Dimas Sakit

Jam 12 siang mumut pulang kerja, ketika ia mamasuki dapur ia membuka tutup meja makan.

"Loh, ko ada makanan, siapa yang masak? apa Dimas bisa masak?" gumam mumut.

Lalu mumut makan makanan itu, ia kaget dengan rasa makanan itu yang sangat nikmat.

'em ... enak banget makanan ini!' batin mumut.

usai mumut makan, ia beristirahat, karena ia penasaran dengan makanan tadi lalu menanyakan pada suaminya.

"Mas, makanan di dapur itu kamu yang masak ya? apa kamu beli makanan itu?" tanya mumut penasaran.

"Aku yang masak mut."

"Oh ... Rasanya enak banget, aku sampe nambah loh, kamu ternyata jago masak!" ucap mumut kagum.

"Biasa aja." ucap Dimas cuek.

Tidak terasa waktu sudah sore, mumut ketiduran ia bangun jam 4 sore, ia lupa tidak kembali ke tempat kerja.

Mumut kerja berangkat pagi, jam 12 siang ia pulang, tapi sekitar jam 2 siang ia berangkat kerja lagi, sore jam 5 ia baru pulang. Kadang malam juga ia kerja jika ada banyak pekerjaan.

"ya allah, aku kesorean, duh gi mana ya?" gumam mumut dan langsung bangun dari tempat tidurnya.

Karena ia ketinggalan kerja, jadi ia memutuskan tidak kembali ke tempat kerja, ia sudah minta maaf pada bosnya kalo ia tadi ketiduran.

Malam tiba, Dimas sedang asyik memainkan HP nya, karena mumut masih kesal jadi ia tidak mendekati suaminya ia langsung tidur padahal baru jam 8 malam.

Subuh tiba, Dimas ingin melaksanakan sholat subuh, tapi ia merasa tidak enak badan, Dimas sakit kepala, badannya kedinginan. Sekitar jam 05:30 ia berusaha bangun untuk sholat. Usai sholat lalu ia tidur lagi.

Mumut melihat Dimas wajahnya pucat, lalu ia menghampiri suaminya dan bertanya.

"Mas, ko wajahmu pucat?" tanya mumut sambil memegang kening suaminya.

"Aku, ga apa-apa ko mut." ucap Dimas dengan suara kecil.

"Ga apa-apa gi mana mas? kamu itu sakit, badanmu dingin, ayo kita ke rumah sakit!" titah mumut, karena merasa khawatir.

"Ga apa-apa mut, aku bentar lagi juga sembuh, aku boleh minta tolong padamu?" ucap Dimas.

"Apa mas?" tanya mumut.

"kamu bisa ngerok ga? tolong kerokkin aku mut! biasanya kalo aku sakit di kerok sembuh."

"Bisa, bentar, aku ambilkan uang logam dulu ya buat kerok kamu." ucap mumut lalu pergi mengambil uang logam.

"Sini mas, dekat aku, buka bajumu?" ucap mumut.

"Iyah." ucap Dimas lalu mendekati mumut dan membuka bajunya.

Saat di kerok, mumut melihat badan Dimas yang bagus, perutnya sixpack dan ototnya berisi.

'Badan Dimas bagus, aku selama menikah belum pernah melihat badannya, waktu saat itu ia mencium aku tidak membuka bajunya.' batin mumut.

Dalam 30 menit, mumut selesai mengerok Dimas, usai di kerok mumut pun memijat punggung Dimas.

"Mut, kamu bisa mijit juga." tanya Dimas.

"Bisa, tapi pijitanku ga kaya tukang pijit, aku mijitnya asal aja."

"Tapi pijitanmu enak ko, seperti tukang pijit."

"Kamu bisa aja mas."

"Beneran mut, ini badanku setelah di kerok dan di pijitmu udah mendingan, kepalaku juga sudah sembuh." ucap Dimas.

"mungkin lagi kebeneran aja mas, alhamdulilah kalo kamu udah sembuh."

Alhamdulilah Dimas sudah sembuh, lalu ia membersihkan rumah mumut, masak dan mencuci baju.

"Mas, ga usah biar aku aja kamu kan masih sakit." ucap mumut.

"tidak apa-apa mut, lagiyan aku ga ada kerjaan, jadi mulai dari hari ini aku yang akan mengurus semua pekerjaan rumah, kamu kan setiap hari kerja, pasti sangat cape kan." mendengar ucapan Dimas mumut kaget, karena tak menyangka suaminya mau melakukan pekerjaan rumah.

