Pernikahan

Hari ini adalah hari pernikahan Revan dan Alya, sesuai yang sudah di sepakati acaranya di laksanakan secara sederhana di rumah pak Andi. Yang di undang pun hanya tetangga, kerabat, serta teman dekat saja. Walaupun sederhana namun kedua pihak keluarga terlihat sangat bahagia.

"Siapa mempelai wanitanya ini? ", batin Rio yang merupakan sahabat Revan. Rio memang belum tahu perihal ini karena ia belum sempat bertemu Revan. Ketika ia berncana ingin menjenguk Revan bersama sang istri tiba - tiba sang putra Robbin demam. Akhirnya pun gagal pergi ke rumah Revan waktu itu. Rio tersadar setelah mendengar suara dari sebelahnya yang tak lain adalah sang istri.

"Pa pengantinya Revan beda banget ya kalau di rias begini? "

"Iya", Rio asal jawab saja. Dalam hatinya 'bukan beda lagi lha wong memang lain orang'.

" Cantik ya pa? "

"Iya"

"Dari tadi cuma iya - iya aja jawaban papa? "

"Lha memang iya kan? "

"Tapi papa itu jawabnya seperti asal, nggak konsen"

"Perasaan kamu aja, udah ayo kita kasih ucapan ke Revan! "

Mereka pun berjalan menuju tempat pengantin untuk memberi selamat.

"Selamat ya bro... siapa dia? ", Rio berjabat tangan dengan Revan sembari berbisik di telinga Revan.

" Nanti ku ceritain", jawab Revan di angguki Rio.

Di tempat lain seorang wanita sedang berkirim pesan dengan seseorang yang merupakan teman sekolah sekaligus satu pekerjaan saat ini. Wanita tersebut adalah Dita sedang wanita yang di kirimi pesan adalah Kamila. Dita merupakan teman sekolah sekaligus tetangga satu kampung dengan Revan namun beda blok. Hubungan Revan dan Dita pun baik hingga saat ini.

Dita :

"Assalamualaikum Mil...? "

"Gimana kabarmu? "

"Sekarang dimana? "

Kamila :

"Waalaikumsalam, aku baik. Lagi di rumah, kenapa? "

Dita :

"Maaf Mil sebelumnya 🙏, barusan aku dari acara pernikahan Revan. Tapi kok mempelai wanitanya bukan kamu ? Bukannya harusnya kalian menikah? "

Kamila :

"Apa?"

"Mas Revan menikah ? dengan siapa? "

Dita :

"Iya hari ini dia menikah, aku nggak tahu siapa wanita itu. Memang kalian putus tah? Dari kapan? "

Kamila :

"Iya, kami putus belum lama ini".

Kamila membalas hanya demikian. Kemudian tidak melanjutkan lagi percakapannya dengan Dita dikarenakan sudah tidak semangat lagi harus berbalas pesan. Ia merasa kecewa pada Revan. Di sisi lain Dita merasa heran lantaran Kamila hanya membalas singkat. Dan setelahnya tidak ada percakapan lagi.

"Aneh", gumam Dita.

Di rumah pak Andi hingga sampai malam masih tampak ramai. Bukan tamu undangan melainkan keluarga besar pak Andi sedang berkumpul baik yang dalam kota maupun luar kota. Sebagian dari mereka akan menginap di rumah pak Andi dan besoknya baru pulang. Karena memang jarang - jarang mereka bisa berkumpul seperti ini. Revan dan Alya yang sebenarnya sudah merasa lelah pun mau tidak mau juga harus ikut bergabung dengan mereka.

"Kak jangan kasih kesempatan kalau itu perempuan suatu saat dekat - dekat mas Revan lagi kak! ", celetuk salah satu adik sepupu Revan bernama Rully kepada Alya. Ia kesal begitu mendengar cerita dari budhenya yang tak lain adalah bu Yani. Sedang Alya hanya tersenyum menanggapi ucapan Rully.

"Bener itu kak", sahut Rasya yang juga saudara sepupu Revan sambil mengacungkan jempolnya ke hadapan Alya.

" Apa - apa sih kalian ? Udah sana pada bubar! Aku sama Alya mau istirahat. Capek", Revan mengusir saudara - saudaranya tanpa sungkan.

"Ciye... yang udah gak tahan", goda saudara - saudaranya serempak.

