"Mas, kamu sedang apa?" tanya mumut.
"Ini aku mau masak spesial buat kamu." ucap Dimas yang sedang membersihkan ayam.
"Wah ... masak apa sih?" tanya mumut sambil memperhatikan Dimas yang sedang sibuk.
"Sudah kamu tunggu aja, kamu duduk aja di sofa! dalam 50 menit ayam ini akan matang sempurna, dan kamu pasti suka."
"Kamu baik banget sih, mau masakin makanan untukku."
"Iyah dong, sama istri itu harus baik."
"Ya sudah aku mau nyuci baju ya, sambil nunggu masakan kamu matang aku mau nyuci pakayanku dulu."
"Eh ... ga usah mut, biar aku aja yang nyuci pakayanmu, sini!" ucap Dimas lalu memgambil pakayan mumut di tangannya.
"Mas ga apa-apa biar aku aja yang nyuci." mumut mengambil kembali pakayannya di tangan Dimas.
"Terus aku ngapain dong mas? akj ga ada kerjaan?" keluh mumut yang ingin bekerja.
"Kamu kan baru pulang kerja, kamu pasti cape, udah kamu duduk saja di sofa, sana duduk!" titah Dimas.
"Iyah."
Mumut pun duduk di sofa menunggu masakan suaminya matang. Ia pulang kerja ingin makan dan Dimas mau masak untuknya.
Mumut sudah lapar ia ingin segera makan, karena masakan belum matang, ia makan kue yang ada di meja makan untuk mengganjal perutnya.
"Mas, sudah matang belum? aku sudah lapar banget nih," ucap mumut menghampiri Dimas sambil mengunyah kue.
"Sabar ya, aku tinggal bikin sambelnya."
"Wah ... Kamu bikin ayam geprek mas, kamu ternyata bisa bikin ayam geprek juga." ucap mumut sambil memegang ayam geprek lalu menciumnya.
"Wah ... ayam gepreknya juga seperti ayam gebrek ya ada di kape-kape, menarik dan juga wangi banget, aku ingin segera makan mas."
"Bisa aja kamu mut, ya udah ayo kita makan, sambelnya udah matang ini!" ucap Dimas sambil menaruh ayam di cobok lalu di geprek.
"Wah ... Jadi, em pasti nikmat banget ini."
"Yu makan, Sini aku ambilkan nasinya untukmu!"
"Ga usah mas, biar aku aja."
"Nih nasinya, jangan lupa baca doa, baca doa di mulai!" ucap Dimas sambil menaruh nasi di piring mumut dan membaca doa.
"Amin." mari makan!"
"Wah ... Ini ayam geprek enak bangat mas, rasanya seperti ayam geprek restoran mewah, sambel nya ini em ... nikmat banget! ucap mumut memuji masakan Dimas.
"Bisa aja kamu mut."
"Serius mas, ini enak banget, kemarin juga pas aku pertama cobaan masakanmu enak juga! Kamu pintar masak mas, aku bisa betah di rumah, aku suka masakanmu."
"Biasa aja mut." ucap Dimas
"Ih kamu ga percaya, coba aja kamu jualan ayam geprek pasti banyak yang beli."
"Makasih mut, sudah memuji masakanku."
Usai makan bersama, mumut duduk si sofa sambil nonton tv. Sementara Dimas sedang mencuci baju mumut.
"Mas sini aku aja yang jemur pakayannya!" kamu kan cape udah masak,nyuci pakayan dan beres-beres rumah."
"Sudah aku aja mut, kamu duduk saja ya!"
Saat Dimas sedang menjemur pakayannya, mumut memperhatikannya dari jendela.
"Dimas, kamu suami yang baik, kamu mau nyuci pakayanku yang sangat banyak." gumam mumut.
Pakayan kotor mumut sangat banyak, ia tidak mencuci selama tiga hari, dan ia juga mengganti sprai kasurnya, handuk dan selimut. Tapi Dimas mau mencuci semuanya.
"Mas, sinj duduk denganku! kamu istirahat mas jangan kerja aja!" titah mumut.
"Iyah." ucap Dimas lalu duduk di samping mumut.
Mumut memperhatikan suaminya, ia ingin sekali mencium pipi suaminya, tapi Dimas pasti tak mau, jadi ia tak berani untuk mencium suaminya.
"Mut, kamu sudah sholat?" tanya Dimas mengingatkan sholat.
"Eh ... aku lupa mas, aku belum sholat, ya udah aku sholat dulu ya mas." ucap mumut dan pergi untuk sholat.
