Bab 13

"Iya Tante kita masih sekolah, apa lagi satu minggu itu terlalu cepat. " Timpal Reyna.

"Jangan khawatir sayang, pernikahan kamu hanya dihadiri keluarga saja, Kita baru adakan resepsi ketika kamu lulus." Ucap Bunda Karina lembut pada calon menantunya.

"Tapi Bund satu minggu itu terlalu cepat." Ucap Reyhan masih keke menolak pernikahannya dipercepat.

Bunda Karina menghela nafas panjang.

"Rey Pokoknya kalian akan menikah 1 minggu lagi. mulai besok kamu sama Reyna pergi cari cincin.

" Baiklah Bund"Ucap Reyhan pasrah lalu ia melirik ke arah Reyna hanya diam.

"Maaf Reyna belum siap menikah, Apa lagi kita masih sekolah. Apa kata teman-teman nanti kalau mereka tau." Reyna berusaha memberi pengertian pada orang tua Reyhan.

"Biarkan kami saling mengenal dulu." Ucap Reyna lagi lalu berdiri pergi tanpa makan terlebih dahulu.

"Reyna..." Pak Ardan memanggil putrinya namun Reyna tidak menghiraukan panggilan Ayahnya. Ia terus berjalan keluar dari Cafe.

"Biar Reyhan bicara sama Reyna." Ucap Reyhan lalu berdiri menyusul Reyna yang sudah berada diparkiran.

"Reyna Tunggu." Teriak Reyhan membuat Reyna menghentikan langkahnya lalu menaik turun alisnya menatap Reyhan bingung untuk apa dia mengejarnya.

"Bisa kita bicara sebentar." Ucap Reyhan lagi yang diangguki Reyna

Reyhan kembali berjalan kearah Cafe namun ia tidak kembali bersama orang tuanya.

"Kita duduk disana saja." Reyhan tunjuk salah satu kursi kosong dekat jendela. Reyna hanya mengikuti Reyhan dari belakang.

"Kita makan dulu ya, perutku sudah demo minta diisi." Ucap Reyhan cengengesan memperlihatkan gigi putinya yang rapi.

"Terserah Lo saja." Ucap Reyna datar.

"Mba.. " Panggil Reyhan salah satu seorang pelayan.

"Iya, mau pesan apa?" Tanya pelayan itu pada Reyhan.

"Spaghetti udang dan minumnya lemon tea" Reyhan menatap Reyna. "Lo mau pesan apa?" Tanya Reyhan pada Reyna.

Reyna menghela nafas panjang. "

"Americano" Ucap Cahaya datar."

Setelah pelayan itu mencatat pesanan Reyna dan Reyhan ia pergi meninggalkan kedua orang itu untuk menyiapkan makanan yang mereka pesan.

"Ehem" Reyhan berdehem untuk menghilangkan kecangungannya.

"Apa Lo marah atas permintaan Bunda?" Tanya Reyhan mulai membuka obrolan.

Reyna kembali menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Reyhan.

"Gue tidak marah, Cuma itu terlalu cepat buatku. Apa lagi kita masih sekolah." Ucap Reyna pada Reyhan.

"Apa kita tidak bisa mencobanya, Gue tidak ingin membuat Bunda Kecewa. Bukankah pernikahan kita juga tidak dipublikasikan." Reyhan mencoba membujuk Reyna agar mau memenuhi permintaan bundanya. Karena Reyhan takut Bundanya jatuh sakit lagi memikirkan dia dan Reyna.

"Baiklah, tapi gue tidaksuka dikekang." Ucap Reyna pasrah membuat senyum Reyhan terbit dibibirnya.

Obrolan mereka terhenti karena pelayan datang membawa pesanan mereka. Pelayan itu menata makanan diatas mejah.

Mereka makan tanpa ada menimbulkan suara. Reyna hanya diam sambil menikmati Americano yang ada didepannya sedangkan Reyhan makan makanan yang ada didepannya sesekali melirik Reyna.

Handphone Reyhan berdering membuat berhenti menyuapkan makanan ke mulutnya. Setelah melihat siapa menelpon ia mengerutkan alisnya bingung, Buat apa ayahnya menelpon Itulah pikirnya.

Sedangkan Reyna hanya menatap Reyhan dengan wajah bingung.

"Hallo Ya." Ucap Reyhan pada sebrang telpon.

"Rey kerumah sakit sekarang, Bunda kembali Drop." Ucap Ayah Dirly pada Reyhan.

Reyhan langsung menegang ketika mendengar kabar Bundanya Lalu ia melirik Reyna yang menatapnya bingung.

"Bunda Masuk Rumah sakit." Ucap Reyhan senduh."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!