Berobat ke LN

" Hmmmm..... ", Aji sengaja menahan jawabannya, membuat Early melihat sambil mengerucutkan bibirnya.

" Iya.... besok kalau mau berangkat kesini mas telpon dulu".

" Tapi ponsel Early ga tau dimana.... udah hilang kali".

" Kalau begitu lewat kontak batin ya.... telepati", Senyum Aji menggoda Early.

" Iya.... boleh, kalau nyambung ... hebat... hiihiii".

" Cepet sembuh... mas pulang ya".

" Iya". Early mengulas senyum tipisnya.

" Kami pulang dulu", pamit Aji pada Diwan dengan menyalaminya begitupun dengan Doni yang ikut menyalaminya.

" Ibu... Nona kami pamit, lekas sembuh" Pamit Doni. Mereka berdua mengangguk sambil tersenyum.

" Iya makasih pak Doni". Doni hanya mengangguk.

Aji dan Doni meninggalkan ruangan itu.

" Mas.... Mama haus". Lirih mamanya kemudian.

" Dikit dulu ya Ma.... buat basahi bibir aja". Diwan dengan telaten menetesi air minum ke bibir Mamanya.

🌺🌺🌺🌺🌺

Sudah beberapa hari Early dirawat dan dia sudah diperbolehkan pulang mama Karmila pun juga begitu, tetapi mama harus terus kontrol dan juga terapi untuk melatih otot ototnya berjalan normal lagi setelah patah tulangnya disambung dengan Pen.

Sementara pak Wirya masih koma, itulah yang membuat Early dan Diwan merasa sedih, sudah seminggu lebih papanya belum menunjukkan akan bangun.

Bahkan Dokter menyatakan jika kondisinya makin memburuk, akhirnya Early pun menangis sejadi jadinya sambil menggenggam tangan pak Wirya.

" Papa bangunlah.... bangun pa...papa..." Early menangis di ruang perawatan papanya, tangannya menggenggam erat tangan papanya yang tidak diinfus, " Papa... Bangun". di ruangan itu hanya terdengar alat untuk detekti pacu jantung Defibrilator, sungguh miris rasanya hati Early melihat kondisi Ayahnya.

untuk sekian lama Early menangis didekat tubuh yang diam tak bergerak itu, hanya suara hembusan nafas yang terdengar seperti berat keluar dari hidung papanya yang dibantu dengan selang oksigen.

" Dik.... makan dulu .... itu mama menunggu adik di ruang tunggu untuk makan", Diwan masuk keruangan itu untuk memanggil Early makan.

" Mas.... Adik belum lapar".

" Dik.... makanlah dulu jangan membantah napa... cepet sana". Sungut Diwan. Akhirnya Early pun keluar ruangan itu setelah. melepas baju khusus menjenguk pasien.

" Ma...." Sapa Early pada mamanya yang sudah menunggu nya duduk diatas kursi roda.

" Makan dulu.... sini mama suapin",

" Biar Early sendiri ma".

" Ly...... mama ingin membawa berobat keluar negeri".

" Iya ma lakukan yang terbaik untuk Papa... kita usahakan biayanya".

Meskipun Early bekerja dari kecil namun mama tahu biaya untuk papa Wirya ini tidak sedikit sementara Early belum lama membangun rumah yang diimpikannya yang pasti itu hampir menguras selurus tabungannya.

" Mama sudah bicara sama dokter?".

" Sudah Ly... dan Dokter juga menyarankan untuk rnencari pengobatan terbaik selagi kondisi papa masih stabil bisa di bawa, mungkin kalau dinanti nanti takutnya akan lebih buruk atau makin drop".

" Kalau gitu secepat ya ma.... mama bicarakan lagi sama Dokter agar lebih cepat mendapat tindakan yang lebih bagus, Early ingin Papa cepat pulih".

" Oke...., Tapi kamu pun untuk sementara belum bisa syuting karena kondisimu juga Ly".

" Ga masalah Ma... untuk mengurus masih ada tabungan Early hasil dari beberapa kontrak kerja kemarin".

Akhirnya mama membuat keputusan jika besok Pak Wirya akan dipindahkan ke salah satu RS di negara W.

Dengan peralatan untuk mendukung medis dan menyewa pesawat pribadi akhirnya Pak Wirya pun sampai di Negara yang dimaksud.

Mama, Early dan juga Diwan ikut bersama, berita itu keberangkatan Papa Early itu menjadi tranding topik hari ini.

Sehingga Aji dan Doni yang sedang makan siang disebuah kafe. pun jadi tahu karena siaran di televisi.

" Hmmm..... pak Wirya di bawa ke Negara W?".

" Iya itu beritanya Tuan...".

