Bab 12

🍁🍁🍁

Keesokan harinya...

Soraya mendengar Budi dan Damar bertengkar, samar samar Soraya mendengar Budi menceramahi Damar karena tubuhnya dipenuhi oleh bekas kecupan. Siapa wanita yang berani meninggalkan jejak ditubuh kekasihnya itu? Mungkinkah Angel? Pikiran Soraya melayang entah kemana, hanya hal hal buruk yang yang ada didalam kepala Soraya saat ini.

"Dad," panggil Soraya menyela pertengkaran antara Damar dan Budi. Damar menoleh, dia menatap wajah Soraya dengan tatapan sedih.

"Apa semalam Dady pergi ke club malam dengan Angela?" Sambung Soraya.

"Bukan," sahut Damar.

"Jadi maksudnya, kamu memiliki wanita lain yang dekat denganmu?" Tanya Budi. Dia tak menyangka Damar yang terlihat pendiam ternyata seorang playboy kelas kakap.

"Siapa wanita itu? Apa kalian berdua telah melakukan hal yang tak senonoh?" Lanjut Budi.

"Dia asisten pribadiku di kantor, namanya Mawar. Kami sudah menjalin hubungan sejak lama dan hubungan kami sudah sangat dalam," tutur Damar.

Bagai tersambar petir disiang bolong, hati Soraya porak poranda karena pengakuan Damar. Pria yang mengutarakan cinta padanya, bahkan tidur dengannya kemarin malam ternyata memiliki kekasih lain.

Tubuh Soraya terasa lemas, dia ingin menangis tapi tidak bisa. Dia sudah terlalu lelah menangis semalam dan tidak memiliki daya lagi.

"Besok hari, bawa wanita itu kesini. Kalian harus segera bertunangan dan mempertanggung jawabkan perbuatan mesum kalian!" Sentak Budi.

"Baik, besok aku akan membawa dia kesini." Ucap Damar lantang.

Soraya membalik tubuhnya dan berlari kearah dapur, dia membuka kulkas, mengambil satu botol air es lalu menenggaknya hingga habis. Perlahan tapi pasti, butiran air mata mulai jatuh membasahi pipi. Sekuat tenaga Soraya menahannya, air mata itu akhirnya keluar juga.

"Kalau saja aku tau Daddy adalah pria brengsek, aku pasti tidak mau menyukainya apa lagi menyerahkan tubuhku padanya," ucap Soraya sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi kedua pipinya.

"Soraya," panggil Damar. Soraya menoleh, lalu melempar botol plastik yang sedang dipegangnya pada Damar.

"Dasar pria brengsek! Aku benci pada Daddy!" Teriak Soraya. Dia terus memukul dada Damar berulang ulang untuk meluapkan kekesalannya.

"Soraya, maafkan aku. Malam itu aku sungguh..." Damar bingung hendak berkata apa. Dia sudah kesulitan untuk merangkai kata panjang lebar.

"Stop! Berhenti berbicara, mulai detik ini juga aku mau kita putus! Aku benci Daddy, aku tidak mau melihat wajah Daddy lagi!" Bentak Soraya.

Meski sakit, hati Damar merasa lega karena rencananya berjalan dengan mulus. Damar tidak tega jika tiba tiba harus memutuskan Soraya begitu saja, jadi dia berpura pura menjadi pria brengsek agar Soraya membencinya dan minta putus darinya.

Mabuk semalam adalah palsu, bekas lipstik dan beberapa tanda merah ditubuhnya adalah palsu juga. Dan Mawar, dia adalah adik dari Farel yang sudah Damar anggap seperti adiknya sendiri.

"Semua gara gara Angela, untuk lepas dari jeratnya aku harus menciptakan sebuah drama baru," gumam Damar lirih.

🍁🍁🍁

Soraya mengepak semua pakaian dan barang miliknya ke dalam koper. Dia bergegas pergi dari rumah itu karena merasa muak dan sakit hati pada Damar. Untuk saat ini jangankan melihat wajahnya, mendengar deru nafasnya saja Soraya merasa jijik.

Damar hanya menatap kepergian gadis cantiknya dengan tatapan sendu, ingin rasanya dia mencegah tapi tidak bisa. Tangan dan hatinya terlalu berat untuk menggapai tubuh anak yang diadopsi olehnya sepuluh tahun lalu itu.

"Kamu yakin ingin membiarkan putrimu pergi?" Tanya Budi.

"Dia sudah besar, dia bisa mencari jalan hidupnya sendiri," sahut Damar berlagak santai.

Budi mengerutkan kening, dia merasa ada yang aneh dengan Damar. Pasalnya, selama ini Damar selalu menjadi anak baik dan penurut. Tapi tiba tiba saja dia membuat scandal yang bisa menyulut api emosi seisi rumah, aneh sekali.

Damar pergi ke kamarnya, dia mengambil ponsel dan menghubungi nomor Farel. Damar memerintahkan Farel untuk mengikuti kemana Soraya pergi. Dia perlu tau Soraya tinggal dimana dan bersama siapa.

🍁🍁🍁

Membuntuti seorang wanita yang sedang marah sangatlah melelahkan, mereka bisa pergi jauh dengan berjalan kaki tanpa beristirahat sedikitpun. Rasa sakit hati dan kecewa memang terkadang bisa merubah orang lemah menjadi kuat.

Tok... Tok... Tok...

Soraya mengetuk pintu kamar sebuah kontrakan, seorang wanita keluar dari dalam kamar itu. Dia adalah Novi, sepupu Bimo.

"Soraya, kenapa kamu bisa sampai kemari? Bawa bawa koper pula," ucap Novi terkejut.

"Aku pergi dari rumah," sahut Soraya sambil menangis sesenggukan.

"Apa? Pergi dari rumah? Bagaimana ceritanya kamu bisa pergi dari rumah?" Novi terkejut mendengar ucapan temannya.

"Nanti aku jelaskan, bisa tidak kamu menyuruh aku masuk ke dalam dulu? Kakiku lelah nih jalan jalan terus dari tadi,"

Novi membuka pintu kamar kostnya lebar lebar, Soraya masuk ke dalam kamar kost itu sambil menyeret kopernya.

Farel menghubungi Damar, dia ingin melaporkan tentang Soraya kepada Bosnya itu.

"Soraya pergi ke kosan temannya," lapor Farel.

"Teman wanita atau pria?" Tanya Damar.

"Wanita," ucap Farel singkat.

"Beri aku alamatnya,"

"Baik, Bos."

Damar menarik nafas lega saat tau Soraya pergi kosan teman perempuannya. Setidaknya dia tidak mencari Bimo dan meluapkan segala perasaanya pada pria itu. Meski kini Damar dan Soraya sudah putus, Damar tidak rela Soraya berdekatan dengan pria lain. Karena mereka berdua putus untuk sementara saja, sampai semua masalahnya dengan Angela selesai.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!