satu tahun Dimas mondok di pesantren abah kiai arip, tidak menduga dia akan di luluskan oleh abah kiai arip. Padahal Dimas masih ingin di pesantren itu. Dimas mengucapkan terima kasih pada abah kiai arip yang sudah mendidiknya di tempat itu.
Semua para santri putra mendekati Dimas, mereka sedih, karena Dimas aksn pergi meninggalkan mereka, terutama woto sampe menangis, dalam satu tahun itu, woto rajin belajar dan menghafal karena Dimas.
" Dimas, abah pulangkan kamu ya! Kamu sudah bisa semua pelajaran di pesantren ini, abah ingin segera melihat kamu menikah, kemarin pak kiai ahmad menghubungi abah agar Dimas segera menikah," abah kiai arip ingin segera melihat Dimas menikah, tapi Dimas hanya ingin menikah dengan fatimah.
" Maksud abah bagaimana? Abah ingin segera melihat Dimas menikah? Bah Dimas sudah memiliki pujaan hati dan Dimas akan segera menikahinya," Dimas tersenyum, karena dia bahagia kalo gurunya ingin secepatnya ia menikah.
" Iyah, abah ingin segera melihat Dimas menikah." ucap abah kiai arip lalu tersenyum lebar.
Semua santri putra dan putri berpamitan pada Dimas, santri putra teman sekamarnya, terutama woto tidak henti-hentinya menangis, rizki juga menangis, tapi Rizal biasa saja, dia tidak menangis malahan sepertinya ia senang jika Dimas tidak ada di pesantren itu, Rizal tidak suka dengan Dimas, karena merasa kalah dengan kecerdasan Dimas, dia merasa tersaingi dan santri putri banyak yang menyukai Dimas. Rizal ingin dia saja yang hebat tidak mau tersaingi.
Dimas pulang di jemput pak kiai ahmad, tapi anehnya pak kiai ahmad tidak membawa Dimas pulang ke rumahnya, dia malah di bawa ke suatu rumah yang Dimas tida tau di mana? Dimas kebingungan, tapi dia diam saja tidak menanyakan pada kiai ahmad.
" Dim, kita ke suatu tempat ya, nanti kamu nurut aja sama bapak, karena ini yang terbaik untukmu!"
" lyah, pak,"
Sampai tiba di tempat tujuan, di suatu rumah yang begitu rame, banyak orang-orang yang memakai baju pesta seperti ada pernikahan, lalu Dimas di suruh masuk rumah itu dan tiba-tiba dia di suruh ijab kabul oleh kiai ahmad, Dimas tidak kenal sama sekali dengan perempuan itu, melihatpun dia belum pernah, tapi karena Dimas murid yang sangat nurut pada gurunya, dia mau saja di nikahkan dengan perempuan itu.
" Saya terima nikahnya mumut binti hasan dengan uang seratus ribu di bayar tunai," Hati Dimas dag dig dug, dia seperti mimpi di siang hari.
" Sah ... Sah ...sah!" ucap saksi pernikahan
" Sah ... Sah!" ucap hasan ayah mumut
" semoga pernikahan ini menjadi pernikahan yang sakinah, mawadah dan warohmah," ucap pak kiai ahmad.
Dimas diam saja, dia tidak bicara apa-apa, dia kaget dengan semua ini, dia menikah, tapi bukan dengan orang yang ia cintai.
'Bagaimana dengan fatimah ya allah, kalo saja dia tau aku sudah menikah, dia pasti sakit hati, maaf fatimah, aku tidak bisa menepati janji, aku telah mengkhianatimu,' batin dimas yang merasa bersalah pada kekasihnya.
Begitu kagetnya dengan pernikahan ini, tiba-tiba Dimas di pegang tangannya oleh istrinya dan di ajak naik ke pelaminan.
Mumut sangat bahagia di nikahkan dengan Dimas sedangkan Dimas malah sebaliknya.
Dalam pelaminan itu, Dimas diam saja, tidak ada ekspresi bahagia sedikitpun, dia masih belum percaya dengan semua ini. Mumut memegang tangan Dimas dengan erat di pelaminan tanpa rasa malu pada Dimas.
" Kenapa kamu mau menikah denganku? emas kawin yang aku beri hanya 100 ribu, kenapa kamu terima," ucap Dimas menanyakan soal emas kawin, tapi matanya tidak mau melihat mumut.
