Bab 15

🍁🍁🍁

Bimo mengajak Novi berjalan jalan santai di taman, dia mencurahkan isi hatinya pada saudari sepupunya itu. Bimo curhat tentang rasa rindu yang teramat dalam pada Soraya, juga tentang citanya yang tak terbalas.

Dari awal Novi menebak Bimo memiliki hati pada Soraya, tatapan pria itu selalu berbinar jika sedang membahas tentang Soraya. Dia juga selalu mau melakukan apapun untuk wanita itu, yang penting Soraya bisa tersenyum bahagia.

"Apa Soraya sudah memberi kabar padamu?" Tanya Novi pada Bimo.

"Belum, mungkin dia masih sibuk. Sayang sekali waktu itu aku tidak memaksa untuk mengantarnya, jadi aku tidak tau dimana dia berada sekarang,"

"Kamu pasti sangat ingin bertemu dengannya ya?"

"Jangan ditanya, soal itu sudah pasti." Bimo tertawa kecil sambil garuk garuk kepala.

"Kemarin, Om Damar juga ke kontrakanku mencari Soraya. Dia terlihat begitu frustasi karena tidak bisa menemukan Soraya, dia pasti sangat sayang pada Soraya,"

Tiba tiba saja muncul Angel, dia tau kalau Bimo adalah teman Soraya karena pernah melihat mereka jalan bersama. Angel terpancing untuk menyebarkan kabar buruk tentang Damar dan anak angkatnya.

"Hallo anak anak," sapa Angel.

"Kamu kenapa bisa disini?" Bimo terlihat sedikit kaget.

"Kenapa memangnya? Tidak boleh? Ini kan tempat umum," celetuk Angel.

Bimo menatap tidak suka, dia mencium gelagat tidak baik dari ekspresi wajah Angel dan senyum liciknya.

"Ada yang mau aku ceritakan pada kalian," cicit Angel.

"Soal apa?" Tanya Bimo.

"Soal Damar dan Soraya, mereka punya hubungan tak biasa. Mereka berpacaran, bahkan aku pernah memergoki mereka tidur bersama," lanjut Angel.

"Jangan suka fitnah, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan!" Ucap Bimo.

"Kalau tidak percaya ya sudah. Sebenarnya, Soraya kabur dari rumah karena Damar bertunangan dengan wanita lain, dia tidak bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan pada Soraya, jadi Soraya kecewa,"

"Kalau benar begitu, Om Damar benar benar brengsek!" Gerutu Bimo kesal.

"Malang sekali nasib Soraya, bagaimana kalau dia hamil?" Ucap Novi.

"Ha... Ha... Ha... Ya, begitulah hidup. Kadang tidak adil pada seseorang, aku pergi dulu. Selamat bersenang senang," Angel melambaikan tangannya. Dia merasa puas Kareena telah menebar rumor yang dia sendiri belum tau kebenarannya.

Bimo dan Novi hanya saling pandang, mereka membisu dan enggan membahas soal masalah itu. Tapi jauh di dasar hati Novi yang dalam, ada keinginan untuk menyebar luaskan berita tersebut secara diam diam agar bisa mendapatkan kepuasan.

Novi memang berteman baik dengan Soraya, tapi dia iri pada temannya itu. Hidupnya terlalu sempurna dan tidak ada cela, berbanding terbalik dengan hidup Novi. Tapi akhirnya kini Novi tau tentang keburukan Soraya yang menarik untuk dikulik.

🍁🍁🍁

Novi membuka akun facebooknya. Dia menulis cerita tentang apa yang dia dengar dari Angela tadi, tentunya dia menandai sebuah grup komunitas pembaca dan penulis novel online yang di dirikan oleh Soraya. Novi sengaja menulis dengan inisial S dan D agar para pembaca penasaran dan menebak nebak siapa pelaku perzinahan yang dimaksud oleh Novi.

Dalam sekejap berita itu menyebar, diantara mereka ada yang bisa menebak dengan benar kalau S dan D itu adalah Soraya dan Ayah angkatnya Damar. Dia pun menyalin ulang berita itu dan membuat geger jagat maya.

Farel lari tergopoh gopoh menghampiri Damar, dia memberi tahu soal berita itu pada Bosnya. Sama seperti Farel, Damar juga merasa terkejut. Dia tidak takut nama baiknya jadi buruk, hanya saja dia takut mental dan karir menulis Soraya rusak.

"Apa berita ini benar?" Farel memandang Bimo lekat lekat.

"Iya, benar," sahut Damar jujur.

"Kalian tidur bersama, benar benar tidak anda Bos!"

"Mau bagaimana lagi? Saat itu aku begitu sangat terbakar gairah."

🍁🍁🍁

Di tempat lain...

Akun media sosial Soraya diserang oleh heater, mirisnya mereka melontarkan kalimat hinaan dan hujatan yang begitu mengiris hati. Soraya terguncang, dia sampai tidak berani membuka akun sosial pribadi miliknya lagi.

"Siapa yang menyebarkan berita itu? Apa Angela? Atau malah..." Soraya mencoba menebak nebak.

Untung saja dia tinggal di lingkungan baru yang tidak banyak orang mengenalnya, jadi Soraya masih bisa bersikap biasa saja untuk menutupi rasa sedih dan rasa malunya.

Samar samar, Soraya mendengar dua pegawainya sedang bercakap cakap.

"Apa kamu mendengar berita viral itu?"

"Ya, aku dengar. Tapi aku tidak mau pusing, toh aku tidak kenal siapa mereka,"

"Sama, aku juga. Hidupku sudah sulit, untuk apa aku memikirkan tentang berita orang lain,"

Soraya tersenyum, akhirnya ada juga yang berpikir masa bodoh dengan beritanya. Bukannya tak peduli, tapi memang benar ucapan mereka. Untuk apa memusingkan berita hidup orang lain, memikirkan hidup sendiri saja sudah pusing tujuh keliling.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!