Empat hari pernikahan Dimas dan mumut, tapi Dimas belum melaksanakan kewajibannya sebagai seoramg suami, ia tau dirinya berdosa, tapi Dimas belum bisa melakukan semua itu, karena ia masih teringat terus pada kekasihnya.
Pagi hari itu kedatangan tamu istimewa yaitu pak kiai ahmad. Kedatangan pak kiai ahmad membuat Dimas bahagia, tapi Dimas merasa bersalah pada gurunya yang belum bisa memberikan nafkah batin pada perempuan yang di jodohkan untuknya. Andai pak kiai ahmad tau, mungkin akan kecewa.
" Assalamualaikum, Dim, apa kabar? Dimas sehat?" tanya kiai ahmad sambil tersenyum.
" waalaikumsalam, alhamdulilah Dimas sehat pak, bapak sehat? " tanya Dimas sambil terseyum bahagia.
" Alhamdulilah bapak sehat, bagaimana Dim pernikahanmu dengan mumut? Dimas pasti senang kan, memiliki istri seperti mumut," tanya pak kiai ahmad lagi
" lyah pak, Dimas senang," Dimas terpaksa bohong supaya pak kiai ahmad bahagia.
" Alhamdulilah, bapak bahagia dengarnya."
" Tapi pak," Dimas keceplosan bicara.
" Tapi apa Dim?."
" Ga, pak, Dimas salah bicara."
" Oh, bapak ke sini ingin mengajak Dimas dan mumut ke pesantren, bapak ingin memperkenalkan mumut pada santri bapak, Dimas mau kan?" tanya pak kiai ahmad.
" lyah, Dimas mau pak," Dimas menuruti saja keinginan pak kiai ahmad padahal hatinya tak mau, karena ia memikirkan perasaan fatimah.
' ya allah, bagaimana perasaan fatimah kalo aku bawa mumut ke sana untuk di perkenalkan dengan para santri? Ia pasti sedih," batin Dimas.
" Mana mumut ko bapak belum liat?"
" Mumut sedang ke pasar pak, bentar lagi juga pulang."
" Ko tidak bersamamu, seharusnya kamu antar Dim, jangan di biarkan sendiri!" titah pak kiai ahmad.
" mumut ga mau di antar pak."
" Loh .... Kamu sebagai suami harus bisa dong rayu istrimu agar mau di anter olehmu! kasiyan masa sendiri."
" Iyah pak, nanti Dimas rayu mumut."
" Bapak tunggu mumut ya sampe pulang!"
" Iyah pak."
Dalam 20 menit pak kiai ahmad menunggu mumut, akhirnya mumut sampe juga di rumah.
" Eh ... Bapak, assalamualaikum!" ucap mumut kaget dengan kedatangan pak kiai ahmad, ia menyalimi tangan pak kiai.
" waalaikumsalam, mumut sehat?" tanya kiai ahmad.
" Alhamdulilah, mumut sehat pak, bapak sehat?" tanya mumut sambil tersenyum lalu duduk di sofa di samping Dimas.
" Alhamdulilah bapak sehat, bapak ke sini mau mengajak Dimas dan mumut ke pesantren, bapak ingin memperkenalkan mumut dengan para santri."
" Wah ... Mumut seneng pak." ucap mumut yang merasa bahagia.
" Ya udah, ayo kita berangkat sekarang, mau kan?" ucap kiai ahmad.
Mumut sangat senang di ajak ke pesantren untuk di perkenalkan dengan para santri, sementara Dimas tidak bahagia karena ia memikirkan perasaan fatimah.
Dalam perjalanan mumut memegang erat tangan suaminya, tapi Dimas hanya terdiam, senyum pun tidak.
Sampai di pesantren, mumut masih memegang tangan suaminya.pak kiai ahmad mempersilahkan mereka masuk rumahnya dulu sebelum di perkenalkan dengan para santri. Rumah pak kiai ahmad hampir berdekatan dengan santri putri.
" Ayo sini, masuk dulu, kita ngopi dulu ya!" titah kiai ahmad yang mempersilahkan masuk rumahnya.
" terima kasih pak, jadi ngerepotin bapak," ucap Dimas sambil tersenyum.
Mereka pun memasuki rumah pak kiai ahmad, langsung di sambut oleh murni istri pak kiai ahmad.
" Dimas apa kabar, sehat Dim?" tanya murini.
" Alhamdulilah, Dimas sehat bu, ibu sehat?" tanya Dimas lalu menyalimi tangan murni.
" Bu, ibu sehat?" tanya mumut sambil tersenyum lalu menyalimi tangan murni.
" Alhamdulilah, ibu sehat."
" Bu, buatkan kopi Dimas! Mumut mau minum apa?" ucap kiai ahmad.
" Jangan bu, biar Dimas aja yang buat sendiri."
" Ga apa-apa Dim ibu aja, neng mau minum apa?" tanya murni.
" apa aja bu, makasih ya bu."
Usai ngobrol dan minum, pak kiai ahmad menyuruh para santrinya semua untuk berkumpul di mejelis, karena ingin memperkenalkan mumut pada santrinya semua.
Semua para santri sudah kumpul, lalu pak kiai ahmad langsung mengumumkan acara tujuannya. Mumut dan Dimas sudah duduk di samping pak kiai ahmad.
" Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, ucap salam pak kiai ahmad."
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab salam para santri semua
" Almadulilah kita semua di beri sehat semua, sehingga kita bisa berada di tempat majelis yang mulya ini. yang bapak hormati para santri putra dan putri. Bapak akan memperkenalkan kaliyan semua dengan istri Dimas. Silakan mumut maju," titah kiai ahmad
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, yang saya hormati pak kiai ahmad dan para santri semua. Saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama saya mumut, saya orang bogor, ibu dan ayah saya asli jawa.
" Maaf mba saya mau nanya, mna kenal dengan ka Dimas dari mana?" tanya salah satu santri putra.
" saya kenal dengan Dimas dari pak kiai ahmad," ucap mumut sambil tersenyum.
" Ayo siapa yang mau bertanya lagi?" tanya mumut.
" Ayo siapa yang mau tanya lagi? karena tak ada yang mau nanya lagi, cukup sekian perkenalan ini, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Acara perkenalan sudah selesai, para santri putra dan putri kembali ke tempatnya masing- masing. Namun Rian tetap di situ, ia ingin ngobrol dulu dengan Dimas dan istrinya.
Namun tiba-tiba fatimah dan imas datang mendekati Mereka. Fatimah marah pada Dimas, ia tidak bisa mengendalikan diri.
" Dasar laki-laki pembohong, mana janjimu ka? Dulu kamu berjanji akan menikahiku!" fatimah marah sambil matanya melototi Dimas.
" Sabar ... Sabar!" ucap Rian agar tidak ada keributan.
" Kamu dasar cewe pelakor, kamu telah merebut kekasihku, dasar kamu cewe ga laku," kemarahan fatimah semakin parah.
" Fat ... fat, udah jangan bikin keributan di sini, nanti kita bicarakan baik-baik," ucap imas menenangkan fatimah.
" Diam kamu imas!" ucap fatimah
" Maaf fatimah, aku tau, aku salah, tapi aku harus bagaimana? Aku sudah menikahi mumut," ucap Dimas dengan ekspresi wajah sedih, ia menahan air matanya agar tidak keluar.
" Kalo kamu beneran sayang sama aku, ceraikan dia," ucap fatimah sambil melihat wajah mumut dengan ekspresi wajah marah.
" Tidak segampang itu neng, kasiyan mumut."
" Berarti kaka tidak sayang lagi denganku."
" Sudah ... Sudah! Maaf aku tidak niat merebut Dimas darimu, saya di jodohkan oleh pak kiai ahmad, saya sebagai perempuan wajar ingin memiliki laki-laki seperti Dimas. dan Dimas pun pada saat itu bersedia untuk menikahiku, jadi apa salahku, kalo kamu dulu memang benar-benar mencintai Dimas, kenapa kamu tidak menyuruh Dimas untuk menikahimu."
" Dasar kamu perempuan tidak laku, mau aja di jodohkan," ucap fatimah yang semakin marah.
" Kalo ngomong jangan sembarangan, bukannya kamu yang ga laku, buktinya kamu belum menikah. Aku di jodohkan dengan Dimas, bukan karena aku tidak laku, tapi aku ingin berbakti pada pak kiai ahmad yang pernah menolongku. Dan mungkin saja ini adalah keberuntunganku memiliki suami seperti Dimas.
" Sudah ... Sudah! Aku tidak ingin kaliyan berdebat," ucap Dimas.
" Fatimah, imas tolong tinggalkan tempat ini,jangan bertengkar di sini!" titah Rian.
Fatimah dan imas pun pergi meninggalkan mereka, fatimah merasa kalah dengan pedebatan tadi, jadi ia langsung pergi dengan perasaan sedikit malu. Sedangkan mumut bahagia, karena ia merasa menang dalam perdebatan tadi.
Sampai di dalam kamar, fatimah marah-marah sendiri.
" Dasar cewe ga laku, awas aja ya, aku akan balas nanti," gumam fatimah.
Melihat fatimah yang terus marah-marah imas mencoba mendekatinya.
" Fat, udah lah jangan marah-marah terus! Kamu kan dulu pernah bilang padaku kalo kamu tidak mencintai ka Dimas."
" Aku kesel aja sama tuh cewe, aku tadi cuma ekting di depan Dimas, aku pengen tau aja sampe di mana rasa cinta Dimas padaku."
" ya allah, jangan gitu fat!"
" Terserah aku lah."
Fatimah hanya berekting di depan Dimas, supaya dimas merasa kasiyan padanya.sungguh tega fatimah pada Dimas, ia sudah menduakannya dan perpura-pura mencintainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Asri Irwansyah
Mantap! Bukan cuma ceritanya, bagus dalam segala hal.
2023-07-24
0
Pyscho
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
2023-07-24
0