Reyna membaringkan kepalanya di atas meja yang membuat Citra menggelengkan kepalanya.
"Baiklah anak-anak, siapa yang bisa mengerjakan soal ini?" Ucap guru itu kepada murid-murid di kelas.
Namun tidak ada yang mengangkat tangan. Semua murid terdiam.
"Baiklah, tidak ada yang mau, biar Ibu yang tunjuk."
Guru itu berjalan, namun matanya terbelalak melihat salah satu muridnya tertidur di kelas.
Guru itu menghampiri Reyna.
"Reina, bangun." Ucap Citra sambil menyikut Reyna agar bangun.
"Reyna... "
Brak
Guru itu menggebrak meja yang membuat Reyna menatap orang yang berani menggebrak mejahnya. Reyna hanya menatap malas guru didepannya.
"Reyna, beraninya kamu tidur di jam pelajaran Ibu" Marah Guru itu Sedangkan Reyna hanya memutar bola matanya malas.
"Sekarang kamu kerjakan soal diatas." Titah guru itu pada Reyna.
"Kalau gue bisa kerjakan soal itu, Semua siswa-siswi yang berada dalam kelas ini bisa pulang lebih awal." Tantang Reyna pada guru itu.
"Ok, kalau semua jawaban kamu benar, kalian boleh pulang." Guru itu menjawab dengan tegas tanpa ragu.
Reyna maju kedepan mengerjakan soal yang begitu rumit bagi murid-murid yang tidak tahu. Namun tidak bagi Reyna, Reyna hanya mengerjakannya dalam waktu kurang dari 10 menit yang membuat guru dan seluruh murid di kelas itu terkejut.
"Tunggu, Ibu cek dulu." Guru itu tercengang melihat semua jawaban Reyna benar dan dia mengerjakannya dengan cepat.
"Kalian bisa pulang." Ucap guru itu lagi dengan lesuh.
Semua kelas XI IPA 1 bersorak bahagia bisa pulang cepat berkat Reyna yang dia juluki Gadis Ice tak tersentuh.
...****************...
Reyna memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Namun ia tidak jadi pulang ke rumahnya melainkan pergi ke danau tempat ia menyendiri saat pikirannya sedang kacau.
Reyna menatap danau itu sembari melempar batu-batu kecil.
"Ternyata Lo juga sering ke sini." Ucap Reyhan yang berada di belakangnya menatap wanita yang selalu membuatnya penasaran itu.
Tanpa meminta izin Reyhan langsung duduk di samping Reyna. Namun Reyna berdiri hendak meninggalkan danau itu.
"Reyna.." panggil Reyhan dan langsung menghampiri Reyna. Namun kali ini Reyhan tidak memegang pergelangan tangan Reyna karena ia sudah tahu kalau Reyna memang tidak suka jika tangannya dipegang.
"Apakah kita bisa berteman.?" tanya Reyhan sambil mengulurkan tangannya ke arah Reyna.
"Aku tidak butuh teman." Ucap Reyna datar lalu mengabaikan tangan Reyhan yang masih menggantung.
Reyhan menarik kembali tangannya dan menatap punggung Reyna yang sudah menjauh.
"Gue harus menyelidikinya, pasti ada sesuatu yang membuatnya menjadi orang yang tertutup dan tidak mau dekat dengan siapa pun, di sekolah pun dia tidak punya teman, dia lebih suka menyendiri." Monolog Reyhan sembari menatap Reyna yang semakin menjauh darinya.
Sementara itu Reyna sudah berdiri di samping motornya.
"Gue tidak butuh teman atau siapa pun. Gue tidak percaya siapa pun kecuali diri gue sendiri." Gumam Reyna sembari mengepalkan tangannya lalu dia memacu motornya dengan kecepatan tinggi.
Kurang lebih satu jam Reyna sudah sampai di rumah ayahnya. Ia melihat ibu tirinya yang sedang duduk santai sambil menonton TV
Reyna berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan kehadiran ibu tirinya.
"Reyna sudah pulang." Ucap ibu tirinya yang menghampiri Reyna.
"Jangan sok peduli, kita kan tidak sedekat itu." Ucap Reyna lalu langsung naik ke kamarnya.
Sementara ibu tirinya hanya menatap sendu ke arah Reyna yang tidak terima.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments