Mumut sudah pulang kerja, sore itu menunjukan jam 18:00. Sebentar lagi mereka melaksanakan sholat magrib.
Setelah mereka berdua melaksanakan sholat magrib, mumut membeli makanan untuk suaminya. Makanan yang Dimas masak pagi sudah habis, ia hanya masak sedikit, karena stock sayuran di kulkas tinggal dikit.
"Mas, ini aku belikan pecel ayam untuk kita makan." ucap mumut sambil menaruh pecel ayam ke piring.
"Makasih ya mut, aku ngerepotin kamu terus."
"Ga ko mas." ayo makan mas!"
"Iyah." ucap Dimas sambil sambil tersenyum.
Meraka makan berdua malam itu, tiba-tiba Dimas mengambilkan air minum untuk mumut. Dan mumut terkejut mendengar ucapan Dimas.
"Sayang ini minumnya." ucap Dimas sambil menaruh air minum untuk mumut.
"Kamu pangil aku sayang, aku ga salah dengar kan tadi?" tanya mumut kaget.
"Kamu ga salah mut."
"Tumben kamu panggil aku sayang mas? aku bahagia loh kamu panggil aku sayang."
"Aku akan berusaha untuk mencintaimu mut." ucap Dimas sambil melihat wajah mumut.
Mumut senang di panggil sayang oleh Dimas, meski suaminya belum mencintainya tapi ia sudah merasa senang. Karena laki-laki seperti Dimas tak mudah untuk mengucapkan kata sayang. Dimas laki-laki yang tidak gampang untuk jatuh cinta ia juga sangat cuek pada perempuan tapi sekali jatuh cinta ia pasti akan setia dan akan selalu menjaga perempuan yang ia cintai.
usai makan, Dimas tiba-tiba mendekati mumut yang sedang santai di kursi sofa, ia mengajak bicara istrinya dan ia juga memberikan senyuman pada istrinya.
"Mut, kamu sedang apa?" tanya Dimas sambil tersenyum.
"Aku lagi santai mas." jawab mumut sambil melihat wajah Dimas yang sangat manis di saat tersenyum.
Malam itu mereka bersantai di ruangan rumah, duduk di kursi sofa sambil nonton tv. Mumut memandangi wajah suaminya terus ia tak bisa berhenti untuk melihatnya karena nalam itu Dimas berbeda, ia banyak senyum pada mumut dan banyak mengajak bicara tidak seperti biasanya yang hanya bicara kalo perlu daja.
Dimas sebagai suami yang masih belajar mencintai mumut, ketika ia di perhatikan terus oleh mumut ia aga sedikit gugup. Tapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berusaha mencintai mumut.
"Mas, aku sayang kamu! aku berharap kamu akan secepatnya mencintaiku." ucap mumut dengan wajah berharap.
"Iyah mut, aku akan berusaha mencintaimu." ucap Dimas dengan pandangan malu pada mumut.
"Tumben mas memandang wajahku terus? Ucap mumut sambil tersenyum.
"Kan, aku mau belajar mencintaimu, jadi aku harus banyak melihat wajahmu."
"Ha ... Ha.. Ha... Makasih ya mas, aku senang dengarnya." mumut tertawa bahagia.
"Kamu mau kopi ga mut, kalo mau aku buatkan?"tanya Dimas, ingin memberikan perhatian pada mumut dengan membuatkan kopi.
"Mau dong mas, aku suka kopi." ucap mumut sambil tersenyum.
"Aku buatkan ya,"
"Tapi, bikin kopinya dua mas, kita ngopi bareng sayang."
"Iyah." ucap Dimas lalu pergi ke dapur untuk membuat kopi.
Malam itu mereka berdua santai sambil menikmati kopi instan yang rasanya nikmat. Mumut memandangi wajah Dimas tak henti-hentinya, lalu mumut memegang tangan Dimas, tapi Dimas tak menolak malah ia tersenyum pada istrinya. Malam itu bagi mumut indah ia bahagia.
"Mas, ayo kita tidur! tatah mumut sambil tersenyum.
"Iyah."
"Mas, mau ga malam ini kita berhubungan intim? kamu sudah siap belum mas? aku menginginkanmu saat ini juga." rasa hasrat mumut malam itu tidak bisa di kendalikan.
