***Narura Ayame***
Aku adalah salah satu gadis yang tidak beruntung. Kenapa aku bilang begitu? Karena orang tuaku meninggal dunia dan meninggalkan hutangnya hingga aku bingung harus pake apa membayarnya.
Aku sekarang hidup sebatangkara. Aku pun menjual rumah orang tuaku untuk melunasi hutang mereka. Kudengar, nenek buyutku memiliki sebuah rumah.. Ah tidak, mansion disekitar Okarinawa kebetulan dekat kampusku.
Saat ini aku masih tinggal diapartemen dekat kampusku. Aku ingin bertanya pada bibiku apakah benar ada mansion milik nenek buyutku disekitar Okarinawa.
Aku pun pergi kerumah bibiku. Aku disambut Bibi Akami, jangan pikirkan warna wajahnya tentu dia putih dan mulus tidak merah seperti namanya.
"Hai Narura, apa kabarmu" sapa bibi Akami. Aku tersenyum untuk menjawab pertanyaannya. "Aku baik bibi, bagaimana dengan bibi dan yang lainnya? " tanyaku.
"Pamanmu bekerja di Tokyo, Miyaki masih tinggal disini dengan Anzo suaminya"
Aku ber'oh ria setelah mendengar jawabannya. "Bibi harap kamu tinggal disini menemani bibi"
"Oohh hehe itu tidak usah bi, aku tidak mau merepotkanmu" kataku. Padahal aku sangat kesal pada Miyaki yang sering membullyku dulu hingga aku kehilangan pendengarangku yang kiri. Entahlah apa yang dipikirkan wanita itu hingga mau menyakiti sepupunya sendiri.
Bukannya aku mau menolak kebaikan bibiku, aku hanya tidak nyaman dengan Miyaki. Aku juga ingin membuktikan kalau aku bisa lebih mandiri daripada wanita manja itu.
"Kudengar kau menjual rumahmu" seseorang membuyarkan lamunanku. Itu Miyaki, aku menatapnya dengan tajam tapi kemudian aku tersenyum ramah padanya. Ya setidaknya aku bisa berakting padahal aku mengambil jurusan kedokteran di kampusku.
Bibi menoleh pada Miyaki dan menatapnya dengan kesal. "Jangan menyakitinya, kau sudah cukup dewasa untuk menyapanya"
"Itu benar Miyaki, aku menjual rumah itu untuk membayar hutang kedua orang tuaku" kataku menghentikan kemarahan bibi. Tampaknya bibi menyesali ucapan anaknya yang menohok. Namun aku sudah terbiasa mendengar kata-kata laknat dari mulut anaknya itu.
"Jadi kau kemari untuk menumpang? " tanya Miyaki. 7 tahun aku tidak mendengar kata laknat dari mulutnya karena jarak. Dan sekarang aku mendengarnya lagi.
"Tidak, tentu tidak, aku masih punya apartemen" kataku tidak mau dipandang rendah.
"Miyaki jaga bicaramu, baiklah Narura, kurasa bibi harus menunjukkan sesuatu" kata Bibi serius. Aku menoleh pada bibi.
"Ayo ikut dengan bibi" aku pun berjalan mengikuti bibi menuju halte bus. Kami pun menaiki bus yang bertujuan ke Okarinawa.
Belum sempat aku bertanya soal mansion itu. Tapi tidak apalah nanti bisa kubicarakan.
Setelah melewati beberapa jalur termasuk kampusku, bus berhenti di terminal. Kami pun sampai disebuah mansion yang sangat besar.
Aku sempat berfikir, apakah ini mansion nenek buyutku? Ah tidak mungkin semewah ini.. Tidak mungkin!
Bibi mengajakku masuk. "Ehh tunggu bibi, apa pemilik mansion ini tidak akan marah jika kita masuk? " tanyaku.
"Ini mansion milik nenekku" jawaban bibi membuat ku agak tenang.
Kami pun memasuki mansion yang terlihat kotor dan lusuh itu. Didalam banyak sekali barang antik dan tradisional khas Jepang.
"Kuharap kau mau membereskannya" kata bibi. "Emm iya" jawabku ragu.
"Kau bisa tinggal disini" aku tersenyum mendengar ucapan bibiku.
"Maafkan Miyaki ya, sampai saat ini pun dia belum dewasa" tentu saja dia kan terlalu dimanjakan.
"Tidak masalah bibi. Terimakasih bibi telah mengantarku"
Bibiku tersenyum. Tiba-tiba, sesuatu jatuh di ruang keluarga. Kami terkejut dan mengecek ketempat itu. Tapi tidak ada sesuatu yang mencurigakan.
Bibiku pun pamit. Kini tinggal aku sendiri dirumah itu. Aku membereskan rumah itu dimulai dari menyapu ruangan, mengelap kaca, menyapukan halaman dan membuang dedauna kering di kolam renang.
Aku merasa lelah dan memutuskan duduk disofa diruang keluarga. Tiba-tiba aku mendengar suara bisikan.
"Cantik "
Aku tidak yakin dengan suara itu, namun rasanya nyata. Tidak mungkin aku bisa mendengar suara itu dengan kondisi telinga kiri ku yang agak bermasalah dari kecil.
"Cantik "
Untuk yang kedua kalinya aku mendengar suara itu. Aku benar -benar merasa takut.
Aku pun berlalu ke kamar untuk tidur menghilangkan rasa takutku.
Aku pun melelapkan badanku dan menyelimuti sekujur tubuhku.
Braakk
Aku terhenyak mendengar jendela kamar yang terbuka kasar. Aku segera menutup jendela itu kemudian kembali tidur dan menyelimuti seluruh tubuhku dengan selimut.
Perlahan aku merasa mengantuk dan aku hampir mencapai mimpiku tapi suara langkah kaki membuatku mengerjap.
Aku kembali tersadar. Langkah itu kini menaiki tangga. Sialan! Apa mungkin mansion ini ada hantunya? Jika iya aku menyesal mau tinggal disini.
Langkah itu menuju kekamar ini. Aku benar-benar tidak bisa menguasai ketakutanku.
Kreeeekk
Kini terdengar pintu kamarku dibuka. Aku bersumpah jika itu pencuri, akan kubunuh dia!
Kini kudengar langkahnya semakin dekat menghampiriku.
Aku menahan napasku. Bagaimana jika dia membawa kapak? Atau linggis? Atau mesin gergaji? Arrgghh
Kini aku merasakan berat badannya. Sepertinya dia duduk ditepi ranjangku.
Aku tidak sanggup lagi. Jika aku punya cukup keberanian, aku akan berteriak dan meminta tolong.
Aku merasakan tangan dinging memegang kepalaku yang tertutup selimut.
Bulu kudukku berdiri. Tangannya begitu dingin sangat dingin. Hawa di kamarku juga menjadi dingin.
Mungkin besok aku akan membawa pisau sebelum tidur untuk berjaga-jaga.
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sutiamah Indonesia
seru
2023-01-05
0
Sutiamah Indonesia
seru
2023-01-05
0
Maryana Fiqa
deg degan ceritanya,, jd penasaran gmn selanjutnya🤔🤔🤔
2022-10-24
0