"Apa mas? kamu ga salah ngomong kan, kamu kan seorang suami, ga pantes mengerjakan pekerjaan rumah!" ucap mumut kaget.

"Memangnya kenapa jika seorang suami mengerjakan pekerjaan rumah? aku ingin mencari pahala mut, kamu harus tau mut suami yang membantu istri pahalanya sangat besar. aku kan sebagai suami belum bisa kasih kamu nafkah lahir dan bathin, jadi aku ingin bantu kamu dengan mengerjakan pekerjaan rumah." ucap Dimas tegas.

"makasih ya mas, terus kamu kapan mau kasih aku nafkah bathin? tanya mumut yang ingin sekali suaminya melakukan hubungan intim.

"maaf mut, aku belum bisa. maaf juga aku belum kasih kamu nafkah lahir. mudah-mudahan aku ada panggilan ceramah minggu ini, dari hasil pendapatan ceramah itu aku akan kasih kamu uangnya, tapi uang itu tak tentu, kadang kecil kadang besar."

"Aku tidak berharap banyak tentang nafkah lahir, yang aku inginkan nafkah bathin mas."

"Aku minta maaf mut,aku belum bisa." ucap Dimas sambil menundukan kepalanya.

Mendengar ucapan suaminya yang tidak mau saja untuk melakukan hubungan intim, mumut meninggalkannya ia pergi ke depan rumah lalu langsung berangkat kerja.

"Mas aku berangkat kerja ya," ucap mumut lalu menyalimi tangan suaminya.

"Mut, kamu sarapan dulu, ini masakanku senentar lagi matang." ucap Dimas yang sedang mengaduk sayur tumis toge.

"Maaf mas, aku sarapan di sana aja."

"ini bentar lagi mateng, ayam goreng juga sudah mateng."

"Maaf mas,aku duluan ya." ucap mumut yang tidak mau sarapan, karena merasa kesal dengan Dimas yang belum memberinya nafkah bathin.

"mut ... mut, sarapan dulu!" ucap Dimas yang tak di dengar istrinya.

Mumut langsung pergi berangkat kerja, sebenarnya ia ingin sarapan dulu, tapi ia kesal dengan Dimas yang belum bisa memberikannya nafkah batin. Dimas akhirnya sarapan sendiri.

"Kenapa mumut tak mau sarapan denganku? aku sudah cape cepat-cepat bikin sarapan eh dia langsung berangkat aja." gumam Dimas.

Usai sarapan Dimas membersihkan rumah, lalu ia sholat duha.

Waktu tak terasa kini sudah jam 12 siang, mumut datang lalu ia mengetuk pintu dan langsung di buka oleh Dimas.

"Mas," mumut menyalimi tangan suaminya.

"Kamu makan belum mut?" tanya Dimas.

"Sudah mas, ini ada baju untukmu, pake ya!" mumut membelikan baju suaminya, karena ia tau baju Dimas cuma sedikit.

"Ngapain kamu belikan baju untukku mut? Ngerepotin." ucap Dimas

"Ga apa-apa mas, aku tau bajumu cuma dikit."

"Ini kan baju mahal mut, kamu ko bisa beliin baju semahal ini, memangnya gajimu berapa per bulan?" tanya Dimas saat membuka baju itu.

"Sudah pake aja!"

"Maaf, aku juga mau tanya padamu mut?"

"Tanya apa mas?"

"kamu bisa beli rumah ini uang dari mana? Memangnya kamu jadi pembantu sudah lama mut? terus kamu juga bisa beliin rumah orang tua kamu uang dari mana? karena setahuku gaji pembantu itu kecil." ucap Dimas.

"Aku sudah lama jadi pembantu, lulus sekolah SMA, aku langsung jadi pembantu, kini usiaku 25 jadi sudah 7 tahun aku jadi pembantu."

"memang gajimu berapa mut?"

"Sudahlah jangan banyak nanya, aku cape mas." ucap mumut lalu pergi meninggalkan Dimas menuju kamarnya.

Dimas sebagai suami hanya ingin tau dari mana mumut bisa membeli rumah orang tuanya dan rumahnya. Rumah orang tua mumut lumayan besar kamarnya ada tiga dan desain rumahnya pun seperti desain mahal. Sementara rumah mumut pun lumayan besar desainnya pun bagus. karena setau Dimas rumah yang lumayan besar dan desainya bagus itu harganya lumayan besar.

