Di setiap langkahnya wanita tersebut sambil memperhatikan keadaan sekitar. Begitu banyak perubahan di kota ini setelah beberapa tahun terakhir kali ia meninggalkan kota ini. Dan hari ini ia menapakkan kakinya kembali di kota ini. Hati wanita itu terasa merinding tiap merasakan sensasi dingin AC ruangan dan entah kenapa berdebar. Kota ini sekarang benar - benar menjadi luar biasa.
Pov Alya
'Aku telah datang kembali ke kota ini. Kota yang dulu pernah menjadi KOTA HARAPAN bagiku. Saat itu aku bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan swasta. Di kota ini aku mempunyai harapan dimana aku bertemu dengan jodohku, membangun rumah tangga dengan seorang lelaki yang aku cintai. Namun harapanku pupus suatu hari. Ketika ibu menelepon, memintaku untuk resign dan pulang ke kampung halaman. Karena kala itu usiaku sudah memasuki usia wanita berkeluarga. Maka ibu menyuruhku pulang, menurutnya jika aku bekerja terus nanti malah tidak memikirkan pernikahan. Aku yang saat itu juga menyadari bahwa diri ini tak bisa membuktikan pada ibu untuk membawa menantu baginya akhirnya pun aku menyerah. Aku menurut pada ibuku untuk pulang. Walaupun sebenarnya aku sudah berusaha membuka hati untuk lelaki akan tetapi mungkin memang belum jodohku di kota ini. Aku berpikir mungkin ini yang terbaik. Aku dengan berat hati meninggalkan kota ini'
Sesampai di pintu kedatangan ada seorang lelaki yang memanggil wanita tersebut sambil melambaikan tangannya dekat sebuah mobil.
"Dek..? "
"Eh itu pakdhe", ucap wanita itu yang tak lain bernama Alya menunjukkan kepada sang putri bahwa mereka di jemput pakdhe. Yang tepatnya adalah kakaknya Alya.
" Hai bang...", Alya mengulurkan tangannya guna menyalami sang kakak dan mencium punggung tangan sang kakak.
"Halo anak kecil gimana kabarnya? ", sang pakdhe yang bernama Deddy tu menyapa gadis kecil yang bersama Alya dengan mengajak tos tangan mempertemukan kedua telapak tangan bertepuk.
" Baik pakdhe", jawab gadis kecil itu bernama Faya.
"Pakdhe nanti Faya di ajak jalan - jalan ya? ", gadis kecil itu berceloteh manja pada pakdhe nya. Alya yang memperhatikan hanya tersenyum bahagia.
" Iya dong. Pasti jangan khawatir. Ayo sekarang kita pulang ke rumah pakdhe! ", ajak Deddy menggendong Faya dengan tangan yang satunya menyeret koper Alya berjalan menuju sebuah mobil yang tidak jauh darinya dan di ikuti oleh Alya.
Dalam perjalanan sesekali Deddy berbincang dengan Alya sedang Faya yang duduk di kursi belakang melihat pemandangan kanan kiri.
"Giman dek kabar di kampung? ", Deddy membuka percakapan.
" Ya di kampung ya gitu biasa aja bang"
"Keluarga di sana gimana kabarnya? "
"Keluarga di kampung baik semua"
"Di sini sudah banyak yang berubah ya bang? Berubah pesat", lanjut Alya sambil melihat keadaan di luar lewat kaca jendela mobil.
"Iya. Di sini sekarang banyak di bangun hotel, apartement, mall, perumahan, perusahaan. Sekarang kan semakin membludak orang yang datang dari luar kota maupun luar negeri makanya banyak pembangunan". Alya mendengarkan sang kakak sambil manggut - manggut mengerti.
"Kita makan dulu atau mau langsung pulang? Tadi mbakmu sepertinya masak kepiting"
"Wah enak itu bang. Langsung pulang aja deh, kita makan di rumah aja"
"Nggak mampir beli sesuatu apa gitu siapa tahu Faya pengen beli camilan? "
"Faya pengen beli cemilan nggak? mumpung masih di jalan nih", tanya Alya pada sang putri.
" Hm... beli apa ya?", gadis kecil itu berusaha berpikir. Melihat ekspresi Faya membuat Deddy dan Alya tertawa.
"Hahaha"
"Ya udah ya udah nanti belinya sama kak Zacky aja ya? sekarang kita langsung pulang aja! ", putus Deddy.
