Bab 9

Malam harinya Reyna turun dari tempat tidurnya. Ia langsung pergi kedapur mencari apa yang bisa ia makan.

Setelah selesai makan Reyna menemui ayahnya keruang keluarga untuk menyerahkan surat panggilan dari sekolah.

"Ini" Ucap Reyna datar dengan menyerahkan Amplop yang ada ditangannya.

Pak Ardan amengambil Amplop itu. "Apa ini" Tanyanya sambil melihat-lihat amplop di tangannya.

"Panggilan dari sekolah." Ujar Reyna datar lalu pergi meninggalkan Ayahnya yang masih duduk diruang tamu menikmati segelas kopinya.

Pak Ardan hanya menghela nafas panjang.

"Ayah sabar jangan marah-marah terus." Ujar Lisa ibu tiri Reyna mencoba menenangkan suaminya.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan perjodohan dengan sahabat mendiang ibunya Reyna." Ucap Pak Ardan yang sudah putus asa mendidik anaknya.

"Aku setuju saja, yang mana menurut Ayah baik untuk Reyna." Ujar Ibu Tiri Reyna Lembut.

...****************...

Reyna sudah berada disekolah berjalan di Koridor seorang diri.

"Reyna... "Panggil Citra berlari menghampirinya.

Reyna berhenti lalu memandang Citra yang berada didepannya. Ia mengerutkan alisnya karena baru pertama kali Citra menghampirinya.

Citra paham kalau Reyna heran melihat ia menghampirinya.

"Ayo jalan bareng kekelas." Ajak Citra yang diangguki Reyna.

Sesampainya di kelas Reyna dan Citra langsung pergi ketempat duduknya.

Tak lama guru masuk ke kelas XI IPA 1

Guru itu menjelaskan materi yang ia bawakan pada siswa siswi dikelas.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu membuat guru itu menoleh kearah pintu.

"Assalamu'alaikum bu," Ucap orang itu lalu menghampiri gurunya.

"Walaikum Salam, Ada apa Rey?" Tanya Guru itu kepada Reyhan.

"Bu saya hanya ingin menyampaikan bahwa Reyna dipanggil sama Pak Sopyan." Ujar Reyhan pada guru yang ada didepannya.

"Reyna.. " Panggil guru itu pada Reyna.

Reyna berdiri dan menghampiri gurunya.

"Iya bu." Ucapnya datar.

"Reyna kamu dipanggil sama Pak Sopyan." Ujar Reyhan.

Reyna hanya menghela nafas lalu berjalan menuju ke ruang Pak Sopyan yang diikuti Reyhan.

Reyna berhenti lalu menatap Reyhan yang masih mengikutinya.

"Lo tidak usah ngikutin gue, gue bisa jalan sendiri." Ujarnya ketus Lalu melanjutkan jalannya menuju ke ruang Pak Sopyan.

Tok Tok Tok

Reyna memasuki ruangan Pak Sopyan. langsung duduk tanpa memperdulikan tatapan orang disekitarnya.

"Jadi ini anak yang berani menampar anak aku" Ujar ibu salma yang berpenampilan Glamor.

"Anakku masuk rumah sakit gara-gara kamu, tangannya juga harus di gips karena patah itu semua karena ulahmu." Marah Ibu Salma sambil menunjuk-nunjuk Reyna.

"Untung tangannya saja yang ku patahkan, Bagaimana kalau saya patahkan kakinya juga." Ujar Reyna enteng tanpa beban.

"Anak saya juga masuk rumah sakit, karena ditendang sama dia." Tunjuk Ibu itu dengan kilatan marah.

"Apa kamu tidak didik oleh orang tuamu." Ujar Ibu Salma.

Mendengar ucapan Ibu Salma membuat Reyna mengepalkan tangannya.

"Ibu tenang kita bisa bicarakan ini baik-baik." Ujar Pak Sopyan mencoba menenangkan Ibu-Ibu itu yang sudah diliputi kemaraham. .

"Pokoknya Pak saya ingin dia bertanggung jawab, dan membiayai pengobatan anakku sampai sembuh." Ujar Ibu Salma.

"Assalamu'alaikum Pak, maaf aku terlambat datang." Ujar ayah Pak Ardan yang baru datang.

Semua orang kaget melihat kedatangan Tuan Alexandria orang terkaya kedua.

"Perkenalkan, aku Ardan Alexandria orang tua Reyna." Ucap Ayah Reyna memperkenalkan dirinya.

"Begini Pak, Reyna telah membuat tangan temannya patah sampai masuk rumah sakit." Ujar Pak Sopyan pada Ayah Reyna

"Maaf Pak, atas kelakuan putriku, semua biaya pengobatan anak kalian, biar aku yang tanggung semua." Ujarnya Pak Ardan mencoba bernegosiasi pada Ibi-ibu anaknya yang jadi korban karena ulah putrinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***