Membujuk Early

sebagai bapak tentu merasa sedih atas lamaran yang seperti ini, tapi ada tekanan atas karir Early. Bingung dan gamang takut salah ambil keputusan itu yang dirasakan oleh pak Wirya.

" Tuan..... tolong beri kami waktu untuk memberi pengertian pada putri saya, soalnya masih banyak kontrak kerja yang belum selesai", Ujar bu Mila meminta sedikit pengertian pada Aji.

" Untuk urusan kontrak kerja ibu jangan fikirkan serahkan pada saya, tugas bapak ibu adalah menyerahkan putri kalian sebagai istri saya, dan itu saya hanya memberi waktu 2 untuk mempersiapkan Akad Nikahnya".

Pak Wirya dan bu Mila saling pandang, tidak tau harus berkata apa yang jelas mata bu Mila sudah berkaca kaca.

" Kenapa Anda memaksakan kehendak seperti ini, punya urusan apa kami sehingga harus anda tekan, kami merasa tidak punya hutang budi apapun pada anda kenapa juga saya harus menikahkan putri kami pada anda, saya rasa keputusan saya sudah jelas mengingat perilaku anda, saya tidak berniat untuk membujuk atau menerima lamaran anda, biarkan putri saya yang memutuskan semuanya, jika putri saya menolak dan anda menghancurkan karirnya silahkan saja, saya sebagai orang tua masih bisa berjuang untuk menghidupinya". Kali ini dengan segala kekuatan pak Wirya mencoba membela harga diri keluarganya.

Mendengar gertakan dari pak Wirya muka Aji pun langsung menegang, baru kali ini hanya urusan perempuan harus kena maki dan itu dari orang tua si gadis mau melawan pun rasanya tidak etis, itu yang di benak Aji. Dengan segala kemampuannya Aji mencoba menurunkan emosinya. Sementara bu Mila sibuk menenangkan suaminya dengan mengelus punggungnya.

" Maaf pak.... maaf atas kelancangan saya, sungguh saya sangat menyukai putri anda, saya sangat berharap untuk meminang dia secepatnya mengingat usia saya yang sudah tidak muda lagi, tolong pak berikan dia sebagai istri saya". kali ini Aji memakai bahasa dan mimik muka yang memelas agar maksudnya di terima oleh pak Wirya.

" Tuan.... sebenarnya saya sangat terkesan dengan maksud anda meminang putri saya, cuma kami kurang suka dengan sikap anda yang seolah mengancam, ini kan belum tentu jawabannya tidak, toh kita kan belum berembug dengan putri saya, tolong beri waktu untuk ngasih pengertian dulu, yakin kan kami anda mampu jadi suami yang baik, bijak dan tidak kasar", Bu Mila disini akhirnya angkat bicara.

" Tidak selalu harta akan memuluskan rencana tuan", Itu ucapan dari pak Wirya dengan penekanan, membuat Aji kembali terduduk lesu, niatnya tulus akan meminang Early ternyata tidak disangka akan seperti ini.

" Oke pak, bu.... saya mohon maaf, atas ucapan saya yg kurang berkenan, tapi niat saya tulus saya sungguh sungguh akan menjadikan putri bapak istri satu satunya dalam hidup saya".

" Baik tuan, akan saya bicarakan dulu dengan putri saya, mohon tuan sabar menunggu jawaban dari kami, karena urusan kita sudah selesai kami permisi, Terima kasih jamuan makan siangnya". Pak Wirya dan bu Mila meninggalkan tempat itu.

Sementara Aji masih duduk termenung, tangannya mengepal keras matanya menatap tajam seakan ingin menyemburkan lahar, tapi dia sadar jika marah niatnya akan semakin gagal.

Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan tempat itu, dengan perasaan yang masih sedikit kacau, sepanjang perjalanan dia memikirkan cara untuk mendapatkan cinta Early.

Sementara di sepanjang pulang pak Wirya dan bu Mila juga membicarakan hasil pertemuan dengan Aji.

" Bu..... menurutmu apakah Early akan menerima tuan Aji?".

" Entahlah pa, mama ga yakin juga.... mungkin harus Tuan Aji sendiri yang merayu agar bisa mendapatkan hati Early."

" Sebenernya papa senang saat Early ada yang menginginkan sebagai istri, dengan materi mapan dengan begitu Early tidak harus kerja siang malem lagi, tapi..... kok rasanya belum tega aja, anak kita masih kecil".

" Iya pa.... apalagi mama, otomatis mama akan kehilangan pekerjaan juga", raut mama sedih membayangkan putri kecilnya jika menikah nanti, tapi sejujurnya mereka tidak menolak jika Early mau menikah dengan Aji.

Sesampainya di rumah pak Wirya dan karmila mencoba berbicara dengan Early.