"Insya allah mut," jawab Dimas, ia hanya mengucap insya allah, karena ia takut belum bisa meski dirinya sudah berjanji akan berusaha mencintai mumut, tapi kalo di ajak berhubungan intim ia belum tentu bisa.
"Ko, insya allah mas?"
"Iyah mut, aku akan berusaha untuk bisa melakukan hubungan intim malam ini."
Akhirnya mereka berdua masuk kamar, dan mumut langsung membuka bajunya di depan Dimas tanpa rasa malu. Lalu mereka berdua menaiki kasur. Saat sudah di atas kasur, mumut menggoda suaminya dengan mencolek pipi Dimas, saat itu mumut hanya menggunakan bra dan ****** *****.
Dimas hanya terdiam ia masih malu-malu, detak jantungnya pun dag dig dug tak menentu. Ingin ia melakukan hubungan dengan istrinya malam itu, tapi ia belum bisa saja.
"Mas, ayo sini! mau aku buka sendiri bra ku apa mau kamu bukain?" tanya mumut dengan wajah bahagia.
"Terserah kamu mut." ucap Dimas yang masih terbaring dan diam.
"Ayo sini mas! aku udah buka semua."
"Iyah." ucap Dimas dan bangun.
"Sini cium aku mas! mau dari mana dulu?" tanya mumut yang sudah tak sabar ingin di cium suaminya.
"Iyah mut," Dimas hanya mengucap iyah, tapi ia belum menyentuh mumut, saat ia ingin mencium pipi mumut tiba-tiba HP Dimas berbunyi menandakan panggilan masuk. saat ia mengambil HPnya dan melihat di layar ponselnya tertera nama pak kiai ahmad.
"Siapa yang nelpon mas?" tanya mumut malas, karena di saat ia ingin di cium Dimas malah ada yang ganggu.
"Pak kiai ahmad, bentar ya, aku angkat telpon dulu."
"Iyah." ucap mumut.
("Assalamualaikum pak.") ucap salam Dimas.
("waalaikumsalam, Dim kamu sedang apa? lagi sibuk ga? bapak ingin di urut kamu,badan bapak pegel-pegel.")
("Dimas ga sibuk ko pak,")
("Kalo bisa kamu ke sini ya malam ini juga, bapak ga kuat badannya pegel-pegel.")
("Iyah pak,")
("Makasih Dim, bapak tunggu ya.") ucap pak kiai ahmad lalu mematikan sambungan telepon.
Mendengar obrolan Dimas dan pak kiai ahmad, mumut kecewa karena Dimas malam itu akan pergi meninggalkannya. Dimas terpaksa harus meninggalkan mumut karena gurunya sedang sakit ingin di urut oleh Dimas malam itu juga.
"Maaf mut, aku harus pergi malam ini juga, kasian pak kiai, ia sedang sakit ingin di urut aku."
"Iyah," ucap mumut dengan wajah kecewa.
"Aku pinjam motormu ya mut, boleh ga?" tanya Dimas.
"Iyah,boleh."
"Aku berangkat ya, kamu hati-hati di rumah ya, assalamualaikum , ucap salam Dimas pamit pergi.
"Waalaikumsalam." jawab salam mumut dengan malas.
Dimas langsung berangkat menggunakan motor mumut, Dimas tidak memikirkan perasaan mumut ia lebih memilih gurunya dari pada istrinya.
Mumut hanya terdiam di kasur, ia belum memakai bajunya lagi, berharap suaminya hanya sebentar mengurut gurunya.
"Andai tidak ada pak kiai ahmad menelpon, mungkin Dimas malam ini juga mau melakukan hubungan intim." gumam mumut.
Mumut menunggu Dimas di kamarnya. Malam sudah menunjukan jam 01:00, tapi Dimas tak kunjung tiba. Mumut gelisah, mau menyusul Dimas, tapi tak ada motor. Lalu ia menelpon Dimas, tapi tidak di jawab, sudah 11 kali tapi tidak di jawab juga. Mumut merasa kesal pada suaminya, matanya juga sudah ngantuk dan dia pun tidur.
Dimas mengurut pak kiai ahmad dari jam 22:00 sampai jam 23:00. Pak kiai menyuruh Dimas agar cepat pulang, namun Dimas malah menemui Rian dan ngobrol-ngobrol sampai tak ingat waktu, dan Dimas ketiduran bersama Rian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Haduehhh Dimas nihhh
2024-11-10
0