Sepulang dari kampus, aku pergi ke dokter. Untuk apalagi, aku mau test keperawanan. Aku duduk berhadapan dengan Dr. Miranda.
"Aku tidak mengerti, kenapa anda mau melakukan test keperawanan jika anda belum pernah melakukan hubungan intim" kata nya yang membuatku kesal.
Bayangkan saja, aku rela melakukan test ini dan dia seolah mencemoohkanku. Aku berharap suatu saat nanti aku tidak bekerja di tempat ini.
"Aku belum pernah melakukan hubungan intim. Aku hanya ingin memastikan. Apa anda bisa langsung saja pada intinya? " tanyaku berusaha menahan amarah.
Dia tersenyum. "Anda masih perawan"
Aku senang sekali dengan jawaban itu, tapi aku masih ingat tadi pagi, pria sialan itu dengan kejamnya memperkosa diriku dan aku bisa lihat sendiri darah keperawananku.
"Terimakasih dok" setelah itu aku pun pulang ke mansion sialan itu.
Aku membuka pintu ganda mansionku dan masuk. Aku tidak melihat keberadaan makhluk sialan itu.
Aku memasuki kamar dan kulihat sprei masih putih polos, hanya ada bercak putih yang aku yakini itu adalah cairan orang gila itu.
Aku membaringkan tubuhku disana. Rasanya hari ini melelahkan.
"Kau sedih? " aku terkejut mendengar suara bariton itu.
Perlahan aku membalikkan badanku kesisi lain ranjang ini. Tidak ada siapa pun. Bulu kudukku berdiri. Aku yakin kini dia dibelakangku. Aku bisa merasakan aura dinginnya.
Aku segera membalikkan badanku dan melihat kebelakang. Tidak ada siapa pun.
Aku memilih memakai selimut dan menutupi seluruh tubuhku dengan selimut.
Aku takut sangat takut. Kumohon seseorang tolong aku. Aku mau pindah saja ke apartemenku. Biarkan saja meski harus membayar sewanya.
Aku merasa tangan dingin memegang kepalaku dan membelainya dengan lembut. Aku tidak ingin seperti ini aku takut. Aku membuka selimutku dan melihat ke sekeliling tapi tidak ada siapapun.
Jangankan bergerak, menelan air liur pun aku susah. Aku pun kembali merebahkan tubuhku ke kasur dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut.
Persetan dengan bernapas, lambat laun aku pasti akan mati.
"Kau mencariku? " suara itu kembali terdengar. Aku merasakan tubuhku gemetar mendengar suara itu.
"Kumohon, jangan ganggu aku Tn. Hantu, bukankah kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan? Aku akan meninggalkan tempat ini.. Secepatnya" kataku memberanikan diri.
Terdengar pria itu mendecih.
"Aku tidak mengganggumu cantik, aku bukan hantu, aku belum mendapatkan apa yang kuinginkan, dan kau tidak boleh meninggalkan mansion kita" ucapan pria itu sukses membuatku makin takut.
Jantung ini rasanya ingin melompat saja dari tempatnya.
"Lihat aku" kata pria itu. Aku takut dan tidak yakin. Aku tidak mau. Tapi aku mengumpulkan segenap keberanianku dan melihat kesekeliling. Aku melihatnya.
Dia berdiri didepan cermin yang sama sekali tidak memantulkan bayangannya.
Rasanya tubuhku lemas melihat itu. Dia benar-benar berdiri didepan cermin. Namun cermin itu tidak menampilkan bayangannya. Kumohon aku takut.
"Jangan menatapku seperti itu Naru"
Aku berusaha menelan air liurku yang sulit kutelan. Padahal tenggorokanku benar-benar sudah kering.
Aku mengalihkan pandanganku dan tiba-tiba dia berada dijangkauan penglihatanku. Ah cepat sekali dia. Bulu kudukku makin meremang mungkin. Aku pasti sudah pucat pasi.
"Kkau ha..hantu" kataku.
"Aku bukan hantu"
"La..lalu kkau apa? "
"Aku makhluk yang berbeda denganmu, tapi aku bukan hantu. Aku adalah druckless, aku dari dimensi lain. Aku tidak memiliki raga seperti mu"
"La.. Lalu kenapa kkau jadi berada disini ?" tanya ku gemetar.
"Ini mansion ku, seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau berada disini "
"Ini rumah nenek buyutku. Aku.. Aku.. Aku tinggal disini karena memang hak ku"
"Kau gadis kecil yang waktu itu ya"
"Apa maksudmu? "
"Kita pernah bertemu sebelumnya"
Mendengar ucapan pria itu, aku makin takut. Aku ingat namanya Devano Lee, dia menyebutkan namanya waktu aku akan pergi ke kampus.