Dengan hati hati pak Wirya memandang wajah putrinya yang sedang asyik nonton drakor di ruang keluarga.

" Ear.... papa dan mama mau bicara, tolong dengarkan sebentar! ".

" iya pa, mau bicara mengenai apa?".

" Ada yang mau meminang mu, bagaimana menurutmu?".

" Hahaaaa..... beneran? hmmm.... asal dia kaya dan cakep Early mau mau aja!", jawaban Early sebenarnya tidak serius, dia hanya terbawa suasana saat nonton drakor.

" Beneran kamu mau Ly?", tanya mama antusias.

" Eehhh, entar dulu! jadi ini seriusan? kirain cuma bercanda..... maaf, memangnya siapa yang ngelamar Early Pa?". kali ini Early memandang kedua orang tuanya serius.

" Tuan Pangestu Aji!", Jawab mama tanpa ekspresi.

" Huh, orang itu, kemarin dia udah bilang kalau suka sama Early, tapi Early jawab dia terlalu tua untuk Early, kirain bukan dia.... kalau dia mah Early ogah!". Nada kecewa keluar dari mulut Early dengan wajah cemberut.

" Lha bagus kan kalau dia sudah dewasa berarti bisa ngemong kamu Ear", ucap papa memberi pengertian.

" Pa..... Ear, merasa apa ya... malu gitu ya, masak Ear jalan sama bapak bapak... apa kata dunia, Ear kan masih muda dan cantik".

" Belum bapak bapak juga Ly, baru 30 usianya, cobalah temui dia dan ngobrol santai biar lebih kenal", mama Karmila memberi usulan.

" Iya Ear, coba dulu ide mama, setelah itu keputusan ada di tangan mu".

" Hah, Ear, harus ketemu dia, ngobrol.... ", Early mendengus dengan mencebikkan bibirnya.

Saat yang bersamaan Diwan pulang dari bekerja, langsung gabung dengan mereka didepan tv.

" Assalamualaikum....".

" Waalaikumusalam", mereka menjawab bersamaan.

" Kakak.... kok tumben sudah pulang, biasa juga tengah malam", teletuk Early menyambut kedatangan kakaknya.

" iya tumben, apa kamu sakit kak?", tanya mama memastikan seraya mendekat ke arah Diwan.

" Ga kok, cuma cape tenang saja Diwan mau mandi makan lanjut tidur". Diwan beranjak dan melangkah menuju kamarnya.

" Sepertinya kecapean sekali, biarkan istirahat suruh bibi membuatkan sup", papa memberi tahu pada Mama, ya semenjak pak Wirya pensiun segala urusan rumah tangga dia yang pegang sementara Karmila sibuk mengantar Early ke sana kemari untuk syuting.

" Oya Nak.... apa perlu mama buatkan janji temu sama Tuan Aji? biar bisa ngobrol berdua saling mengenal?", Mama Karmila meminta persetujuan pada Early.

" Tidak perlu ma, biar Early yang langsung menghubungi dia".

" Iya Ear, pesan papa jangan mempermainkan laki laki, jika marah bisa bahaya, lebih baik kau coba mengenal dulu".

" Bukannya permainin, tapi Ear...... ya sudah biar Ear atur pa", Ucap Ear menggantung, seperti mengingat sesuatu kemudian tidak dilanjutkan.

" Diwan makan dulu, itu baru matang sup buat kamu, biar capenya berkurang", ucap mama Karmila saat melihat Diwan keluar dari kamar setelah selesai mandi.

" Baik ma.... Kalian ga pada makan nih? masak cuma Diwan sendiri". Diwan duduk di meja makan seraya menyeruput sup yang sudah disediakan kedalam mangkuk.

" Belum lapar, nanti saja.... Duluan saja kak". Ibu Karmila kembali ke depan tv.

♥️Tanda cintanya mana.....☺️

Kasih semangat dong buat emak.... ayo tanda cinta kalian... ♥️♥️😘😘😘

Terpopuler

Comments

DPuspita

DPuspita

teteup ya bu... harta yg dipikirin, hadeuh...