Saat mumut sedang sholat, Dimas mengintip mumut dari pintu kamar, ia memperhatikan sholat istrinya. Mumut yang sedang sholat tiba-tiba mendengar suara panggilan masuk di HPnya lalu ia berenti sholat dan mengambil HP lalu menerima panggilan itu.
Dimas menggelengkan kepalanya melihat istrinya berenti saat sholat, karena ada panggilan masuk. Usai menerima panggilan telepon mumut mengulang kembali sholatnya.
Usai sholat ia mendekati Dimas yang sedang membaca kitab kuning. Mumut sangat salut dengan suaminya yang pandai membaca kitab kuning dan pengertiayannya.
"Mut, jika kamu sedang sholat apabila ada panggilan masuk di HPmu, kamu akan berhenti sholat untuk menerima panggilan itu atau lanjut sholat? tanya Dimas.
"Aku akan berhenti sholat, karena takut ada panggilan penting."
"Jangan gitu mut! kalo sedang sholat wajib ga boleh berhenti sholat, apa lagi cuma gara-gara ada panggilan masuk. seorang ibu juga yang sudah melahirkan kita, jika memanggil kita ketika sedang sholat wajib tidak di wajibkan menjawab. sholat wajib itu harus di mulyakan, ketika kita sedang membaca al-quran dengan suara yang kencang, Namun ada orang yang ingin sholat kita di wajibkan untuk mengecilkan suaranya agar tak mengganggu sholat itu." ucap Dimas.
"Oh ... gitu mas, ya udah nanti kalo aku lagi sholat, aku ga akan terima panggilan telepon.
"Iyah."
"Mas aku salut banget sama kamu, kamu itu suami yang baik juga cerdas. Kamu juga ngerti tentang agama, pimpin aku ya mas, ajari aku sampe aku pintar dan bawa aku ke surga nanti." ucap mumut sambil menatap wajah suaminya.
"Insya allah mut, aku akan selalu jaga kamu dan ajarimu tentang agama sebisaku.
"Makasih mas," ucap mumut sambil tersenyum.
Kini waktu sudah menunjukan jam 13:40. Mumut harus segera kembali ke tempat kerjanya.
"Mas, aku berangkat kerja ya," ucap mumut lalu mencium tangan Dimas.
"Iyah, kamu hati-hati ya mut."
"Iyah, mas."
Dimas biasa sendiri di rumah jika mumut sedang kerja, ia melakukan aktipitas membaca kitab, jika ada panggilan ceramah ia sudah siap untuk memberi tema ceramah apa, jadi tidak perlu di pikir-pikir lagi.
Dimas ingin yang terbaik untuk ceramahnya, ia suka berdakwah dengan tegas, cara berdakwahnya itu jarang banyak adegan tertawa.
waktu sudah sore, mumut sudang datang kembali ke rumah.
"Assalamualaikum." ucap salam mumut lalu mencium tangan Dimas.
"Waalaikumsalam." jawab salam Dimas.
"Mas, kita makan bareng yu, aku sudah lapar lagi! Kamu mau kan? tanya mumut.
"Iyah aku mau, ya sudah kita makan yu!" ucap Dimas lalu pergi menuju dapur bersama mumut.
"Sebentar aku hangetin dulu ayam gepreknya mut!"
"Ga di angetin juga enak ko mas."
"Biar lebih enak mut." ucap Dimas lalu menggoreng ayam geprek.
Sudah di hangatkan ayamnya, mereka menikmati makanan itu, mumut yang sangat lahap sekali makannya sampe nambah dua kali.
"Ini mah aku betah di rumah, besok-besok aku ga akan beli makan di luar lagi, karena masakanmu enak banget mas." mumut memuji masakan Dimas.
"Insya allah, aku akan setiap hari masak buatmu." ucap Dimas.
"Bener kamu mas?" tanya mumut.
"Bener mut."
"Kamu baik banget sih mas."
Mumut bahagia karena suaminya akan bersedia setiap hari masak untuknya. Meski mumut belum di beri nafkah bathin oleh dimas, tapi ia bahagia karena Dimas bersikap baik padanya.
"Mut, hanya ini yang bisa ku berikan padamu, aku belum bisa kasih kamu nafkah lahir dan bathin." ucap Dimas.
"Iyah mas, ga apa-apa, walaupum cuma seperti ini aku sudah bahagia, aku yakin dengan berjalannya waktu kamu akan bisa cintai aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Akan dibawa kemana hubungan iniiiii..
2024-11-10
0