"Waktu itu kau masih kecil Naru"
Kecil dia bilang? Dan dia? Dia sudah tua? Ya tuhan tolong aku benar-benar takut.
"Sebenarnya apa yang kau mau" gumamku entah dari mana keberanianku bertanya muncul begitu saja.
Kulihat dia tersenyum tipis. "Aku mau dirimu saat ini, kau benar-benar membuatku jatuh cinta"
Aku merinding mendengar ucapan konyolnya itu. Ya tuhan aku memang pernah berdoa padamu untuk meminta jodoh yang tampan dan baik. Dia memang tampan tapi tidak baik dan yang lebih parahnya lagi... Dia hantu!!
Aku benci semua ini. Apa-apaan ini. Aku harus mengembalikan akal sehatku. Sepertinya aku memerlukan psikolog.
"Kau mau menikah dengan ku? " pertanyaan laknat itu dia ucapkan dengan entengnya.
"Tidak " kataku cepat.
"Kenapa? "
"Pertama kau menghantuiku, kedua kau memang hantu, ketiga kau merenggutku dengan... Paksa, keempat kau.. Kau menakutkan"
"Apa aku seperti itu? " tanyanya sambil memasang ekspresi berfikir. Aku yakin dia berpura-pura.
"Kuharap kau menyadarinya Tn. Hantu"
"Panggil aku Devano"
"Apalah itu kau menakutiku"
"Baiklah apa yang harus kulakukan agar kau tidak takut padaku? "
Kupikir dengan dia tidak muncul lagi dihadapanku, maka akan menjauhkanku dari masalah.
"Hmm? "
"Aku.. Aku.. Aku mau kau.. Jangan menggangguku"
"Tapi aku mau melakukannya, aku senang membuatmu takut"
Aku benar-benar muak mendengar jawaban konyolnya itu.
"Aku bahkan dengan senang hati akan melakukan hal seperti pagi tadi padamu, anggap saja itu sebagai bayaran sewa mansionku"
"Apa.. Itu menjijikan! Aku akan pergi dari sini! " aku pun membawa ponselku dan jaketku kemudian berlalu keluar dari kamar itu.
Aku menuruni tangga. Dan pada saat aku ingin keluar, seluruh pintu rumah ini tertutup dengan sendirinya. Jendela-jendela pun tertutup dan seolah terkunci dari luar.
"Kau pergi tanpa meminta izin dariku" suara itu terdengar lagi. Aku pun menoleh dan melihat pria itu melayang dari atas tangga mendekatiku.
Aku gemetar aku bisa merasakan tubuhku. Aku terkulai duduk dilantai. Aku tidak tahan baru sehari saja aku benar-benar diteror habis-habisan seperti ini.
Dia mendaratkan kakinya dan berjalan kearahku. Aku merintih karena takut.
"Kau akan mendapat hukuman" mendengar ucapannya aku yakin itu bukan sesuatu yang bagus.
Dia menarik tubuhku ke pelukannya. Aku merasa kedinginan.
Tiba-tiba aku merasa tubuhku melayang dibawa oleh pria sialan itu.
Kami melayang menuju kamar utama. Aku meronta dan berusaha melepaskan pelukannya.
Aku berhasil melepaskan pelukannya, tapi aku baru ingat aku sedang melayang dan aku pun terhuyung siap jatuh kelantai.
Aku merasa pusing. Biarlah jika aku mati aku akan bertemu kedua orang tuaku dan aku akan bertanya. Kenapa hutang mereka begitu banyak dan aku yang menanggung kesialan ini.
Tapi kurasa pria itu memelukku lagi dan melayang cepat ke kamar utama.
Aku merasa kepalaku pusing. Dia menatap ku. Aku bisa melihatnya.
Aku duduk diranjang kamar utama itu. Ruangan ini begitu indah berbeda dengan ruangan lain. Semuanya berwarna gold.
"Ini kamarku" kata Devano.
Aku menatap pria itu yang juga menatap ku.
"Apa yang kau lihat? " tanyaku.
"Calon istriku" jawaban yang tidak aku harapkan
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Diankeren
berapa x bca novel mu adegan plesples'y pmksaan smua
ni otor'y yg halu apa pnglman pribadi ye 🤔🤣🤭
b'janda tor ✌🏻
🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️💨💨💨💨💨💨
2024-07-29
0
RahaYulia
berarti yg udh g perawan cuman jiwamu aja 😂😂😂
2024-02-15
0
shah😎😎
sangat bagus
2022-09-09
0