" Ga apa-apa, yang penting kan pernikahannya sah. Aku bahagia memiliki suami sepertimu," tanpa rasa malu mumut memegang terus tangan suaminya dan mencolek pipinya.
" Maaf, tapi aku tidak mencintaimu, aku menikahimu di suruh guruku," Dimas mengatakan perasaan yang sejujurnya pada istrinya.
" bagaimana kamu mau mencintaiku? Sedangkan kamu belum mengenalku, sementara aku sudah mengenalmu," mumut tersenyum dan mengedipkan matanya pada Dimas.
Pernikahan itu sungguh membuat Dimas kaget sekali, wanita yang ia cintai kini telah ia sakiti, mumut kurang cantik, kulitnya tidak putih dan tidak menarik di mata Dimas. Bukan tipe wanita idaman Dimas sama sekali, Dimas tidak menyangka akan memiliki istri seperti mumut.
Pesta pernikahan sudah selesai sampai jam 9 malam, kedua pasangan pengantin itu masuk ke dalam kamar. Namun tiba-tiba mumut langsung membuka pakayannya di depan Dimas tanpa rasa malu.
" Ka, sini, aku udah telanjang!" tanpa rasa malu, mumut mempersilahkan Dimas yang diam saja seperti patung.
" Sebentar, aku buka peci dulu," Dimas keluar keringat, karena ketakutan dengan semua itu.
" Ayo ... sini ka!"
" lyah."
" Ayo, buka bajumu!" tanpa rasa malu mumut menyuruh Dimas untuk membuka baju.
" Iyah," Dimas hanya mengucap kata iyah.
" Sini ka, aku udah ga kuat!"
" Maaf, aku belum bisa melakukan ini."
" Ah ... Ah, ayo ka, sini!" mumut malah beraninya memegang senjata Dimas tanpa rasa malu.
Dimas kaget dengan mumut yang beraninya memegang senjatanya, dia keluar dari kamar mumut dan masuk ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi Dimas sangat ketakutan dan dia sampe berpikiran ingin kabur.
Malam itu mumut merasa kecewa, karena Dimas tidak mau melaksanakan kewajiban sebagai seorang suami.
Mumut tidak merasa malu, dia tetap berharap agar Dimas mau berhubungan intim dengannya.
Dimas tidak tidur bersama istrinya, padahal dia tau itu dosa.
' ya allah, ampunilah aku yang telah berdosa pada istriku, aku belum siap ya allah untuk memberikan nafkah batin pada istriku,' batin Dimas.
Di malam itu, dia sangat merindukan fatimah, dia ingin sekali bertemu dengan fatimah, tengah malam Dimas menyelimuti badannya, dia tidur di kasur lantai sedangkan mumut di kasur yang ada ranjangnya.
Pagi tiba, selesai sholat subuh Dimas berpamitan untuk pergi, dia ingin menemui kekasihnya. Namun tidak jujur pada mumut, dia beralasan ingin mencari udara dan mumut mengizinkannya.
Tiba di pesantren, Dimas tidak menemui kiai ahmad, dia tidak mau di ketahui, karena jika di ketahui pasti pak kiai ahmad marah dan kecewa.
Dimas menghubungi nomer telepon pesantren pak kiai ahmad dan berpura-pura mengaku menjadi sodara Rian, dia beralasan itu untuk bisa bertemu Rian.
( " Assalamualaikum, maaf saya sodara Rian, saya ingin bertemu dengan Rian boleh tidak Tapi di tempat lain, di belakang pesantren?")
(" Waalaikumsalam, kalo boleh tau namanya siapa?") Tanya pembantu di pesantren itu yang di tugaskan untuk menerima panggilan telepon.
(" Namaku mas Rudi," )Dimas berpura-pura menjadi sodara Rian.
( " lyah, saya akan menyuruh Rian untuk bertemu denganmu.")
( " terima kasih ya.")
(" iyah, sama-sama.")
Di pesantren pak kiai ahmad boleh menelpon jika ada kepentingan mendadak. Bisa bertemu juga di tempat lingkungan pesantren itu. Namun berbeda dengan santri putri yang tidak boleh bertemu di lingkungan pesantren. Santri putri harus izin dulu pada pak kiai ahmad jika ada orang yang ingin bertemu dan bertemunya langsung di rumah pak kiai ahmad.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Habibah Habibah
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
2023-07-21
0
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Gak sabar nunggu lanjutannya!
2023-07-21
0