Menghadiri Pernikahan

Siang hari itu ada seorang perempuan datang ke rumah mumut dan memberikan surat undangan pernikahan untuk mumut. Dimas menerima surat itu. Suratnya pun bagus. Dan seorang perempuan itu pun berpenampilan elegan seperti orang kaya.

"Tok ... Tok ... Tok. Mumut ini aku santi." ucap santi teman mumut.

"Iyah, sebentar," ucap Dimas lalu membuka pintu.

"Kamu siapa? Ko kamu ada di dalam rumah mumut?" tanya santi bingung.

"Saya suaminya mumut," ucap Dimas.

"Astaga! kamu suaminya mumut?" santi menatap Dimas dari bawah sampe atas.

"Iyah, mna."

"Sejak kapan kaliyan menikah?" tanya santi.

"Belum lama mba," ucap Dimas.

"Aku di luar panas, aku boleh masuk?" tanya santi, ia ingin masuk karena merasa kepanasan di depan rumah mumut.

"Maaf ... Maaf, mba tidak boleh masuk kita bicara di luar aja, silahkan duduk mba!"

"Kenapa aku tidak boleh masuk?" tanya santi.

"Karena kita cuma berdua, mumut tidak ada di rumah, mumut lagi kerja."

"Oh, emang kamu benar suami mumut? Ko aku ga percaya ya? Mumut itu kan perempuan sukses masa dapet suami sepertimu, kamu itu seperti orang miskin dari penampilan pakayanmu, lihat sampingmu aja dekil, bajumu juga baju murahan." ucap santi menghina Dimas.

"Emang saya orang miskin mba."

"Hah ...ih, aku ga percaya kalo kamu suaminya mumut!" ucap santi yang tidak percaya.

"Kalo mba ga percaya, nanti mba tanyain aja sama Mumut."

"Ya sudah kalo gitu saya pulang, ini surat kasih ke Mumut ya, jangan lupa!" titah santi lalu pergi meninggalkan Dimas.

Santi tidak menyangka kalo mumut sudah menikah. Santi juga tidak percaya kalo Dimas suami mumut, Karena santi tau tipe idaman cowo mumut yaitu kaya, ganteng dan romantis.

"masa sih orang tadi suami mumut? aku ga percaya." gumam Dimas.

Karena santi tidak percaya, lalu ia menghubungi mumut.

("Halo mut, kamu di mana?")

("Aku lagi kerja?")

("Memangnya kamu ga libur ini kan tanggal merah?") tanya santi.

("Ga, aku lembur, banyak kerjaan.")

(" Tadi aku ke rumahmu, tapi di rumahmu ada cowo dan cowo itu ngaku suami kamu")

("Iyah, benar itu suamiku.")

("Gila kamu, masa suamimu kaya gitu. Penampilannya sederhana banget, dekil gitu.")

(" Iyah, dia sederhana orangnya.")

("Kenapa kamu menikah tidak mengundangku?")

("Santi udah dulu ya, aku lagi sibuk, nanti di sambung lagi, maaf ya.") ucap mumut yang beralasan sibuk, karena ia tidak mau banyak bicara tentang suaminya pada santi.

Hari minggu pukul jam 10.00 pagi. Dimas dan mumut datang ke pernikahan santi, mereka berdua berpenampilan sederhana, Dimas memakai baju koko dan samping, sedangkan mumut memakai baju gamis dan jilbab coklat.

Di perjalanan Mumut memegang pinggang suaminya, mumut bahagia bisa menghadiri pesta pernikahan bersama Dimas.

***

Sampai di rumah santi, mereka melihat pernikahan santi yang sedang berlangsung. Usai akad nikah dan acara sungkeman, santi langsung naik pelaminan bersama suaminya.

Kelurga santi dan keluarga suaminya satu-persatu naik pelaminan untuk photo besama.

Usai poto bersama kelurga, Dimas dan mumut naik pelaminan ingin memberi amplop undangan untuk santi serta mengucapkan selamat.

"Mut ... Kamu, astaga!" Santi kaget melihat penampilan mumut yang sangat sederhana.

"kenapa san? Selamat ya santi semoga kaliyan bahagia," ucap mumut sambil memberikan amplop pada santi lalu mencium pipi santi kanan dan kiri.

"Ga jadi, makasih ya mut," ucap santi.

"Iyah, sama-sama." ucap mumut lalu turun dari pelaminan.

Santi tidak minta foto bareng bersama mumut, karena ia malu dengan penampilan mumut dan mustar yang sangat sederhana.

usai memberi selamat, Dimas dan mumut langsung menyantap makanan yang sudah di sediakan untuk para indangan. Makanan yang ada di pernikahan santi makanan mewah semua dan rasanya sangat enak, karena yang masaknya chep restoran mewah.

Saat mumut dan Dimas sedang makan tiba-tiba santi turun sendiri dari pelaminan lalu mendekati mumut.

"Mut, kamu dan suami makannya lahap bangat, aku tadi memperhatikanmu dari atas pelaminan." ucap santi.

"He ... He ... Soalnya ini makanan enak bangat san, aku suka!" ucap Mumut sambil tersenyum.

"Iyah dong enak, kan yang masaknya chep restoran mewah."

"wah ... Kamu keren ya bisa ngundang chep restoran mewah."

"Iyah dong mut, suamiku yang bayar semua pernikahanku."

"Alhamdulilah, kamu harus bersyukur san."

"Pas kamu nikah kenapa ga undang aku? Terus pernikahanmu di biayai suamimu tidak?" tanya santi sambil melihat wajah Dimas yang sedang makan.

"Maaf, aku ga undang kamu san, karena aku sengaja ga undang temen semua."