'Apa iya gaji mumut selama jadi pembantu 7 tahun bisa membeli dua rumah yang sangat bagus? Memangnya gajinya berapa? Kenapa mumut tak memberitahu gajinya berapa perbulan?' batin Dimas.

Terpopuler

Comments

Amelia Quil

Amelia Quil

Ceritanya bikin aku jadi bisa lupa waktu thor, nelangsa tapi bahagia 😊

2023-07-26

0

lihat semua
Episodes
1 Ungkapan Rasa Cinta
2 Tergila-Gila
3 Kepikiran Terus-Menerus
4 Tidak Menduga
5 Bertemu Rian
6 Sampai Keluar
7 Tamu Istimewa
8 Senyuman Pertama
9 Dimas Sakit
10 Menghadiri Pernikahan
11 Salut
12 Pergi Malam
13 Panggilan Ceramah
14 Santai
15 Tergoda Lagi
16 Terungkap
17 Merasa nikmat
18 Kuat
19 Ceramah
20 Hadiyah
21 Rayuan
22 Memendam Rasa
23 Curiga
24 Kedatangan Woto
25 Makan bareng
26 Tugas Ke Luar Kota
27 Rezeki Nomplok
28 Alhamdulilah
29 Khusus Buat Istri
30 Manja
31 Karma
32 Berani
33 Di tabrak
34 Kabar Gembira
35 Tak mau
36 Tidak Di Temukan
37 Rahasia
38 Terpesona
39 Menikmati Secangkir kopi
40 Di Lempar Air
41 Panas
42 Ratu
43 Mumut Pergi
44 Ide
45 Mual
46 Dimas Bahagia
47 Bawa Rendang
48 Tak Di Undang
49 Syukuran
50 Fatimah Sedih
51 Tidak Percaya
52 Tidak Berhasil
53 Tidak Pulang
54 Dimarahi
55 Berhenti Kerja
56 Dimas Ngidam
57 Mumut Marah
58 Sprei Bagus
59 Pergi Ke Kampung Dimas
60 Kenangan Sedih
61 Bertemu Teman kecil
62 Tidak Bisa Tidur
63 pulang
64 Telor Tiga
65 Bayaran Besar
66 Kunci
67 Bingung
68 Es Kelapa Muda
69 Galau
70 Di Goda
71 Pingsan
72 Menunggu
73 Cantik
74 Teringat
75 Ga enak
76 Rayuan
77 Melahirkan
78 Pulang
79 Gembira
80 Marah
81 Aduhai
82 Gugup
83 Paksa
84 Nikah
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ungkapan Rasa Cinta
2
Tergila-Gila
3
Kepikiran Terus-Menerus
4
Tidak Menduga
5
Bertemu Rian
6
Sampai Keluar
7
Tamu Istimewa
8
Senyuman Pertama
9
Dimas Sakit
10
Menghadiri Pernikahan
11
Salut
12
Pergi Malam
13
Panggilan Ceramah
14
Santai
15
Tergoda Lagi
16
Terungkap
17
Merasa nikmat
18
Kuat
19
Ceramah
20
Hadiyah
21
Rayuan
22
Memendam Rasa
23
Curiga
24
Kedatangan Woto
25
Makan bareng
26
Tugas Ke Luar Kota
27
Rezeki Nomplok
28
Alhamdulilah
29
Khusus Buat Istri
30
Manja
31
Karma
32
Berani
33
Di tabrak
34
Kabar Gembira
35
Tak mau
36
Tidak Di Temukan
37
Rahasia
38
Terpesona
39
Menikmati Secangkir kopi
40
Di Lempar Air
41
Panas
42
Ratu
43
Mumut Pergi
44
Ide
45
Mual
46
Dimas Bahagia
47
Bawa Rendang
48
Tak Di Undang
49
Syukuran
50
Fatimah Sedih
51
Tidak Percaya
52
Tidak Berhasil
53
Tidak Pulang
54
Dimarahi
55
Berhenti Kerja
56
Dimas Ngidam
57
Mumut Marah
58
Sprei Bagus
59
Pergi Ke Kampung Dimas
60
Kenangan Sedih
61
Bertemu Teman kecil
62
Tidak Bisa Tidur
63
pulang
64
Telor Tiga
65
Bayaran Besar
66
Kunci
67
Bingung
68
Es Kelapa Muda
69
Galau
70
Di Goda
71
Pingsan
72
Menunggu
73
Cantik
74
Teringat
75
Ga enak
76
Rayuan
77
Melahirkan
78
Pulang
79
Gembira
80
Marah
81
Aduhai
82
Gugup
83
Paksa
84
Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!