🍁🍁🍁
Sepuluh tahun kemudian...
Soraya tumbuh menjadi seorang gadis yang ceria, penuh semangat dan humoris. Dia selalu saja bisa membuat orang yang ada disekitarnya tersenyum, termasuk Damar dan Budi.
Budi yang awalnya tidak suka pada Soraya, lama kelamaan mau menerima kehadiran gadis muda itu. Dia selalu bersikap baik dan lembut pada Budi, meskipun Budi sering membentaknya. Hati siapa yang tidak akan luluh jika diperlakukan baik terus menerus oleh seorang perempuan? He... He... He...
Pagi itu, Soraya menata makanan yang baru selesai dimasak olehnya diatas meja makan. Ada sup ayam, sambal tomat, tempe dan ikan goreng. Menu sederhana itu selalu terasa enak jika Soraya yang membuatnya.
"Masakanmu tidak pernah gagal honey, selalu saja enak," puji Damar.
"Tentu saja, aku memasak ini semua spesial untuk Dady dan Kakek," Soraya tersenyum lebar.
Seperti biasa, Soraya membalik piring dan mengambil makanan untuk Kakek Budi. Pria itu langsung menyantapnya dengan lahap dan penuh perasaan.
"Damar, berapa umurmu sekarang?" Tanya Budi.
"Tiga puluh lima tahun," sahut Damar santai.
"Kapan kamu akan menikah? Teman temanmu sudah memiliki dua orang anak. Apa kamu mau menunggu aku mati baru menikah hah?"
"Kakek, menikah itu sekali untuk seumur hidup, tidak bisa diburu buru. Jika sudah bertemu jodoh yang cocok, aku pasti akan menikah,"
"Mau mencari wanita yang seperti apa lagi kamu? Aku sudah menjodohkan kamu dengan Angel anak temanku,"
"Angel wanita genit yang hanya bisa berdandan itu? Dia bukan tipeku Kakek,"
"Memangnya seperti apa tipe wanita yang Daddy mau?" Sambung Soraya.
"Dia harus cantik, berpenampilan menarik, bisa mengurus rumah dan pintar memasak," jawab Damar.
"Kriteria itu cocok sekali denganku. Kenapa Daddy tidak menikah saja denganku?" Celetuk Soraya.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk..." Budi tersedak. Damar dengan cepat mengambilkannya segelas air minum.
"Sayang, bercanda mu itu kelewatan. Kamu hampir saja membuat Kakekmu mati dengan cara yang tidak estetik!" Omel Damar. Kedua matanya membulat seperti bola pingpong.
"Lagi pula, mana ada seorang Ayah menikahi putrinya sendiri? Bisa dianggap gila aku oleh para tetangga dan sanak saudaraku," lanjut Damar.
Soraya cemberut, dia kesal karena Damar menolaknya terang terangan. Padahal, cinta dan kasih sayang yang Soraya punya itu tulus tanpa kepalsuan.
Selama ini, diam diam Soraya memiliki perasaan kepada Ayah angkatnya. Perasaan yang tak wajar layaknya hubungan anak dan Ayah. Soraya jatuh cinta pada Damar, semua karena perlakuan lembut dan perhatian yang selalu pria itu berikan.
Berkali kali Soraya mengungkapkan isi hatinya pada Damar, tapi Damar selalu menganggap ucapan Soraya sebagai candaan. Memangnya salah mencintai Ayah angkat sendiri? Toh hanya Ayah angkat saja bukan Ayah kandung.
"Bercanda mu itu sungguh keterlaluan Raya, jangan pernah ulangi lagi!" Timpal Budi.
Meski sedikit kecewa, Soraya merasa puas karena bisa mengetahui kriteria wanita idaman Damar. Kriteria itu sangat cocok dengannya, bahkan hingga seratus persen. Soraya hanya perlu mendekati Damar lebih keras lagi, dia yakin cepat atau lambat Damar bisa jatuh kedalam pelukannya.
"Soraya, umurmu masih muda. Cobalah untuk memikirkan pendidikan atau pekerjaan, jangan pikirkan soal pasangan dulu," Damar memberi nasihat. Dia sangat berharap Soraya bisa memiliki masa depan yang cerah, secerah mentari yang bersinar di pagi hari.
"Sekolah dua belas tahun itu sudah cukup Daddy, aku tidak mau berpikir terlalu keras. Soal pekerjaan, aku sudah memiliki karir yang bagus didunia novel online," Soraya membantah nasihat dan keinginan Damar seperti biasa.
"Huft..." Damar menghembuskan nafas berat. Memiliki seorang putri memang tidak mudah, terlebih Soraya adalah tipe orang yang keras kepala dan susah diatur.
🍁🍁🍁
Malam hari, sepulang kerja. Damar asyik menghibur dirinya dengan bermain game di ponsel pintarnya. Budi berjalan tertatih menghampiri cucunya itu, wajahnya terlihat menyimpan rasa cemas lumayan besar.
Dari pagi hingga sore, Budi selalu teringat pada ucapan Soraya soal dia menawarkan diri untuk menjadi istri dari Damar Ayah angkatnya sendiri. Budi mengira kalau Soraya memiliki perasaan pada Damar dan ucapannya pagi tadi bukanlah sebuah candaan belaka.
"Damar, Kakek mau bicara sama kamu," ucap Budi sambil duduk di sofa kebanggaannya.
"Mau bicara soal apa?" Tanya Damar.
"Soal ucapan Soraya tadi pagi. Bagaimana kalau ternyata dia benar benar menyukai kamu?" Ujar Budi.
"Kakek, jangan terlalu mengambil pusing omongan bocah tengil itu. Soraya hanya bercanda saja, dia tidak serius dengan ucapannya," ucap Damar tanpa mengalihkan pandangannya dari layar benda pipih yang sedang dipegangnya.
"Tapi, aku melihat aura wajah serius darinya tadi pagi. Pokoknya bercanda atau tidak bercanda, kamu tidak boleh menerima perasaan gadis muda itu," Budi memperingatkan cucu semata wayangnya dengan keras.
"Kakek, aku ini tidak buta. Diluar sana masih banyak wanita cantik, kenapa juga aku harus mengencani putri angkat ku sendiri?"
"Bagus, aku akan pegang kata katamu. Ngomong ngomong, besok Angel akan datang kesini. Kakek mengundangnya untuk makan siang bersama,"
"Apa? Kenapa Kakek tidak minta izin kepadaku dulu? Aku tidak suka ada orang asing masuk kerumah ini," Damar langsung meletakan ponselnya begitu saja.
"Soraya juga orang asing bukan?" Ucap Budi.
"Terkecuali Soraya. Aku tidak mau makan siang bersama dengan wanita genit itu!" Tolak Damar mentah mentah.
"Ayolah Damar, coba temui dia satu kali saja. Kakek janji, kalau kamu merasa tidak cocok setelah mengobrol dengannya besok, Kakek tidak akan menjodohkan kalian berdua lagi," Budi mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangannya secara bersamaan.
"Janji?" Desak Damar.
"Iya, janji," Budi mencoba meyakinkan Damar.
"Awas kalau bohong ya!" Ancam Damar serius.
Tanpa Damar dan Budi ketahui, diam diam Soraya mencuri dengar dari balik tembok. Dia cemburu mengetahui cinta pertamanya akan dikenalkan dengan wanita lain. Soraya harus melakukan sesuatu agar pertemuan itu berjalan tidak lancar, Damar hanya boleh menjadi miliknya seorang, tidak ada yang boleh mengganggu gugat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments