Bab 11

Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, hingga ia hanya memerlukan waktu 30 menit sampai dikediaman Alexandria.

Reyna berjalan santai masuk kedalam rumah.

Reyna duduk disofa yang berhadapan dengan Ayahnya.

Ayah Reyna menyerahkan selembar surat yang langsung diambil Reyna lalu membacanya.

"Apa maksud semua ini." Marah Reyna langung berdiri hendak pergi.

"Reyna tunggu." Teriakan Pak Ardan dapat menghentikan langkah kaki Reyna.

"Ada apa lagi, ini akal-akalan ayah saja kan." Tuduh Reyna sambil menatap ayahnya.

"Kamu baca baik-baik surat itu, kamu pasti tahu kan tulisan ibumu dan dibawah ada tanda tangannya.

Reyna membuka surat itu lagi dan membacanya dan benar saja dibawah ada tanda tangan Ibunya.

Reyna menegang membaca surat itu.

" Baiklah Reyna akan mencoba menerima perjodohan ini. Tapi, aku ingin ketemu dulu sama orang yang dijodohkan kepadaku. "Ucap Reyna pasrah akan takdinya.

"Bersiaplah jam 7:30 Kita akan makan malam bersama orang yang dijodohkan dengannu." Ucap Pak Ardan santai.

"Apa, kenapa terburu-buru sekali." Mata Reyna melotot mendengar ucapan Ayhnya yang menurutnya terlalu terburu-buru.

"lebih cepat lebih baik." Ujar Pak Ardan kembali

Reyna tidak menjawab lagi perkataan ayahnya, ia pergi ke kamarnya.

Sesampainya dikamar Reyna merenung memikirkan perjodohan dengan seorang laki-laki yang ia tidak kenal. Lalu ia mengambil foto ibunya yang ada diatas meja.

"Apakah ibu menginginkan gue menikah dengan anak teman ibu?" Ujar Reyna sambil mendekap foto ibunya dengan air mata menetes. Tanpa terasa ia tertidur.

Di alam Mimpi.

Reyna berjalan yang dipenuhi bunga-bunga cantik. Tak lama matanya melirik seorang wanita cantik bermain ayunan. Lalu Reyna mendekati wanita itu.

Wanita itu tersenyum dan menanggil Reyna mendekati.

Reyna berlari kearah wanita itu dan langsung memeluknya.

"Ibu, Reyna kangen." Ujar Reyna yang masih memeluk Ibunya dengan air mata menetes.

Ibu Reyna membalas pelukan putri kesayangannya dengan mengelus rambutnya.

"Putriku sayang, jangan menangis lagi ya." Ucap Ibu Reyna lalu mencium pipi Reyna dengan sayang.

"Dengarkan Ibu sayang, Maukah kamu memenuhi permintaan terakhir Ibu." Ucapnya yang diangguki Reyna.

Wanita itu tersenyum lalu mengajak Reyna duduk di kursi kayu yang ada di taman bunga yang sangat cantik

"Terimalah perjodohan itu sayang, ibu yakin kamu akan bahagia bersama laki-laki itu." Ujar Ibu Reyna dengan lembut.

Reyna mengusap kasar air matanya lalu tersenyum menatap kearah Ibunya yang sangat ia sayangi.

"Baiklah bu, aku akan berusaha menerimanya." Ujarnya mantap tanpa keraguan.

Reyna sayup-sayup mendengar ada memanggilnya dan menggoyang kan badannya.

"Rey.... Reyna bangun Reyna." Ucap Ibu Tiri Reyna yang masih berusaha membangunkan Reyna.

"Ibu...." teriak Reyna bangun lalu menatap tajam Ibunya yang berada dikamarnya.

"Rey kamu tidak apa-apa nak." Ucap Ibu Tiri Reyna lembut.

"Keluar lo, berapa kali gue bilang jangan pernah lo masuk dikamar gue." Bentak Reyna pada Ibu Tirinya.

"Maaf Nak, Cuma Ayah mu menyuruh Ibu membangunkanmu karena sebentar lagi kita akan ketemu dengan keluarga Smith." Ucap Ibu Tiri Reyna lembut.

"Kamu bukan Ibuku, Sekarang kamu keluar dari kamarku." Marah Reyna sambil menujuk arah pintu agar Ibu Tirinya keluar dari kamarnya.

"Satu lagi kasih tahu Ayah 10 menit lagi aku turun." Ucap Reyna lagi.

Setelah Ibu Tirinya keluar Reyna duduk memikirkan mimpinya.

"Baiklah Bu, gue akan menerima perjodohan ini demi Ibu." Ucap Reyna lalu masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

...***Bersambung***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!