia sampai di rumahnya. Sesampainya di rumah ia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya. Ia lantas mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mencari kontak seseorang. Di hubungi nya kontak tersebut terhubung namun tidak di jawab - jawab. Sedang di sebuah kamar dia sejoli sedang bermandikan keringat dengan di iringi ******* kenikmatan. Bagaimana Revan akan menggubris panggilan yang masuk di ponselnya sedang HP itu hanya bergetar dan dirinya tengah fokus menanam benih. Alya benar - benar membuat Revan pasrah di bawahnya. Kali ini mereka melakukannya di waktu masih agak sore lantaran Faya sudah tidur lebih awal dari biasanya. Revan yang tergoda dengan pantat Alya yang besar bergerak - gerak seiring langkah kaki mamaksanya untuk bermain. Alya yang sudah paham Revan memainkan pantatnya pun tak segan semakin menggoda Reva. Jadilah mereka membuat adik untuk Faya. Beberapa gaya pun mereka lakukan guna mendapatkan kesenangan sekaligus mencapai kenikmatan. Hingga lamannya hampir dua jam Revan sudah mulai lelah dan benih - benihnya sudah berontak dari tadi ingin di keluarkan. Alya sudah tahu dan sangat siap menerima benih dari Revan memposisikan diri supaya benih - benih itu masuk maksimal dalam rahimnya. Dan iya saatnya, Revan mendesah sedikit menggeram mengeluarkan semua cairan di dalam rahim Alya. Terasa hangat dan nikmat dirasakan Alya. Sesaat kemudian mereka saling menatap dalam diam dan keduanya tersenyum. Biarpun Revan belum ada perasaan cinta pada Alya namun ia sangat menikmati permainan di atas ranjang bersama Alya. Kemudian Alya bangkit dari kasur empuk itu dan pergi menuju kamar mandi membersihkan bekas - bekas percintaan dengan sang suami. Di kamar mandi ia masih ingat setiap sentuhan Revan dan wajah semangat Revan menghujam nya. Alya tersenyum sendiri di dalam kamar mandi merasa senang sekaligus malu. Di luar Revan mengambil po selnya. Dilihatnya ternyata ada panggilan dan chat masuk. Ia tahu itu siapa walaupun tidak ada namanya karena kontaknya sudah di hapus Revan.

"Mas kok nggak di angkat telpon ku? ", Isi pesan tersebut. Revan tersenyum kecut mengingat ia pernah di posisi begini. Menelpon tapi tak di jawab.

Revan lantas meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Ia memilih merebahkan diri di kasur karena kelelahan akibat aktifitas yang dilakukannya dengan Alya. Baru beberapa detik sudah menuju alam mimpi. Alya keluar dari kamar mandi menggeleng - gelengkan kepala melihat sang suami yang tadinya ingin ia suruh membersihkan diri di kamar mandi. Akhirnya ia berinisiatif mengambil sebuah kain kecil dan di basahi air. Di lap nya senjata suaminya tersebut yang tidak terbalut biarpun sehelai benang. Revan sebenarnya merasakan sensasi dingin namun ia membiarkannya saja tetap pada posisi mata terpejam. Ia tahu kalau Alya sedang membersihkannya. Setelah selesai Alya lantas menutupi tubuh Revan dengan selimut dan ia menyusul menyusup ke dalam selimut juga menanggalkan lingerin yang sempat ia pakai di kamar mandi tadi. Keadaan mereka berdua saat ini sama - sama bugil yang hanya tertutupi satu selimut.

Kamila kesal bukan main lantaran telponnya tidak di jawab oleh Revan dan pesannya hanya di baca tanpa di balas.

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari Revan terbangun dan memeluk Alya sambil mengecup - ngecup pundak Alya. Yang di peluk pun merasa terganggu namun senang. Alya membalikkan tubuhnya menghadap sang suami tanpa basa basi mereka saling memanggut dan ******* bibir hingga mereka merasakan seperti ada yang bergeluyur - geluyur di bagian inti mereka. Napas sudah semakin memburu dan terasa panas ruangan. Revan langsung memposisikan diri dan membuka kaki Alya lebar - lebar dan beberapa detik kemudian penyatuan terjadi hingga waktu menunjukkan setengah lima. Mereka pun menyudahi karena sudah masuk waktu subuh. Begegas mandi dan menunaikan shalat berjamaah. Selesai sholat Alya keluar dari kamar guna membuatkan kopi buat Revan, rutinitas setiap hari. Karena Revan memang penikmat kopi. Revan memainkan ponselnya sembari menunggu waktu untuk siap - siap kerja. Ponselnya berdering saat ia menggulir layarnya naik turun.

