Refano melepaskan pelukannya setelah yakin Narura sudah merasa tenang. Narura menghapus air mata yang terus mengalir dipipinya.
"Aku akan menjagamu manusia" kata Refano.
"Tapi aku mau pulang " jawab Narura.
"Kenapa? "
"Karena aku tidak tahu untuk apa aku berada disini"
"Sudah ku bilang aku akan menjagamu "
"Kenapa kau yang baru bertemu denganku mau menjagaku? "
"Karena aku merasa kalau kau memang takdirku"
"Mendengarmu bicara seperti itu malah membuat aku makin takut"
"Aku tidak akan menyakiti dirimu, aku akan selalu ada untukmu"
"Bagaimana jika aku tidak mau? "
"Kau tidak punya pilihan lain"
"Iiihh kau dan adik sialanmu itu sama saja! "
"Tidak, aku dan dia berbeda, dia sangat berhasrat sedangkan aku tidak, aku masih bisa menahan hasratku"
Narura diam tidak mau berdebat lagi. Ini sia-sia. Pria berambut panjang itu berlalu meninggalkan Narura dalam kesendirian.
"Devano "
♡♥♡♥♡♥♡
Keesokan harinya, Narura berniat kabur dari istana milik Refano.
Perlahan, dia mengendap keluar dari balkon kamarnya. Narura melihat kebawah. Nyalinya ciut melihat ketinggian yang begitu memekakan mata.
"Bukannya aku bebas malahan nanti aku mati" gumam Narura.
Narura segera beranjak dan mencari tempat lain untuknya kabur.
Dia menemukan pintu yang terbuka lebar dibelakang istana. Dia segera bergegas menuju pintu itu namun ternyata ada 2 penjaga disana. Langkahnya terhenti saat kedua penjaga itu menoleh kearahnya.
"Apa yang anda lakukan disini Nn.? " tanya salah satu dari mereka.
"Emm.. Aku hanya.. Jalan-jalan" jawab Narura gugup.
Kedua penjaga itu saling pandang dan hendak mendekati Narura. Namun sebelum mereka mendekat, Narura segera bergegas kembali ke istana.
"Dasar penjaga sialan!! " teriak Narura. Dia mencari jalan lain dan menemukan pintu penghubung antara istana dengan taman samping istana.
Tanpa pikir panjang dia berlari keluar dan kebetulan tidak ada penjaga disana.
Narura sudah diluar istana namun dia baru sadar kalau taman samping istana itu dikelilingi benteng yang menjulang tinggi sekitar 8m.
"Hhh apa-apaan benteng sialan ini" gerutu Narura.
"Apa yang kau lakukan disini Narura? " Narura terkejut mendengar suara bariton itu dan menoleh kearah sumber suara.
Refano berdiri dibelakangnya dengan beberapa tangkai bunga ditangannya.
"Aku.. Hanya sedang jalan-jalan, kau juga sejak kapan disini? Lalu darimana kau tahu namaku? "
"Jalan-jalan ya? Hmm, dari tadi aku disini, aku tahu namamu itu tidak penting"
Narura menatap tajam Refano. Dia kesal sekali melihat ekspresi dingin pria tampan itu. Refano menatap mata Narura dengan penuh arti. Baru kali ini ada seseorang yang berani menatapnya seperti itu.
"Jika kau mau, terima ini" kata Refano sambil memberikan salah satu dari beberapa bunga yang dia pegang.
Narura menatap bunga berwarna hitam itu. Meski warnanya hitam, bentuknya sangatlah indah.
Narura menerimanya dan menghirup aromanya. "Chinnimon Mikotutsuki, Lambang kearoganan istana ini, seperti diriku" kata Refano.
Narura menoleh pada Refano. "Nama macam apa itu " gumam Narura kemudian berlalu meninggalkan Refano.
Narura membuang bunga itu setelah yakin dia menjauh dari pandangan Refano.
Narura terus mencari jalan keluar dan dia menemukan jendela besar disisi lain istana. Narura melihat kebawah. Dia yakin dia tidak akan mati jika jatuh dari ketinggian sekitar 3m itu.
Perlahan Narura menaiki kusen jendela dan berjalan pelan di bagian tembok menonjol dibawah jendela itu. Tembok itu sekitar 20cm,bisa saja membuat Narura kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke bawah.
Narura salah fokus dan dia limbung.
"Aaaaa!!! "
Greeepp
Sebuah tangan menarik tubuh Narura kepelukannya. Narura masih shock dan perlahan membuka kedua matanya. Dia melihat Refano memeluknya dengan sebelah tangan. Tangannya yang lain berpegangan pada kusen jendela.
