Bab 14

🍁🍁🍁

Empat minggu berlalu...

Damar menuju sebuah alamat yang Farel berikan padanya, dia ingin menemui Soraya dan menjelaskan semuanya, alasan dia berpura pura selingkuh dan ingin mengakhiri hubungan mereka. Tapi sayang, dirumah kontrakan itu tidak ada Soraya, Damar hanya menemukan Novi saja.

"Jadi, Soraya sudah lama pergi dari sini?" Damar syok berat.

"Iya Om, sudah satu bulan," ucap Novi.

"Pergi kemana dia?" Tanya Damar dengan mimik wajah resah dan gelisah.

"Katanya si ke kota sebelah Om, mau cari kontrakan yang bisa dipakai buat usaha," tutur Novi.

"Arghhht... Aku terlambat!" Damar begitu frustasi dan mengacak acak rambutnya. Penyesalan muncul didalam hatinya karena dia tidak datang lebih cepat untuk melihat keadaan Soraya hingga akhirnya dia kehilangan jejak.

"Terimakasih infonya ya," ucap Damar pada Novi. Setelah itu dia pergi meninggalkan area rumah kontrakan Novi dengan segera.

"Beruntungnya Soraya, bisa punya Ayah angkat yang ganteng plus tajir seperti dia." Gumam Novi lirih.

Novi sebetulnya iri dengan hidup Soraya, meski yatim piatu dia memiliki Ayah angkat yang sempurna. Tapi kenapa Soraya bisa pergi dari rumah pria itu? Apa telah terjadi sesuatu diantara mereka berdua?

Soraya memang enggan menceritakan masalahnya secara detail kepada Novi, dan Novi pun enggan bertanya terlalu jauh pada Soraya. Takut temannya itu merasa tidak nyaman. Lagi pula, tiap orang kan butuh privasi. Novi memang teman yang pengertian bukan?

Setelah dari rumah Novi, Damar mencari keberadaan Soraya, satu persatu teman dekatnya di datangi tapi hasilnya nihil. Tidak satu orang pun dari mereka ada yang tau tentang keberadaan Soraya dan tempat tinggal barunya.

Sepertinya Damar harus mengirim orang ke kota sebelah untuk mencari Soraya, tapi kota sebelah begitu luas, akan butuh waktu lama untuk menemukan sosok wanita yang begitu dicintai olehnya itu.

🍁🍁🍁

Restoran cepat saji, siang hari.

Dimas mengajak Farel bertemu, sudah saatnya Damar dan Mawar memutuskan pertunangan dengan alasan tidak saling cocok satu sama lain. Kebetulan juga Angela telah berhenti mengejar ngejar cinta Damar.

Disela sela pembahasan itu Damar menceritakan tentang hilangnya Soraya ke kota sebelah. Farel kaget, bagaimana bisa wanita itu menghilang tanpa jejak dalam waktu singkat.

"Aku sungguh tidak bisa hidup tanpanya, kamu harus membantuku mencari dia," perintah Damar pada Farel.

"Aku pasti akan membantumu Bos, tapi bagaimana dengan pekerjaanku di kantor?"

"Aku akan menugaskan pegawaiku yang lain untuk menggantikan kamu sementara,"

"Baiklah, aku akan segera pergi ke kota sebelah untuk mencari kekasihmu Bos. Tapi aku minta transport dan uang makan, juga biaya sewa tempat tinggal,"

"Soal itu kamu tenang saja, berapapun uang yang kamu minta pasti akan aku berikan."

"Sip deh kalau begitu."

🍁🍁🍁

Soraya nampak serius menghitung omset penjualan warung baksonya, dia tersenyum puas karena dari hari ke hari omset jualannya melejit. Rasa bakso yang enak, harga ramah dikantong, membuat orang orang ramai menyerbu kedai bakso milik Soraya.

Citra, salah seorang pegawai Soraya datang menghampiri. Dia berniat untuk meminta Soraya mencari pegawai tambahan karena dia dan satu rekannya sudah mulai kewalahan melayani pembeli.

"Bos," panggil Citra.

"Ya, ada apa?"

"Bagaimana kalau kita tambah satu orang pekerja lagi, kami sudah mulai keteter melayani pembeli,"

"Oke, kita tambah satu orang pegawai lagi. Kamu yang cari ya,"

"Beres Bos." Citra mengacungkan kedua jempol tangannya.

Waktu telah lama berlalu, tapi rasa yang ada untuk Damar dihati Soraya masih sama. Rasa cinta, rasa rindu, takarannya masih sama, walaupun rasa benci itu ada.

Soraya sangat penasaran dengan kehidupan Damar selepas kepergiannya, tapi dia enggan untuk menghubunginya. Biarlah dia dibilang anak durhaka pada Ayah angkatnya sendiri, daripada dia harus mengorek kembali luka yang sudah mulai kering.

Soraya mulai berdamai dengan dirinya sendiri, dia mau menerima takdir cintanya yang begitu rumit dalam balutan ketidak beruntungan. Mungkin Damar memang bukan jodohnya, mau diusahakan seperti apapun juga kalau bukan jodoh tidak akan bisa dimiliki.

"Dad, apa kabar kamu disana?" Gumam Soraya lirih.

Soraya sengaja mengganti nomor ponselnya agar Damar tidak bisa menghubunginya, juga agar dia tidak bisa menghubungi pria itu lagi. Meski sudah ikhlas, rasa benci dihatinya untuk pria itu masih saja ada.

Butiran air mata jatuh membasahi pipi Soraya, dia segera menyeka air matanya sebelum ada orang yang melihatnya. Tapi sayang Soraya terlambat, Citra sudah melihat drama melow itu.

"Wanita cantik dan kaya seperti Bos saja masih memiliki sesuatu hal yang membuatnya menangis, apa lagi aku? Wajah pas pasan, ekonomi sulit, jomblo pula," gumam Citra lirih.

"Woy... Bicara sendiri seperti orang kesurupan!" Ucap Hendri partner kerja Citra. Dia sengaja bicara dengan nada tinggi untuk mengagetkan gadis berkacamata kuda itu.

"Aku tidak sedang bicara sendiri, hanya saja aku tadi melihat Bos Soraya menangis," tutur Citra.

"Jangan suka kepo dengan kehidupan orang lain, apa lagi hidup Bos sendiri. Ayo pergi dari sini, pura pura saja kamu tidak melihat kejadian tadi, mengerti?"

"Iya, aku mengerti."

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!