2022-04-01

0

DPuspita

DPuspita

Niatnya tulus, tapi caranya salah bro... 😅

2022-04-01

0

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Crazy Up kakak 😘😚

2020-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Peresmian Hotel
3 Ditolak sebelum menembak
4 undangan makan siang
5 Membujuk Early
6 Di jemput
7 Dinner
8 Mengantar pulang
9 Di jemput lagi
10 Porsi jumbo
11 Merekam bukti
12 Ketahuan lagi
13 Rencana jalan
14 Jalan
15 Bernyanyi
16 Lembang
17 Berita sedih
18 Menjenguk
19 Berobat ke LN
20 C**man pertama
21 Semakin dekat
22 Makan malam di rumah camer
23 Early #Lamaran
24 Pingitan
25 Ungkapan hati Papa
26 Persiapan
27 Tamu di resepsi
28 Khalwah
29 Lanjut berangkat Honeymoon
30 Akrab dengan mertua
31 Periksa tapi sedikit kecewa
32 Sate vc tongseng
33 Tentang Keyza
34 Nostalgia tipis tipis
35 ke rumah Mama
36 Baby Ar Rayyan
37 Abrizam Pangestu
38 Keyza
39 Rencana Diwan
40 Kumpul keluarga
41 Rencana ikut dinas
42 Di luar kota
43 Melepas Rindu
44 Air ketuban Rembes
45 ARSHAKA PANGESTU
46 Kejutan dari luar kota
47 Galau
48 Pengakuan dan pertengkaran
49 Aneta
50 Masa lalu
51 Visual Tokoh
52 Bu Komala sakit
53 Melabrak
54 Korupsi?
55 Mabuk
56 Masalah
57 Kembali mabuk lagi
58 kecewa lagi....
59 Ternyata....
60 Kebersamaan yang indah
61 Bertemu Firda
62 Curhat dengan mertua
63 Pingsan
64 Pingsan
65 Ingin bekerja
66 Yang di tunggu akhirnya kembali
67 Bertemu kembali
68 Pergi ke rumah Keysa
69 Suara hati bu Komala
70 Belajar mengikhlaskan dengan hati lembut
71 Kontraksi
72 Lahir
73 Qisty Amiratul Haqq
74 Seperti terhalang dinding
75 Ragu
76 Janjian makan siang
77 Rencana Aji
78 Kehilangan
79 Kekesalan Aji.
80 Kumpul keluarga setelah kajian
81 Memilih berpisah
82 Rencana makan
83 kumpul keluarga
84 Anniversary
85 Rencana buat adik buat 3A
86 Berenang
87 Salah pilih costum
88 Arumi Nasha Razheta Pangestu.
89 Kejutan ultah
90 Hadiah yang di rapel
91 Jiarah
92 Sabarku berbuah ketenangan di hari tuaku
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Peresmian Hotel
3
Ditolak sebelum menembak
4
undangan makan siang
5
Membujuk Early
6
Di jemput
7
Dinner
8
Mengantar pulang
9
Di jemput lagi
10
Porsi jumbo
11
Merekam bukti
12
Ketahuan lagi
13
Rencana jalan
14
Jalan
15
Bernyanyi
16
Lembang
17
Berita sedih
18
Menjenguk
19
Berobat ke LN
20
C**man pertama
21
Semakin dekat
22
Makan malam di rumah camer
23
Early #Lamaran
24
Pingitan
25
Ungkapan hati Papa
26
Persiapan
27
Tamu di resepsi
28
Khalwah
29
Lanjut berangkat Honeymoon
30
Akrab dengan mertua
31
Periksa tapi sedikit kecewa
32
Sate vc tongseng
33
Tentang Keyza
34
Nostalgia tipis tipis
35
ke rumah Mama
36
Baby Ar Rayyan
37
Abrizam Pangestu
38
Keyza
39
Rencana Diwan
40
Kumpul keluarga
41
Rencana ikut dinas
42
Di luar kota
43
Melepas Rindu
44
Air ketuban Rembes
45
ARSHAKA PANGESTU
46
Kejutan dari luar kota
47
Galau
48
Pengakuan dan pertengkaran
49
Aneta
50
Masa lalu
51
Visual Tokoh
52
Bu Komala sakit
53
Melabrak
54
Korupsi?
55
Mabuk
56
Masalah
57
Kembali mabuk lagi
58
kecewa lagi....
59
Ternyata....
60
Kebersamaan yang indah
61
Bertemu Firda
62
Curhat dengan mertua
63
Pingsan
64
Pingsan
65
Ingin bekerja
66
Yang di tunggu akhirnya kembali
67
Bertemu kembali
68
Pergi ke rumah Keysa
69
Suara hati bu Komala
70
Belajar mengikhlaskan dengan hati lembut
71
Kontraksi
72
Lahir
73
Qisty Amiratul Haqq
74
Seperti terhalang dinding
75
Ragu
76
Janjian makan siang
77
Rencana Aji
78
Kehilangan
79
Kekesalan Aji.
80
Kumpul keluarga setelah kajian
81
Memilih berpisah
82
Rencana makan
83
kumpul keluarga
84
Anniversary
85
Rencana buat adik buat 3A
86
Berenang
87
Salah pilih costum
88
Arumi Nasha Razheta Pangestu.
89
Kejutan ultah
90
Hadiah yang di rapel
91
Jiarah
92
Sabarku berbuah ketenangan di hari tuaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!