Bab 16

"Kita harus secepatnya mendapatkan donor darah AB." Ucap Suster itu membuat semua orang panik.

"Ambil darahku saja Sus." Ucap Reyna membuat Ayahnya kaget Karena ia tahu Reyna sangat takut disuntik.

"Mari Nona." Ajak suster itu salah satu ruangan untuk pengambilan darah.

Reyna sudah berada berbaring di brangkar untuk melakukan transfusi darah.

Reyna membulatkan matanya ketika ia melihat jarum suntik.

Suster itu bersiap mau menyuntik Reyna.

"Suster tunggu... " Reyna menghendaki suster itu ketika ia mau disuntik untuk melakukan transfusi darah.

"Sus tunggu ya." Reyna menarik nafas panjang untuk mencoba menghilangkan rasa takutnya.

Ceklek

Pintu terbuka masuklah seorang lelaki tampan siapa lagi kalau bukan Reyhan suami Reyna. Reyhan mendekati Reyna.

"Kenapa kamu berada disini?" Tanya Reyna pada Reyhan yang sudah berada didepannya.

Reyhan memberikan kode pada suster itu. Ketika ia mengalihkan perhatian Reyna supaya tidak melihat ketika ia mau diambil darahnya.

"Untung tadi ayah memberitahuku kalau Reyna takut sama jarum suntik" Ucap Reyhan dalam hati dengan menatap Reyna begitu dalam.

"Sudah selesai, kamu istirahat dulu." Ucap suster itu lalu pergi meninggalkan Keyla yang masih berbaring. Karena ia buruh-buruh menyerahkan darah ini pada dokter yang masih melakukan tindakan operasi pada Bu Karina.

"Cepat banget ya." Guman Reyna bingung karena ia tidak merasakan sakit tangannya disuntik.

Reyhan tersenyum menatap istrinya yang mau mentransfusikan darah untuk Bundanya. Padahal ia takut sama jarum suntik.

"Terimakasih yah." Ucapnya tulus. Sedangkan Reyna hanya tersenyum.

Reyna bangun dari brankar

"Mau kemana?" Tanya Reyhan.

"Mau keluar." balas Reyna Yang mau turun dari brangkar namu Reyhan menahannya.

"Tunggu.." Menahan Reyna agar ia tidak turun dari brangkar. "Kamu tidak boleh kemana-mana. Kamu harus istirahat, apa lagi kamu baru melakukan transfusi darah." Omel Reyhan.

Reyhan memutar bolah matanya malas mendengar omelan Reyhan.

"Aku tidak selemah itu." Reyna mendengus lalu kembali berbaring di brangkar dan memejamkan matanya.

Reyhan tersenyum melihat istrinya yang kembali berbaring.

"Aku ingin sekali membelai rambutmu ataupun memegang tanganmu, cuma aku takut kamu akan marah lagi kepadaku." Ucap Reyhan menatap istrinya.

Hampir satu jam Reyhan masih menemani Reyna yang masih tidur. Tak lama Reyna terbangun dan mengerjabkan matanya dan yang pertama ia lihat adalah wajah suami tampannya. Sejenak ia sempat terpesona dengan ketampanan suaminya.

"Tampan." Guman Reyna pelan namun masih didengar Reyhan.

"Kamu sudah mengakui ketampanan ku Maureen" Goda Reyhan memaik turunkan Alisnya yang membuat Pipi Reyna memerah karena malu. Lalu ia cepat-cepat bangun dari brangkar karena malu sama suaminya.

"Bodoh.. Bodoh.. malu banget. " Ucap Reyna memukul kepalanya pelan.

Reyhan yang mengikutinya hanya menggelengkan kepalanya melihat Reyna yang ngomel sendiri.

Tak lama Reyna dan Reyhan sudah sampai Tempat ruang Operasi.

Reyna menatap sekeliling Ayah Dirly sama ayahnya sudah tidak ada.

"Kemana semua orang." Guman Reyna bingung sambil menoleh kesana kemari.

"Operasi Bunda audah selesai. dan berkatmu Bunda bisa selamat. Terimakasih Maureen." Ucapnya tulus.

"Ayo kita keruangan Bunda." Ajak Reyhan pada Reyna, tanpa sadar Reyhan menarik tangan Reyna. Reynapun tidak menolak lagi ketika Reyhan memegang tangannya.

Reyhan sudah berada di ruangan bundanya. Bundanya masih menutup matanya karena masih pengaruh obat bius.

"Mentang-mentang pengantin baru biar di dalam ruangan masih gandengan, kayak mau nyebrang ajah. Sindir Pak Dirly pada anaknya.

Reyhan tersadar dia memegang tangan Reyna. Ia cepat melepaskan tangannya. Sedangkan Ayahnya menggelengkan kepalanya.

Ayah Reyna dan Ibu Tirinya sudah pulang ya pas operasinya sudah selesai.

Reyhan menoleh kearah Reyna.

"Maaf, aku tidak sengaja memegang tanganmu." Ucap Reyhan merasa bersalah ke arah Reyna. Walaupun Reyna istrinya, tapi dia harus tetap meminta izin, walaupun hanya tangan sekalipun.

"Tidak apa-apa, Bukankah kita suami istri dan aku harus terbiasa ketika kamu pegang tanganku. Tidak mungkin kan kita selalu jaga jarak terus. karena bagiku menikah hanya sekali." Ucap Reyna panjang lebar dan Reyhan tersenyum lebar mendengar penuturan istrinya.

"Rey kamu pulang saja dengan istrimu. Biar Bunda, Ayah yang jaga." Ucap Pak Dirly pada anaknya.

"Tapi ya.... "

"Tidak apa-apa nak, kamu juga butuh istirahat dan besok kalian berdua harus sekolah." Ucap Pak Dirly memotong perkataan Reyna.

"Baiklah Ya kami pulang." Ucap Reyhan pasrah lalu ia menoleh kearah Bundanya yang masih menutup matanya.

"Bunda Rey pulang." Ucap Reyhan menatap Bundanya sendu.

"Ayo Maureen." Reyhan mengajak Reyna pulang.

"Maureen?" Tanya Ayah mengernyitkan Alisnya mendengar panggilan anaknya pada Reyna.

"Itu panggilan ke sayangku untuk istriku ya, bedah dari yang lain. Bukankah Namanya Reyna Maureen Alexandria.Aku mengambil namanya yang tengah. " Ucap Reyhan pada Ayahnya. "Ayo Maureen." Ajaknya lagi.

Sebelum mengikuti langkah suaminya ia berbalik melihat ibu mertuanya.

"Bun Reyna pulang, semoga Bun cepat sembuh. Ayah Reyna pulang dulu." Ucap Reyna salim pada Ayah mertuanya lalu menatap sendu Ibu mertuanya.

Reyna berjalan disamping Reyhan keluar dari rumah sakit.

"Kita ke apartemenku saja." Ucap Reyna pada Reyhan.

"Kamu punya apartemen?" Tanya Reyhan yang diangguki Reyna.

"Kamu tidak ingin kerumah Bunda saja." Ucap Reyhan hati-hati supaya Reyna tidak marah.

Reyna menggelengkan kepalanya.

"Baiklah." Pasrah Reyhan mengikuti kemauan istrinya.

Reyhan kembali mengendarai motor Reyna menuju ke apartemen Reyna. Tak lama ia sudah sampai di apartemen yang cukup elit.

"Rey kamu tinggal disini?" Tanya Reyhan pada Reyna.

"Ia, emangnya kenapa?" Reyna kembali bertanya pada Reyhan.

"Sebenarnya apartemenku juga ada disini." Ucap Reyhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kita ke apartemenku dulu ganti baju, baru kita apartemenmu." Ucap Reyna yang diangguki Reyhan.

Mereka menuju ke arah Lift. tak lama pintu lift terbuka, ketika Reyna memencet lantai dimana Reyna tinggal membuat Reyhan melongoh karena ternyata ia satu lantai dengan Reyna.

"Ternyata aku satu lantai dengannya, tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya." Ucap Reyhan dalam hati.

Reyna sudah berada didepan pintu Apartemennya.

"Maureen?" Panggil Reyhan, yang membuat Reyna berbelik menatap wajah tampan suaminya.

"Iya ada apa." Tanya Reyna.

"Sebenarnya apartemenku ada disebelah apartemenmu juga. cuma kenapa kita tidak pernah ketemu ya?" Tanya Reyhan pada Reyna.

"aku jarang ke Apartemen, Paling aku singgah ke apartemennku jika aku pulang larut malam." Ucap Reyna santai lalu masuk ke apartemennya diikuti Reyhan dari belakang.

"bisa kita gabungkan Apartemen kita, apa lagi apartemen kita berseblahan." Ucap Reyhan mengungkapkan niatnya pada Reyna. tanpa sadar ia terus mengekori Reyna sampai dikamar.

"Terserah kamu saja." Ucap Reyna berbalik menatap suaminya.

Reyna berbalik lagi kearah suaminya yang masih mengikutinya.

"Mau mengikutiku juga masuk kamar mandi" Ucap Reyna didepan kamar mandi.

Reyhan tersadar dan menunduk malu dan pipinya memerah. Lalu ia berlari keluar dari kamar Reyna. ia berbaring disofa dan menyalahkan TV sambil menunggu Reyna sudah mandi.

...**Bersambung**...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Reyhan mendengar omelan Reyhan..??🤔🤔🤔

Peran cewek namanya Reyna apa Keyna sih? 🤔🤔😇😇

2024-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 BAB 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 VISUAL
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 BAB 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 BAB 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 BAB 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 107
110 Bab 108
111 Bab 109
112 Bab 110
113 Bab 111
114 Bab 112
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
BAB 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
VISUAL
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
BAB 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
BAB 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
BAB 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 107
110
Bab 108
111
Bab 109
112
Bab 110
113
Bab 111
114
Bab 112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!