" Don.... jadwalkan untuk semua rapat besok di undur".

" Baik Tuan".

Rupanya tuanku ini memang telah jatuh cinta dengan Nona Early, tapi.... semoga usaha Tuan kali ini berhasil, Gumam Doni dalam hati.

Aji berencana menyusul Early di Negara W, ingin memastikan perawatan pak Wirya dan juga melihat kondisi keluarga Early disana.

🌺🌺🌺🌺🌺

Waktu sudah menjelang sore ketika Keluarga Early selesai dalam pengurusan administrasi dan pak Wirya telah di bawa masuk ke dalam ruang khusus untuk pasien koma, dokter juga telah selesai memeriksa keseluruhan dari kondisi pak Wirya.

" Ma.... mama tunggu diapartemen saja, istirahat baru besuk kesini lagi". Diwan menyarankan mamanya untuk istirahat di apartemen yang telah mereka sewa.

" Nanti saja kalau sudah agak malam, mama masih ingin disini".

Sementara Early masih sibuk mengobrol dengan sang Papa yang masih koma.

" Pa.... semoga ditempat ini papa bisa mendapat pengobatan yang bagus dan segera sadar kembali, Early ingin papa segera pulih". Early mengusap lembut tangan papanya.

Sementara di luar Mama nampak mengobrol dengan seseorang yang baru saja datang dan berniat mau melihat keadaan pak Wirya.

" Assalamualaikum Ma....".

" Eh, Mas Aji.... waalaikum salam , kok langsung tau kalau kita disini?'.

" Iya, tadi lihat berita.... kebetulan pas berada di negara ini jadi mampir", jawab Aji berbohong.

" Terima kasih, sudah mampir, Mau lihat bapak? didalam sedang ada Early".

" Iya Ma.... nanti saja nunggu Early keluar".

" Bagaimana kondisi mama sekarang?".

" sudah mendingan tinggal terapi jalan, biar bisa jalan lagi normal seperti biasa".

" Lakukan disini saja.... nanti Aji bantu mencarikan dokternya".

" iya mas, mungkin terapi 2 x lagi mama sudah bisa jalan kok".

" Ma.... kalau Aji ngomong serius sama .... Boleh?".

" Boleh.... mau bicara apa?".

" Aji mau ngelamar putri mama.... Early".

" Selama ini nak Aji sama Early pacaran?".

" Hmnm.... belum eh tidak ma".

" Nanti jika Early nya ga mau gimana?".

" Bujuklah ma.... Aji serius ma.... ".

" Nanti kalau Early mau, Aji bantu biayayain pengobatan papa disini sampai tuntas dan juga terapi mama serta semua biaya akomodasi selama disini Aji yang tanggung ma, tapi ma..... Aji Cinta sama Early tulus bukan karena memanfaat keadaan ini.... bukan ma... Aji benar benar tulus.... ingin menikahi Early."

Mama diam dan berfikir karena memang dalam hati kecilnya jika berada di negara itu lama dan Papa menjalani banyak rangkaian pengobatan pasti uang Early tidak akan cukup boro boro cukup, untuk tadi saja menyewa pesawat, sewa apartemen DP rumah rakit saja sudah hampir habis, Gumam mama Karmila.

Tapi rasanya tidak tega juga kalau harus memaksakan Early menikah sama orang yang ga Eary cintai. Seperti dilema.

" Mama akan mencoba bicara sama Early,"

" makasih Ma....".

Sesungguhnya mama Karmila sendiri masih bingung antara tega dan tidak tega menerima omongan Aji.

Rasanya masih canggung memutuskan sesuatu perkara serius diluar pekerjaan Early tanpa berbicara atau minta pendapat pada suaminya yakni pak Wirya.

Dalam pikirannya masih ingin jika Early melanjutkan karirnya dan menemukan seseorang yang benar benar menjadi tambatan hati Early, namun di lain pihak Aji juga terlihat sabar dan begitu ngemong dengan Early.

Dimata mama Karmila Aji adalah sosok yang baik sabar dan juga sukses, selama ini juga jarang ada kabar miring mengenai dirinya.