"Kring kring kring"

"Halo Assalamu'alaikum... ini siapa ya? ", Revan sebenarnya tahu siapa yang saat ini meneleponnya namun ia sengaja pura - pura tidak tahu. Ia juga sebenarnya enggan menerima panggilan dari orang ini akan tetapi ia penasaran.

" Waalaikumsalam... sayang ini aku", jawab suara di sebrang sana.

"Maaf mungkin anda salah sambung? "

"Tidak. Ini mas Revan kan? Mas ini aku Kamila. Apa kamu sudah tidak menyimpan nomorku? sudah lupa sama aku? sudah tidak mengenali suaraku? "

"Oh Kamila. Ada apa ya? "

'hah... ada apa dia bilang? ', batin Kamila.

"Sayang aku kangen... "

"Maaf Mila tapi kita sudah tidak punya hubungan apa - apa lagi setelah kamu membatalkan pernikahan kita. Dan sekarang aku sudah punya istri. Maaf kalau tidak ada yang penting lagi untuk di bicarakan maka aku akan tutup telponnya"

"Tunggu Yank... Apa secepat itu kamu melupakanku? "

"Lalu bagaimana dengan dirimu apa secepat itu kamu berubah pikiran untuk menikah denganku? Sudahlah jangan di bahas lagi! Kita sudah punya kehidupan masing - masing sekarang"

"Mas ayo kita ketemu! "

"Buat apa? "

"Ayolah sekali saja mas aku mohon ya...! di cafe yang biasa kita datangin"

"Maaf aku nggak bisa Mil, seperti yang ku bilang tadi aku sudah menikah"

"Mas... ", Kamila memelas.

" Hufft... , aku nggak bisa", sambil memejamkan mata Revan kembali menolak Kamila.

"Mas please! "

"Maaf. Tut", Revan memutuskan panggilan.

Tanpa Revan sadari bahwa dari tadi ada yang mendengarkan di balik pintu yang agak terbuka sedikit. Ya orang tersebut adalah Alya. 'Keterlaluan jika sudah di buat kecewa sedemikian rupa masih memberi celah bagi wanita itu', batin Alya.

"Mas... kopinya sudah siap di meja"

"Eh iya... makasih ya sayang? ", Revan kaget begitu mendengar suara Alya.

" Sama - sama mas"

Revan pun langsung keluar meninggalkan kamar dan Alya membereskan kamar. Di liriknya HP sang suami yang diletakkan di atas nakas sebelum yang punya keluar dari kamar.

"Drrrt drrrt", suara getar dari ponsel Revan.

Alya melihat layar ponsel tersebut ada sebuah notif dari seseorang namun tidak ada namanya. Ia melihat pesan yang terpotong 'Yank... aku masih cinta sama... '. Alya yang penasaran dengan kelanjutan pesan tersebut lantas membuka ponsel sang suami yang sudah ia tahu passwordnya adalah tanggal pernikahan mereka. Itu karena Alya yang meminta.

"Yank... aku masih cinta sama kamu. Ayo kita mulai dari awal lagi ! Dulu kamu pernah minta ke aku untuk melakukan hubungan suami istri kan sebagai pengikat diriku agar aku tidak bisa ke lain pria? Sekarang aku akan membuktikannya Yank. Aku benar - benar serius. Kita akan buat anak yang lucu seperti yang kamu bilang dulu. Aku pasti lebih bisa membuatmu bahagia daripada istrimu sekarang. Dia hanya janda yang sudah punya anak. Buat apa kamu mengurus anak yang bukan darah daging mu sendiri. Lebih baik mengurus darah daging sendiri yaitu anak dari hubungan kita. Iya kan? Aku tunggu kabar darimu sayang"

"Gila... wanita gila. Wanita yang seperti ini di sukai mas Revan. Gila, benar - benar gila. Maaf mas aku harus menghapusnya karena wanita ini bisa jadi racun buat rumah tangga kita", Alya sangat terkejut membaca pesan dari Kamila. Ia lantas menghapus pesan tersebut agar Revan tidak membacanya. Lebih baik Revan tidak membacanya karena bisa saja jadi terpengaruh dengan kata - kata Kamila mengingat Revan masih mencintai Kamila. Meskipun Revan tidak pernah mengatakannya kepada Alya namun Alya tahu bahwa di dalam hati Revan masih ada rasa cinta terhadap Kamila.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!