" Daripada kalian pada ngomong ngalor ngidul gak jelas mending pada bubar dah! ", Revan tak mau kalah. Ia beranjak dari duduknya kemudian menarik tangan Alya membawanya menuju kamar.

" Huu... ", seru mereka yang di tinggal Revan dan Alya.

Sesampai di dalam kamar Revan lantas menyuruh Alya bebersih terlebih dahulu.

" Mbak... eh aku panggilnya apa ya sekarang? ", canggung Revan.

" Terserah saja... 'mbak' juga nggak apa - apa", balas Alya.

"Kalau 'mbak' itu agak... gimana kalau 'bunda' ? Bundanya Faya"

"Boleh"

"Tapi kalau berdua seperti ini panggil 'sayang' aja gimana ? ".

" Terserah mas saja, tapi kalau aku panggil 'mas' gimana? ", tanya Alya.

" Nggak masalah, terserah mbak... eh sayang mau tetap panggil mas juga nggak apa - apa"

"Oke"

"Eh tadi mas mau ngomong apa ya? "

"Oh yang tadi... nggak cuma mau bilang sayang bebersih di kamar mandi duluan aja. Nanti baru aku"

"Kita belum sholat isya' iya kan? Gimana kalau kita jamaah, mas jadi imamnya ? "

"Boleh"

"Oke deh kalau gitu aku bebersih duluan, nanti aku tungguin mas untuk sholat"

"He'em"

Alya pun berlalu masuk ke kamar mandi beserta membawa pakaian ganti. Revan menunggu sembari berubah di atas kasur. Ia membuka ponselnya dan ternyata banyak notifikasi gara - gara Rio yang memposting foto pernikahannya dengan Alya tadi siang di sosmed. Banyak yang memberi selamat padanya. Kemudian ada sebuah chat dari seseorang 'deg' Revan sontak terkejut. Ia tak menyangka wanita yang membatalkan pernikahan dengannya dan menghilang begitu saja tanpa kabar berhari - hari, tiba - tiba mengirim pesan padanya.

Love😘 :

"Sayang...? "

'Ada apa wanita ini? Kenapa tiba - tiba chat? Apa sih sebenarnya maksudnya? Kemarin dia tiba - tiba membatalkan pernikahan seenaknya sekarang kirim pesan? ', batin Revan.

"Jangan sampai Alya tahu nanti bisa salah paham dikiranya aku masih berhubungan dengan Kamila", gumam Revan.

Revan tidak membalas pesan dari Kamila, ia lebih memilih mengabaikannya. Ia menghapus pesan tersebut dan menghapus nomor telpon Kamila. Karena sudah tidak perlu lagi menyimpan apapun yang berkaitan dengan wanita tersebut. Beberapa menit kemudian pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Alya tanpa hijab.

"Deg", jantung Revan berdetak begitu melihat pemandangan alami yang begitu memikat.

" ****... ", dalam hati Revan mengumpat bersamaan mengalihkan pandangannya karena ketahuan oleh Alya yang sempat mengunci tatapannya. Entah apa yang dipikirkan Revan.

" Aku bebersih dulu ", ia berdalih sambil menyambar handuk yang sudah tersedia di atas meja. Alya hanya mengangguk.

" Sial, kenapa dia begitu cantik saat tidak memakai hijab. Cantik alami tanpa polesan dan tubuhnya... ", Revan bergumam sambil memejamkan mata di bawah guyuran air dari shower.

Beberapa menit di kamar mandi Revan pun selesai mandi dan bodohnya ia lupa membawa baju ganti. Alhasil ia hanya melilitkan handuk di pinggangnya saat keluar kamar mandi. Alya yang tidak sengaja melihatnya lantas memalingkan wajahnya karena malu. Revan sendiri sebenarnya juga sangat malu tapi ia tidak punya pilihan lain. Seandainya meminta Alya untuk mengambilkan pakaiannya di lemari ia juga malu kalau Alya melihat pakaian dalamnya. Jadi seperti ini kalau pengantin baru, serba canggung pikirnya. Alya berinisiatif segera masuk kamar mandi guna mengambil air wudhu dan tentu saja untuk menghindari kecanggungan. Revan merasa lega setelah kepergian Alya. Mereka pun mengerjakan sholat isya' berjamaah sesuai rencana.

Terpopuler

Comments

Ratulangi

Ratulangi

mulai seru kish in..✌😁

2023-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!