Bab 3

🍁🍁🍁

Hal yang ditakutkan Soraya terjadi, Angel benar-benar datang. Parahnya sejak tadi wanita genit itu terus menempel di lengan Damar seperti upil, lengket dan tak mau lepas.

Siang itu, nafsu makan Soraya hilang. Dia hanya mengorek ngorek makanan buatannya tanpa memasukannya kedalam mulut. Matanya terus menatap sinis kearah Angel yang sedang sibuk merayu Damar agar mau makan disuapi olehnya.

"Wanita ulat bulu, aku akan mencarikan kamu obat pembasmi hama agar sifat gatal mu itu bisa berkurang," umpat Soraya dalam hati.

Damar menggeser posisi duduknya agar bisa sedikit menjauh dari Angel, tapi wanita itu terus menerus mendekat kepadanya.

"Mas, makan yang banyak ya. Agar Mas bisa tumbuh sehat dan kuat," celetuk Angel.

"Maaf Tante, Daddy ku bukan bayi. Tidak perlu disuruh, kalau dia lapar juga akan makan sendiri," sambung Soraya.

Angel menatap Soraya dengan tatapan tidak suka, matanya melotot seperti bola kasti. Bukanya takut, Soraya malah menatap wanita itu balik dengan tatapan yang jauh lebih garang dan seram dari tatapan hantu kuyang.

"Soraya, bersikaplah sopan pada calon Ibumu," omel Budi.

"Calon Ibu? Bahkan Daddy saja belum mengatakan setuju dijodohkan dengannya. Kakek ada ada saja!" Ucap Soraya.

"Soraya, kalau sudah selesai makan sebaiknya kamu masuk ke kamar saja. Ada hal pribadi yang ingin aku bicarakan dengan Tante Angel dan Kakek," perintah Damar.

Soraya cemberut, dia kesal karena Damar mengusirnya secara halus. Hal pribadi apa yang ingin mereka bicarakan? Kenapa Soraya tidak boleh ikut mendengarkan? Apa jangan jangan mereka akan membahas tentang tanggal dan bulan pernikahan? Pikiran buruk langsung menjejali otak Soraya.

"Tidak perlu menunggu selesai makan, sekarang juga aku akan pergi ke kamar!" Soraya bangkit dari kursi dan berjalan cepat menuju kamarnya yang ada dilantai dua.

Damar paham benar kalau Soraya sedang marah padanya, Soraya sangat tidak setuju jika Damar dijodohkan dengan Angel. Selain gatal, Angel sangat kasar dan kurang suka pada kehadiran Soraya dirumah itu.

Damar ingin menolak Angel secara halus, agar wanita itu tidak tersinggung dan menaruh dendam padanya. Terutama agar sang Kakek tidak merasa malu dan tak enak hati kepada Angel dan keluarganya.

"Angel, aku sangat berterimakasih atas perhatian dan rasa sukamu padaku. Tapi maaf, untuk saat ini aku sedang tidak mau menjalin hubungan dengan siapapun, apa lagi menikah," celetuk Damar penuh kehati harian.

"Maksudnya, kamu menolak cintaku?" Tanya Angel.

"Iya,"

"Apa semua karena anak sial itu?" Tuduh Angel.

"Dia bukan anak sial, dia putriku!" Damar emosi.

"Damar, apa yang kurang dari Angel? Dia baik, cantik dan berpendidikan. Karirnya juga bagus, masa depanmu akan cerah jika menikah dengannya," sela Budi. Dia tak terima Angela ditolak begitu saja.

"Kakek sudah berjanji padaku kemarin, kalau Kakek tidak akan memaksakan kehendak padaku," ucap Damar.

Seketika Budi menutup mulutnya, dia tidak mau cucunya marah kepadanya. Melihat sikap Budi yang lembek pada cucunya sendiri Angela merasa kecewa, dia merasa Kakek tua itu tidak bisa diandalkan sama sekali.

🍁🍁🍁

Di dalam kamarnya, Soraya tengah sibuk bermain ponsel. Menonton drakor bisa mengurangi rasa pusing dan sesak karena tekanan api cemburu. Soraya sangat tidak senang jika Damar menikah dengan Angel, dia bahkan berencana akan kabur dari rumah jika hal itu benar benar terjadi.

Klak...

Pintu kamar terbuka, Damar menghampiri Soraya dan duduk disisi ranjangnya. Soraya membalik tubuhnya menghadap tembok, Damar tau kalau putrinya sedang marah besar kepadanya.

"Sayang, marahnya jangan lama lama dong," bujuk Damar.

"Aku kesal pada Daddy, Daddy lebih peduli pada wanita itu daripada aku!" Ucap Soraya tanpa memalingkan wajahnya dari layar ponselnya.

"Itu tidak benar sayang, mana mungkin aku lebih peduli pada dia daripada kamu. Kamu putri kesayanganku," sanggah Damar.

Soraya bangkit dan duduk bersandar pada bahu tempat tidur. Dia menatap wajah sang Daddy dengan tatapan serius.

Cup...

Sebuah ciuman mendarat di pipi Damar, pria tampan itu mendelik karena kaget. Dia tak menyangka kalau Soraya akan melakukan hal senekat itu, hal yang tak lazim dilakukan oleh seorang putri kepada Ayahnya.

"Aku cinta sama Daddy, aku tidak mau Daddy menikah dengan perempuan manapun kecuali aku," celetuk Soraya.

"Bercanda mu itu keterlaluan nak, tidak lucu! Sekarang kamu lebih baik tidur saja, jangan nonton drakor terus. Besok bangunnya bisa kesiangan," ucap Damar.

Damar meninggalkan kamar Soraya dengan perasaan tak menentu, jantungnya berdegup kencang dan kedua pipinya merah merona. Bisa bisanya dia merasa malu dan tersipu karena ulah nakal anak angkatnya sendiri.

Damar selalu menganggap pernyataan cinta Soraya sebagai sebuah candaan, dia tidak pernah menganggapnya serius. Tapi kali ini ada yang berbeda dari sorot mata Soraya, tidak ada ekspresi bercanda disana. Jangan jangan Soraya benar benar telah jatuh hati padanya? Akhirnya, hati Damar berhasil dibuat ketar ketir oleh seorang wanita, dan wanita itu adalah Soraya.

"Apa aku kurang cantik? Tidak, aku cantik kok. Apa penampilanku kurang seksi? Tidak juga, aku lumayan seksi. Tapi apa yang membuat Daddy tidak pernah mau melirikku?" Soraya berceloteh sendiri sambil melihat bayangan dirinya sendiri didepan cermin.

Diluar sana, ada banyak pria yang naksir pada Soraya. Tapi Damar seperti tidak memiliki ketertarikan padanya. Atau jangan jangan Damar itu memiliki kelainan seksual? Soraya mulai menduga duga.

Soraya tidak boleh berpikir macam macam pada Damar. Damar pria normal, hanya saja dia terlalu baik dan polos diusianya yang sudah kelewat matang. Soraya yakin Damar bukan tidak tertarik padanya, pria itu hanya sangat menahan diri saja.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!