...Sistem Asisten dan teman baru....
# 26 Juni 2008 (Pagi)
Setelah memasukkan semua emas kedalam menu Inventori, Felix kembali keatas untuk membasuh diri dan berganti pakaian yang sebelumnya sudah dibawa oleh nya.
Seusai itu, Felix keluar meninggalkan rumah nya untuk mencari makanan disekitar komplek perumahan itu dan terlihatlah disana tukang bubur yang sedang mangkal. Tanpa keraguan, dia pun memesan nya.
"Mas, satu bubur komplit. Makan disini."
"Baik, Dek," jawab tukang bubur yang langsung mengelola nya.
Felix duduk di kursi dan menunggu pesanan nya. Sebari menunggu, dia teringat akan salah satu fitur dari menu penyimpanan yakni Top Up Golden poin atau G.
Menurut penjelasan System, Felix hanya perlu menggeser uang atau benda senilai 1G atau 200 ribu rupiah yang mana nilai itu sama dengan satu gram emas pada tahun tersebut.
Felix yang paham dengan hal itu, dia pun coba menggeser satu emas milik nya ke arah saldo Poin yang mana sesaat itu juga sistem memberikan laporan nya.
Kling!
[Anda telah memasukkan emas batangan 1kg Antam ke Saldo Golden poin. Jika, diteruskan maka anda akan mendapatkan 1.000G. Apakah anda ingin menindaklanjuti nya? Iya / Tidak.]
Felix tersenyum kecil melihat pemberitahuan itu dan tanpa keraguan, dia menekan [Iya].
Kling!
[Anda telah melakukan top up 1.000G.]
Sesaat kemudian, pemberitahuan yang lain datang.
Kling!
[Anda telah berhasil mendapatkan kartu menu Shop.]
Felix semakin senang dan hati nya berdebar-debar saat melihat pemberitahuan itu, dia sangat penasaran dengan apa yang ada pada kartu menu Shop tersebut.
Meski begitu, Felix masih menahan nya dan melakukan topup lagi dengan memasukan 10 batang emas lantaran dia penasaran bagaimana jika memasukan 9 batang emas lagi kedalam Sistem? Dia berharap akan mendapatkan hadiah tambahan.
Kling!
[Anda telah melakukan topup 9.000G.]
Dan, benar dugaannya Felix. Disaat angka mencapai 10.000G akan datang sebuah bonus.
Kling!
[Selamat! Anda telah mendapatkan kartu Unique Petapa Agung. Apakah anda ingin memasang nya kedalam sistem? Iya / Tidak.]
Tanpa ragu, Felix menekan [Iya] dan pemberitahuan yang lain datang.
Kling!
[Silahkan pilih gender assistant! Male / Female.]
[Female.]
Kling!
[Apakah anda ingin memberikan nama? ... / Tidak.]
Felix yang melihat itu, dia memikir nama yang cocok untuk nya jikalau tidak diberikan nama mungkin kedepannya akan kesulitan meminta bantuan nya dan setelah lama mencari akhirnya dia menemukan nama yang cocok.
[Viki]
Nama itu diambil dari film yang pernah ditonton nya dan memiliki kepanjangan dari Virtual Interactive Kinetic Intelligence.
Seusai memberikan nama, Viki pun memberikan salam nya.
Kling!
[Selamat pagi, Tuan! Semoga hari ini menyenangkan. Saya Viki siap membantu anda dalam pengelolaan, mengatur dan mengeksekusi sistem milik Tuan.]
"Iya, mohon kerjasama nya!" seru Felix dari batin seraya mencoba berkomunikasi dengan batin nya.
Felix sontak berpikir itu lantaran dia tidak ingin seperti orang gila yang berbicara sendiri di tengah umum.
Kling!
[Sama-sama, Tuan. Mohon kerjasama nya.]
Tak lama kemudian, tukang bubur menyadarkan lamunan Felix.
"Mas, bubur nya!" seru tukang bubur seraya memberikan semangkuk bubur.
Felix menyadarkan lamunan dan menerima bubur tersebut.
"Iya, mas."
Lalu, Felix menyantap bubur itu seraya menguji Viki.
"Viki, tingkatkan kartu menu Inventori!" seru batin Felix.
Kling!
[Berapa kotak yang Tuan ingin tingkatkan?]
"100 kotak."
Kling!
[Peningkatan selesai. Tuan sudah memiliki 100 kotak menu Inventori dan 300G telah digunakan. Saldo 9.700G.]
Felix tersenyum lebar saat mendengar laporan itu sambil terus menyantap buburnya sampai tanpa sengaja dia memakan sambal satu sendok dan membuat nya kepedesan. Lalu, panik mencari air minum dari tukang bubur.
