Narura bergegas menuruni tangga dan kini dia sudah berdiri didepan pintu kamar ke 3 temannya yang satu kamar dengan kekasih mereka.
Narura perlahan membuka pintu. Tapi ditahan sebuah tangan dingin. Hampir dia berteriak tapi tangan dingin lainnya membekap mulut Narura.
Ternyata Devano. "Jangan ganggu mereka. Sekarang tatap aku. Aku akan membuatmu tidak bisa terlihat oleh mereka " bisik Devano.
Entah apa yang membuat Narura menganggukkan kepalanya.
Narura menatap mata Devano yang berubah merah. Narura pun membuka pintu kamar.
Jantungnya seakan ingin berhenti saat itu juga saat melihat mereka semua tengah saling memberikan kenikmatan.
Narura menutup mulutnya tak percaya. Devano menggeleng-geleng tidak suka.
Narura mual dan menggeleng jijik. "Hhh mereka telah mengotori mansion ku, mereka harus dihukum" kata Devano.
"Aku tidak menyangka merasa seperti itu "
"Ah sudahlah, kau mau aku melakukan apa agar mereka merasa bersalah padamu? "
Narura melenggang pergi ke kamarnya.
Devano menggeleng pelan kemudian menghilang dari kamar itu.
Narura melemparkan tubuhnya ke ranjang. Dia menangis. "Padahal aku sangat mencintaimu, aku sudah yakin kau adalah pria yang baik untukku"
Devano berdiri diambang pintu dan terlihat sedih melihat Narura yang menangis.
Sementara itu Narura masih menangis.
Devano menghampirinya. "Naru, abaikan saja pria semacam dia" bisik Devano lembut.
Narura membalikkan badannya dan menatap Devano dengan tajam.
"Aku juga bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan mereka! " kata Narura.
"Apa kau bil... Hmmpppptt" tiba-tiba Narura melahap bibir Devano. Devano terkejut dengan aksi Narura yang tidak biasanya seperti itu.
"Dia rela melakukan ini dengan ku hanya untuk membalas pria itu " batin Devano.
Narura melepas jaketnya sendiri. Devano mendorong Narura.
"Kau ini apa-apaan" gerutu Devano.
"Bukankah kau juga menginginkannya! "
"Iya, tapi aku mau kau juga menginginkannya. Kau seperti ini karena kau ingin mah membalasnya, bukan menginginkannya! "
Narura menangis.
"Aku berjanji akan menyelesaikan mereka " kata Devano kemudian menghilang dari pandangan Narura yang masih menangis.
Sementara itu para remaja yang masih melakukan kegiatan mereka. Tiba-tiba lampu mati.
Mereka terkejut dan mengakhiri kegiatan mereka. Terdengar suara aneh dari depan mansion. Seperti langkah kaki yang diseret diatas daun kering. Padahal jelas halaman mansion bersih tidak ada daun kering.
Langkah itu terdengar sangat jelas. Membuat mereka merinding ketakutan.
Brakk
Tiba-tiba jendela kamar terbuka membuat mereka kaget. Ryuuga memeriksa jendela kemudian menutupnya.
Tiba-tiba, gelas berisikan air di nakas jatuh ke lantai dan pecah. Airnya merembes. Anehnya, air itu makin banyak dan banyak.
Semuanya panik. Mereka berusaha membuka pintu namun nihil. Jendela yang tadi terbuka, dibuka paksa oleh Mui, namun tak kunjung terbuka.
Kini air itu mencapai lutut mereka. Mereka berteriak minta tolong.
Sementara itu, Devano tersenyum setan didepan pintu kamar itu sambil melipat kedua tangannya di dada.
Narura tidak mendengar teriakan mereka.
"Toolooong!! Naru!!! " mereka berteriak ketakutan. Air sudah sampai leher mereka.
"Narura!!! Tolooong!!! "
Akhirnya, air itu meneggelamkan mereka. Mereka masih meronta dan berusaha mencari jalan keluar.
Narura masih menangis. Tangan dingin membelai kepalanya.
Narura mendongkak. Ternyata Devano. Tiba-tiba Narura memeluk Devano dengan erat.
Devano terkejut dengan aksi Narura yang tidak seperti biasanya.
"Aku sudah membereskan mereka "
"Kau membunuh mereka? "
"Tidak, mungkin mereka mengira mereka mati. Padahal itu halusinasi mereka "
Saat ini mereka semua terkulai tak sadarkan diri. Di kamar itu tidak ada air, semuanya normal.
"Hmm" Narura merebahkan tubuhnya ke ranjang.
"Apa yang kau inginkan? " tanya Devano.
"Aku mau.. Dipandang baik oleh semua orang. Aku tidak mau direndahkan siapapun"
"Bagaimana jika aku mengabulkannya? "
"Memangnya kau bisa apa? Aku tidak mau apalagi kau pasti akan meminta imbalannya"
"Tidak akan"
"Bagaimana caranya? "
"Lihat saja besok"
Devano menghilang dari pandangan Narura. Narura yang sudah terbiasa dengan menghilangnya Devano tidak ambil pusing.
Dia bisa berteman dengan Devano seorang hantu, ah entah hantu atau setan atau makhluk apa. Yang pasti Narura sudah pasrah dengan cobaan hidupnya yang menyedihkan.
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
ariasa sinta
2721
2021-12-27
0
Naya Kunaya
sam katanya ga suka sama sikap temen2nya sex bebas, kok ikutan, munafik
2021-09-02
0
Yolan Zian
katanya td temennya bawa pacar semua trus sam ngelakuin begituan sama siapa dong....🤔🤔🤔
2021-06-23
5