Bab 8

Reyna membaringkan kepalanya di atas meja yang membuat Citra menggelengkan kepalanya.

"Baiklah anak-anak siapa yang bisa mengerjakan soal ini." Ucap guru itu pada siswa-siswi yang ada dalam kelas.

Namun tidak ada yang mengangkat tangannya Semua siswa-siswi hanya diam.

"Baiklah tidak ada yang mau, biar ini yang tunjuk.'

Guru itu berjalan, namun matanya mendelik melihat salah satu muridnya tertidur dalam kelas.

Guru itu menghampiri Reyna.

" Reyna Bangun." Ucap Citra menyenggol Reyna supaya terbangun.

"Reyna... "

Brak

Guru itu menggebrak meja yang membuat Reyna menatap orang yang berani menggebrak mejahnya. Reyna hanya menatap malas guru didepannya.

"Reyna beraninya kamu tidur di jam pelajaranku" Marah Guru itu Sedangkan Reyna hanya memutar bola matanya malas.

"Sekarang kamu kerjakan soal diatas." Titah guru itu pada Reyna.

"Kalau saya bisa kerjakan soal itu, Semua siswa-siswi yang berada dalam ruangan ini bisa pulang lebih awal." Tantang Reyna pada guru itu.

"Ok, Kalau bener semua jawabanmu kalian semua bisa pulang." Jawab guru itu tegas tanpa keraguan.

Reyna maju kedepan mengerjakan soal yang begitu rumit bagi siswa yang tidak tau. Tapi tidak bagi Reyna, Reyna hanya mengerjakan tidak sampai 10 menit yang membuat guru kaget dan semua siswa-siswi yang berada dalam kelas.

"Tunggu ibu cek dulu." Guru itu tercengang melihat jawaban Reyna yang bener semua dan ia mengerjakannya dengan cepat.

"Kalian bisa pulang." Ucap guru itu lagi dengan lesuh.

Semua kelas XI IPA 1 bersorak bahagia bisa pulang cepat berkat Reyna yang dia juluki Gadis Ice tak tersentuh.

...****************...

Reyna mengendarai motornya dengan kecepatan pelang. Namun ia tidak menuju ke arah rumahnya melainkan ia pergi ke danau tempat ia menyendiri ketika pikirannya kacau.

Reyna memandang danau sambil melempar batu-batu kecil.

"Ternyata kamu juga sering kesini." Ujar Reyhan yang sudah ada dibelakangnya menatap perempuan yang selalu membuatnya penasaran.

Tanpa permisi Reyhan langsung duduk disamping Reyna. Namun Reyna berdiri untuk pergi dari danau itu.

"Reyna.." Panggil Reyhan dan langsung menghampiri Reyna. Namun kali Ini Reyhan tidak memegang pergelangan tangan Reyna karena ia dudah tahu kalau Reyna paling tidak suka dipegang tangannya.

"Apakah kita bisa berteman.?" Tanya Reyhan mengulurkan tangannya kearah Reyna.

"Gue tidak butuh teman." Ucap Reyna datar lalu pergi mengabaikan tangan Reyhan yang masih menggantung.

Reyhan menarik kembali tangannya menatap punggung Reyna yang sudah menjauh.

"Saya harus menyelidikinya, pasti ada yang membuat dia jadi pribadi tertutup dan tidak mau dekat dengan siapapun bahkan disekolah dia tidak ada teman dia lebih suka sendiri." Monolog Reyhan sambil menatap Reyna yang semakin menjauh dari pandangannya.

Sedangkan Reyna sudah berdiri di samping motornya.

"Gue tidak butuh teman atau siapapun. gue tidak percaya dengan siapapun kecuali dengan diriku sendiri." Guman Reyna dengan mengepalkan tangannya lalu ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Tidak sampai 1 jam Reyna sudah sampai dirumah Ayahnya. Ia melihat Ibu Tirinya yang lagi duduk bersantai sambil nonton TV.

Reyna berjalan menuju kearah kamarnya tanpa memperdulikan keberadaan Ibu Tirinya.

"Reyna sudah pulang." Ucap Ibu tirinya yang menghampiri Reyna.

"Jangan sok peduli, kita tak sedekat itu." Ucap Reyna lalu naik langsung ke kamarnya.

Sedangkan Ibu tirinya hanya menatap sendu Reyna yang belum bisa menerimanya.

...***Bersambung***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!