Ditempat tukang bubur ada dua pemuda yang sedikit lebih tua dari Felix sedang sarapan bubur juga. Satu berwajah oriental dan satu berbadan besar, kulit hitam dan berambut kribo. Dilihat dari kedekatan nya, mereka berdua teman baik.
Felix yang sedang minum karena kepedesan, pemuda kribo menyapa nya.
"Hei bro, lu yang baru pindah di rumah angker itu ya? Gak takut apa?" tanya pemuda berkulit hitam sambil menyantap makanannya
"Iya, aku baru pindah dua hari yang lalu disana dan tidak ada apa-apa disana."
Saat Felix menjawab itu, pria oriental menyambung pembicaraan mereka.
"Oiya, sejak lu tinggal disana. Gak ada lagi suara aneh-aneh dan terlihat hangat juga bercahaya," ucap pria oriental.
"Benar banget tuh, bro." jawab pria berkulit hitam.
"Oh, begitu. ya. Syukurlah dan ngomong-ngomong, Aku Felix," ucap perkenalan Felix sambil memberikan tangan.
"Wuah! Keren sekali namamu, bro. Gua Boim. Orang terganteng disini," ucap pemuda berkulit hitam bernama Boim dan menerima tangan Felix.
"Hehehe, iya."
Tidak lama Boim melepaskan tangan Felix karena temannya ingin berkenalan.
"Kalo gue Joko," ucap Pria oriental yang berjabat tangan dengan Felix.
"Felix."
Sesaat kemudian, Joko melepaskan tangannya.
"Hei, Felix. Lu tau gak Joko itu ibunya Jawa dan bapaknya cina jadinya begitu dah kulit coklat mata sipit," ledek Boim.
"Yeee .. daripada lu. Batak tapi gak keliatan secuil pun," balas Joko.
"Yeee," balas Boim.
Melihat sikap mereka membuat Felix tersenyum.
"Oiya, Joko. Kamu asli Jawa mana. Kalau Saya di Yogyakarta."
"Ibu gua asli Madiun tapi, udah lama disini dan jarang pulang kampung itu juga sih," jawab Joko.
"Felix, kenapa sih lu pake aku-kamu? Kaya yang pacaran aja. Santai aja bro, ke kita pake gua lu?!" ucap Boim.
"Sepertinya tidak bisa, Aku sudah terbiasa seperti itu."
"Udah, udah Felix. Gak perlu di dengerin bacotan dia. By the Way, Lu punya pin BB atau face-book?" tanya Joko.
"Saya hanya punya Pin BB."
"Oke, catat nomor kita. Kali aja butuh apa-apa gitu," ucap Joko.
"Iya."
Felix pun mengambil Blackberry dari saku yang membuat mereka terkejut.
"Tunggu, Felix! Boleh pinjam ponselmu?" pinta Boim.
"Hm, iya. Ini!" jawab Felix sambil meminjamkan ponsel nya.
Boim dan Joko yang meminjam ponsel Felix. Mereka terkagum-kagum.
"BlackBerry Strom, Jack! Gila lu, rumah kuno dan gubuk gitu tapi punya ponsel mahal," ucap heran Boim.
Felix tidak menjawab dan hanya memberikan senyuman saja lantaran baginya ponsel itu biasa saja dan memang saat itu, ponsel Blackberry lagi naik daun terutama tipe Strom yang mana layar touchscreen yang lebih besar dibandingkan BlackBerry lain nya.
Memahami itu, Boim langsung mengembalikan ponsel dengan tergesa-gesa.
"Ini, Bro. Takut Gua pegangnya. Ada apa-apa! gua bisa jadi babu seumur hidup buat ganti ruginya," ucap Boim.
"Santai aja. Padahal," jawab Felix sambil mengambil ponsel.
"Oiya, kalo butuh apa-apa? bilang ke kita ya. Kita siap bantu, iya gak Im?!" ucap Joko.
"Oh, iya tentu. Kita kan sudah jadi tetangga harus saling tolong menolong," jawab Boim.
"Iya, terima kasih."
"Baiklah, Bro. Sekarang tulis nomor Pin kita!" seru Joko.
Felix pun menuruti nya dan mencatat nomor Pin mereka.
Setelah itu, mereka bertiga saling mengobrol dan berbincang yang mana Felix memahami bahwa mereka orang yang baik.
Sebagai tanda pertemanan nya, Felix yang membayarkan bubur yang mereka santap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Taufik Hidayat
agak aneh ya kalau suara sistemnya perempuan tapi dikasih mama Viki
2023-08-20
2
Nurul
Nama panjang "Joko Wididi"
2023-08-16
2
Jimmy Avolution
Terus...
2023-07-29
2