Tanpa membalas perkataan anak buah Niko, Reyna mendorongnya hingga anak buah Niko terjatuh tepat di hadapan Niko yang sudah berdiri di depan motornya.
Reyna tersenyum miring melihat Niko yang tengah menahan amarahnya. Kemudian ia berjalan mendekati Niko.
"Lo itu hanya berani keroyokan, dasar pengecut." Ucap Reyna sambil berbalik namun tangannya dicekal oleh Niko.
Reyna melihat tangannya dicekal. Ia menatap tajam ke arah tangan Niko yang berani menyentuhnya.
"Lepaskan" ucap Reyna datar. Namun Niko tetap tidak melepaskan genggamannya.
"Gue bilang lepas." Ucap Reyna lagi penuh penekanan. Namun Niko tetap keras kepala tidak mau melepas pegangan tangannya.
Reyna memejamkan matanya. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadap Niko. Kemudian Reyna menghentakkan tangannya dengan kasar hingga tangan Niko terlepas. Reyna menendang Niko hingga Niko terjatuh. Ia tidak membiarkan Niko bangkit untuk melawannya. Lalu dia menginjak tangan Niko hingga menimbulkan bunyi retakkan.
Sementara itu, anak buahnya tengah bersiap menolong Niko. Ada 10 orang yang menyerang Reyna, Reyna mulai kewalahan menghadApi mereka semua.
Buk
Buk
"Brengsek." Ucap Reyna sambil menyeka darah di bibirnya. Ia melotot ke arah anak buah Niko. Kemudian ia melakukan tendangan berputar sehingga beberapa anak buah Niko pingsan dan terjatuh.
"Jangan pernah lo ganggu gue lagi." Ucap Reyna lalu pergi mengendarai motornya dengan kecepatan sedang
...****************...
Sementara itu, di balik pohon, ada seseorang yang sedang menonton perkelahian antara Reyna dan anak buah Niko.
"Siapa dia sebenarnya?" Ucap orang yang masih berdiri di balik pohon.
Setelah geng Niko pergi, orang itu pun pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya.
Sementara itu, Reyna sudah sampai di rumah orang tuanya, seperti biasa Reyna akan mendapat kemarahan dari ayahnya.
"Reyna, kamu mau jadi apa? yang kamu lakukan hanya berkelahi, lihat saja wajahmu yang lebam-lebam bahkan bibirmu juga terluka." Ucap Pak Ardan yang frustasi melihat kelakuan anaknya.
"Apa pedulimu, Bukankah kamu hanya peduli dengan istri kesayanganmu itu?" Ucap Reyna sinis.
"Reyna dia ibumu, bersikaplah sopan padanya." Bentak Pak Ardan pada Reyna.
"Dia bukan Ibuku, Ibuku Sudah mati karena perbuatan lo dengan perempuan murahan itu." Ucap Reyna penuh penekanan.
Plak
Pipi Reyna menoleh ke samping, bahkan pipinya sudah memerah bekas tamparan ayahnya. Darah yang sudah mengering dari bibirnya kembali keluar akibat tamparan keras dari ayahnya.
"Reyna, Maafkan Ayah sayang, Ayah tidak sengaja." Ucap Pak Ardan menyesal. Namun Reyna hanya Ucap Pak Ardan penuh penyesalan. Namun, Reyna hanya tertawa dan tawanya semakin keras dan tak lama kemudian terdengar tangisan Reyna yang begitu menyayat hati. Ia menyeka air matanya dengan kasar. Lalu menatap tajam ayahnya penuh kebencian.
Reyna berbalik keluar. Ia lebih memilih tidur di apartemennya.
Suasana hati Reyna kacau, ia memacu motornya dengan kecepatan tinggi, apalagi jalanan sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 03.00.
Reyna terus menambah kecepatannya hingga sampai di apartemen. Dia membersihkan diri di kamar mandi karena badannya sangat lengket. Apalagi sangat menguras tenaga bertengkar dengan Geng Niko, ditambah harus berdebat dengan ayahnya.
Reyna berendam di bathtub selama satu jam, lalu berdiri dan mengambil kimononya lalu keluar dari kamar mandi.
Karena lelah, dia langsung berbaring dan tidur hanya mengenakan kimononya. Dia juga membiarkan luka-lukanya tidak diobati.
Pagi harinya, alarm sudah berbunyi tetapi Reyna masih tidur nyenyak. Sinar matahari menerpa wajah cantiknya melalui celah jendela yang mengganggu tidurnya. Dia tidak sengaja melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 17.10. Matanya langsung terbelalak karena dia sudah sangat terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha bukannya tadi Reyna tinggal di appartemen nya,ngapain pulang ke rumah ortu mlm2 kek gitu,emang sengaja cari penyakit..
2024-06-15
1