" Iya deh", gadis kecil itu pun setuju. Setelah itu tak ada pembicaraan lagi. Deddy yang fokus mengemudi dan Alya yang masih memperhatikan keadaan di luar sepanjang perjalanan, Faya...? mungkin sama dengan Alya. Kurang lebih empat puluh lima menit perjalanan sampailah mereka di sebuah komplek perumahan. Mobil itu berhenti di depan rumah bercat coklat. Mereka kemudian turun yang ternyata di teras sudah ada yang menunggu kedatangan mereka, yang tak lain adalah Herli istri Deddy dan Zacky putra Deddy.
"Assalamualaikum? ", Alya, Faya, dan Deddy serempak.
" Waalaikumsalam", jawab Herli dan Zacky serempak juga.
"Hai...? ", sapa Herli pada Faya dengan nada yang di buat - buat sembari mencubit pipi gembul Faya gemas.
" Ih... budhe", Faya tampak kesal dan yang lain hanya tertawa.
Alya kemudian berjabat tangan dengan kakak iparnya itu, mencium punggung tangan sang kakak ipar serta cium pipi kanan kiri.
"Gimana kabarnya mbak? "
"Baik alhamdulillah. Kamu sendiri gimana dek? "
"Seperti yang mbak lihat aku baik juga, alhamdulillah"
Di sisi lain Zacky dan Faya,
"Nih salim kamu yang lebih muda nggak ngajak yang lebih tua salaman! ", Zacky yang protes pada Faya dengan menyodorkan tangannya. Faya pun menurut. Mereka memang kerap begitu kalau berkumpul. Suka jaim satu sama lain tapi saling menyayangi. Alya dan Herli hanya tersenyum melihat tingkah laku kedua bocah itu.
" Ayo masuk! ", ajak Herli pada Alya. Kedua anak kecil itu pun mengekor di belakang.
Di rumah pak Andi saat ini sudah lebih tenang tidak tegang seperti sebelumnya. Semua anggota keluarga sudah tahu perihal pembatalan pernikahan yang di inginkan Kamila. Semua berusaha menerima walaupun dalam hati mereka sebenarnya sangat kecewa. Tak ada gunanya juga seandainya mereka tidak menerima. Mereka saling menguatkan satu sama lain.
Malam harinya di rumah Deddy, tampak Herli dan Alya sedang berbincang di teras rumah menikmati suasana malam.
"Gimana dek? apa sudah ada calon? ", tiba - tiba Herli menanyakan perihal calon pendamping Alya.
" Belum mbak. Belum ketemu"
"Belum ketemu atau kamu yang belum bisa membuka hati? "
"Entahlah. Aku masih belum memikirkan itu saat ini"
"Ya bukannya mbak ikut campur masalah pribadi kamu, tapi kamu juga harus memikirkan masa depanmu dan Faya. Sudah tiga tahun berlalu setelah kepergian Fahri, menurut mbak sudah saatnya kamu mencoba membuka hati untuk seseorang. Untuk menata hidupmu dan Faya. Supaya ada yang menjaga dan melindungi kalian. Mbak bicara begini bukan untuk membuatmu risih, mbak hanya kasihan melihat kalian berdua. Rasanya kadang tak tega memikirkanmu berdua saja dengan Faya di rumah. Seiring berjalannya waktu ada kala Faya membutuhkan sosok seorang ayah. Begitu juga dirimu walaupun kuat menjalani hidup tanpa suami tapi kadang kala kita sebagai perempuan akan berada di posisi membutuhkan seseorang untuk bersandar. Mbak tahu kamu masih berat dengan Fahri tapi kamu harus memikirkan masa depanmu dan Faya. Cobalah membuka hati dan membuka lembaran baru! ", Herli memberi nasehat pada adik iparnya itu sambil menggenggam tangan adik iparnya.
" Iya mbak. Makasih nasehatnya"
"Kita semua sayang padamu dan juga Faya dek. Abangmu kadang menangis kalau memikirkanmu yang di tinggal suami disaat anak masih kecil. Kamu harus berusaha mencari nafkah sendiri dan mengurus anak sendiri. Abangmu pengen kamu segera mendapatkan pendamping. Agar ada yang menafkahi , menjaga dan melindungimu serta Faya"
"Iya mbak", hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir Alya karena menurutnya apa yang di katakan Herli tidaklah salah. Semua untuk kebaikkan dirinya dan putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nikfyni
yok bisa yok.....
2023-09-26
0
minsook123
Menyentuh banget.
2023-08-02
0