"Kau mau mati? " tanya Refano dengan nada dingin
Narura yang mangap karena shock menggeleng. Refano menatap bibir indah itu yang mangap seolah meminta dilahap.
Refano melahap bibir indah itu. Narura terperanjat dan berusaha berontak. Namun pelukan Refano begitu kuat.
"Hhhh" desah Refano disela lumatannya. Narura berontak dan mengigit bibir Refano hingga berdarah.
Refano menghentikan lumatannya dan menatap Narura dengan tatapan kesal.
Refano membawa Narura kembali masuk kedalam ruangan istana dan menyeretnya ke kamarnya.
"Lepaskan aku!! Kenapa kau membawaku kemari!! Kumohon jangan sakiti aku!! " teriak Narura.
Refano mendorong Narura ke ranjangnya dan dia mengangkat kedua tangannya. Otomatis semua pintu dan jendela kamarnya tertutup. Semuanya gelap.
Refano mengarahkan tangannya ke lilin-lilin yang terpasang di dinding kamarnya dan di mejanya. Semua lilin itu menyala.
Ruangan itu kini memiliki pencahayaan yang temaram. Namun Refano masih bisa melihat jelas ekspresi panik dan ketakutan diwajah Narura.
"Kau lebih cantik apabila memperlihatkan ekspresi seperti itu. Baru kali ini ada seorang gadis yang mampu membuatku terangsang walau hanya menatapku" kata Refano menggema di kamarnya.
Narura tidak berkata apapun karena dia benar-benar takut.
"Aku akan bekerja dengan lembut jika kau tidak melawan" kata Refano.
Narura menggeleng-geleng gesah. Refano mendekatinya dan menindihnya. Narura menahan dada Refano dengan kedua tangannya.
"Biarkan aku menikmati setiap inci tubuhmu dan nikmatilah" desah Refano yang membuat Narura merinding.
Refano melahap bibir Narura dan menikmatinya dengan penuh napsu.
Narura berontak dengan memukuli dada Refano. Refano membiarkan Narura berontak meski memukuli dadanya. Baginya itu tidaklah sakit.
Refano meremas payudara Narura membuat Narura menggelinjang kesakitan.
"Hhhh"
"Lepaskn.. Hmmm.. Lepaskan.. Aku.. "
BRUAAAKKKK
Pintu kamar Refano didobrak. Refano menoleh. Narura tidak menyianyiakan kesempatan ini. Dia mendorong dada Refano dan berlari menjauh.
Narura menoleh ke ambang pintu. Dia tekejut melihat seseorang yang selama ini dia tunggu berdiri disana dengan tatapan penuh amarah pada Refano.
"Oh, hai Dev" kata Refano dengan tampang tak berdosanya seolah tidak terjadi apa-apa.
"Tutup mulut sialanmu itu!! " teriak Devano.
Perkelahian antar druckless bersaudara itupun tidak terelakkan.
Narura ketakutan melihat itu. Devano berhasil mengalahkan Refano saat Refano lengah. Dia segera menarik tangan Narura dan menghilang dari pandangan Refano.
"Aaarrrgghhhh sial!!! "
♡♥♡♥♡♥♡
Di istana Diamond, Narura dan Devano bertengkar. "Kau pikir aku tidak tahu apa hubunganmu dengan mantanmu yang berambut putih itu?! " bentak Narura.
"Aku kan sudah bilang kalau dia mantanku"
"Kau hanya bilang dia mantanmu saja, nyatanya dia calon mempelaimu dan kau pernah melakukan.... Tindakan sialan dengannya sebelum menikah!! "
Devano terdiam dan menatap Narura. Perlahan senyuman terukir dibibirnya. "Kau mencintaiku? "
"Iya!! " jawab Narura. Seketika Narura menutup mulutnya.
Devano memeluk Narura dengan penuh kasih sayang. "Aku juga mencintaimu Naru, sangat mencintaimu, itu hanya masa lalu, lagian itu sudah lama sekali. Yang pasti aku memilihmu dan mencintaimu sepenuh hatiku"
Narura membalas pelukan Devano. "Berjanjilah kau tidak akan melepaskan aku"
"Aku berjanji Narura Ayame"
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
ariasa sinta
2181
2021-12-28
0
yosh
haah......
2021-10-26
0
Suzana Miramin
cemburu apa la REFANO pada DEVANO
tengah tak bole nak hadam ni 🤔🤔🤔🤔🤔
2021-08-04
0