♥️Maaf up nya sedikit telat.... 🙏

Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peresmian Hotel
3 Ditolak sebelum menembak
4 undangan makan siang
5 Membujuk Early
6 Di jemput
7 Dinner
8 Mengantar pulang
9 Di jemput lagi
10 Porsi jumbo
11 Merekam bukti
12 Ketahuan lagi
13 Rencana jalan
14 Jalan
15 Bernyanyi
16 Lembang
17 Berita sedih
18 Menjenguk
19 Berobat ke LN
20 C**man pertama
21 Semakin dekat
22 Makan malam di rumah camer
23 Early #Lamaran
24 Pingitan
25 Ungkapan hati Papa
26 Persiapan
27 Tamu di resepsi
28 Khalwah
29 Lanjut berangkat Honeymoon
30 Akrab dengan mertua
31 Periksa tapi sedikit kecewa
32 Sate vc tongseng
33 Tentang Keyza
34 Nostalgia tipis tipis
35 ke rumah Mama
36 Baby Ar Rayyan
37 Abrizam Pangestu
38 Keyza
39 Rencana Diwan
40 Kumpul keluarga
41 Rencana ikut dinas
42 Di luar kota
43 Melepas Rindu
44 Air ketuban Rembes
45 ARSHAKA PANGESTU
46 Kejutan dari luar kota
47 Galau
48 Pengakuan dan pertengkaran
49 Aneta
50 Masa lalu
51 Visual Tokoh
52 Bu Komala sakit
53 Melabrak
54 Korupsi?
55 Mabuk
56 Masalah
57 Kembali mabuk lagi
58 kecewa lagi....
59 Ternyata....
60 Kebersamaan yang indah
61 Bertemu Firda
62 Curhat dengan mertua
63 Pingsan
64 Pingsan
65 Ingin bekerja
66 Yang di tunggu akhirnya kembali
67 Bertemu kembali
68 Pergi ke rumah Keysa
69 Suara hati bu Komala
70 Belajar mengikhlaskan dengan hati lembut
71 Kontraksi
72 Lahir
73 Qisty Amiratul Haqq
74 Seperti terhalang dinding
75 Ragu
76 Janjian makan siang
77 Rencana Aji
78 Kehilangan
79 Kekesalan Aji.
80 Kumpul keluarga setelah kajian
81 Memilih berpisah
82 Rencana makan
83 kumpul keluarga
84 Anniversary
85 Rencana buat adik buat 3A
86 Berenang
87 Salah pilih costum
88 Arumi Nasha Razheta Pangestu.
89 Kejutan ultah
90 Hadiah yang di rapel
91 Jiarah
92 Sabarku berbuah ketenangan di hari tuaku
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peresmian Hotel
3
Ditolak sebelum menembak
4
undangan makan siang
5
Membujuk Early
6
Di jemput
7
Dinner
8
Mengantar pulang
9
Di jemput lagi
10
Porsi jumbo
11
Merekam bukti
12
Ketahuan lagi
13
Rencana jalan
14
Jalan
15
Bernyanyi
16
Lembang
17
Berita sedih
18
Menjenguk
19
Berobat ke LN
20
C**man pertama
21
Semakin dekat
22
Makan malam di rumah camer
23
Early #Lamaran
24
Pingitan
25
Ungkapan hati Papa
26
Persiapan
27
Tamu di resepsi
28
Khalwah
29
Lanjut berangkat Honeymoon
30
Akrab dengan mertua
31
Periksa tapi sedikit kecewa
32
Sate vc tongseng
33
Tentang Keyza
34
Nostalgia tipis tipis
35
ke rumah Mama
36
Baby Ar Rayyan
37
Abrizam Pangestu
38
Keyza
39
Rencana Diwan
40
Kumpul keluarga
41
Rencana ikut dinas
42
Di luar kota
43
Melepas Rindu
44
Air ketuban Rembes
45
ARSHAKA PANGESTU
46
Kejutan dari luar kota
47
Galau
48
Pengakuan dan pertengkaran
49
Aneta
50
Masa lalu
51
Visual Tokoh
52
Bu Komala sakit
53
Melabrak
54
Korupsi?
55
Mabuk
56
Masalah
57
Kembali mabuk lagi
58
kecewa lagi....
59
Ternyata....
60
Kebersamaan yang indah
61
Bertemu Firda
62
Curhat dengan mertua
63
Pingsan
64
Pingsan
65
Ingin bekerja
66
Yang di tunggu akhirnya kembali
67
Bertemu kembali
68
Pergi ke rumah Keysa
69
Suara hati bu Komala
70
Belajar mengikhlaskan dengan hati lembut
71
Kontraksi
72
Lahir
73
Qisty Amiratul Haqq
74
Seperti terhalang dinding
75
Ragu
76
Janjian makan siang
77
Rencana Aji
78
Kehilangan
79
Kekesalan Aji.
80
Kumpul keluarga setelah kajian
81
Memilih berpisah
82
Rencana makan
83
kumpul keluarga
84
Anniversary
85
Rencana buat adik buat 3A
86
Berenang
87
Salah pilih costum
88
Arumi Nasha Razheta Pangestu.
89
Kejutan ultah
90
Hadiah yang di rapel
91
Jiarah
92
Sabarku berbuah ketenangan di hari tuaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!