"Kenapa kamu ga ngundang temen-temenmu? apa pernikahanmu tidak mewah, jadi kamu malu untuk mengundang," ucap santi sambil melihat wajah Dimas dengan ekspresi jiji.

"Iyah, pernikahanku tidak meweh, pernikahanku sederhana san, tapi aku bahagia bangat bisa menikah dengan suami seperti Dimas." ucap mumut sambil melihat wajah suaminya lalu tersenyum.

"Ha ... Ha ... Ha, mumut kamu kenapa jadi aneh gini, dulu kan kamu tidak mau menikah kalo buka dengan cowo kaya." ucap santi

"Itu kan dulu san, manusia bisa berubah, yang aku inginkan sekarang laki-laki sholeh."

"sholeh buat apa mut, kalo ga banyak duit, duit itu bisa bikin kita bahagia."

"san, yang bikin kita bahagia itu memiliki suami sholeh, karena suami sholeh itu pasti akan bertanggung jawab, setia dan membahagiakan kita."

"dih, kamu ko jadi berubah sih, ya udah terserah kamu." ucap santi lalu pergi meninggalkan mumut dan manaiki pelaminan lagi.

Mendengar ucapan mumut tadi, Dimas salut pada istrinya yang tidak sama dengan santi, mumut perempuan yang tulus pada Dimas meski Dimas tak memiliki uang, tapi ia tetap bahagia.

'masya allah, ternyata mumut perempuan baik, ia tidak sama dengan temannya. ia juga perempuan yang tulus mencintaiku meskipun aku tak punya uang.' batin dimas.

Saat mereka akan pulang, tiba-tiba ada dua teman mumut yang datang.

"Hai mut, apa kabar? kamu ko sekarang jadi gini penampilannya? terus ini siapa.?" tanya salah satu teman mumut.

"Alhamdulilah aku sehat, ini suamiku." ucap mumut.

"Hah ... suami! kamu ga salah kan? Masa suamimu kaya gini?" ucap salah satu teman mumut yang satunya.

"lyah ih, dekil, sepertinya orang kismin, ha ... ha," ucap teman mumut lagi, lalu mereka pergi meninggalkan mumut dan mustar.

Karena mumut kesal dengan teman-temannya yang sudah menghina Dimas lalu mereka langsung pulang tanpa berpamitan pada santi dan dua temannya itu.

"Mas ayo kita pulang!" titah mumut.

"Iyah."

Dimas sama sekali tidak marah atau kesal ketika dirinya di hina teman-teman mumut, ia hanya diam dan tersenyum saat di hina teman-teman mumut.

***

Kini mereka sudah sampai di rumah, saat sampe di rumah mumut duduk di sofa bersama Dimas.

"Mas, kenapa kamu tadi saat di hina diam saja, dan kenapa kamu malah tersenyum?" tanya mumut.

"Percuma aku marah ga ada gunanya mut, biarkan saja mereka menghina sampai puas, aku malas untuk bicara di depan teman-temanmu yang seperti itu."

"Seharusnya kamu marah, jangan diam saja!" ucap mumut.

"ga ada gunanya aku marah, sudah lah jangan bahas itu aku malas." ucap Dimas.

"Mut, kamu kan hanya kerja jadi pembantu ko kamu bisa kenal dengan teman-temanmu yang berpenampilan mewah gitu dan sepertinya mereka orang kaya? Dan mengapa mereka kaget dengan penampilanmu saat ini? Memangnya penampilanmu dulu seperti apa?" tanya Dimas.

"memangnya salah pembantu berteman dengan orang-orang kaya, penampilanku dulu biasa aja ko, mungkin mereka kaget, karena aku dulu kan jarang pake gamis."

"Memangnya kamu dulu suka pake baju apa?" tanya Dimas lagi.

"Celana panjang, baju panjang tapi aku pake jilbab ko dari dulu."

"Tapi mengapa teman-temanmu kaget banget seperti tadi?"

"Sudahlah mas ga penting bahas itu." ucap mumut lalu pergi meninggalkan Dimas menuju kamar.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Mumut ini menyamar atau bagaimana sihh?? Belum dapat feel ceritanya. Jangan² Mumut nih anak orang berpunya dan kerja di kantoran bukan pembantu seperti yang diceritakan...

2024-11-10

0

anonymous

anonymous

Jelek banget.

2023-07-27

0

Husna

Husna

Ngagetin banget!

2023-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ungkapan Rasa Cinta
2 Tergila-Gila
3 Kepikiran Terus-Menerus
4 Tidak Menduga
5 Bertemu Rian
6 Sampai Keluar
7 Tamu Istimewa
8 Senyuman Pertama
9 Dimas Sakit
10 Menghadiri Pernikahan
11 Salut
12 Pergi Malam
13 Panggilan Ceramah
14 Santai
15 Tergoda Lagi
16 Terungkap
17 Merasa nikmat
18 Kuat
19 Ceramah
20 Hadiyah
21 Rayuan
22 Memendam Rasa
23 Curiga
24 Kedatangan Woto
25 Makan bareng
26 Tugas Ke Luar Kota
27 Rezeki Nomplok
28 Alhamdulilah
29 Khusus Buat Istri
30 Manja
31 Karma
32 Berani
33 Di tabrak
34 Kabar Gembira
35 Tak mau
36 Tidak Di Temukan
37 Rahasia
38 Terpesona
39 Menikmati Secangkir kopi
40 Di Lempar Air
41 Panas
42 Ratu
43 Mumut Pergi
44 Ide
45 Mual
46 Dimas Bahagia
47 Bawa Rendang
48 Tak Di Undang
49 Syukuran
50 Fatimah Sedih
51 Tidak Percaya
52 Tidak Berhasil
53 Tidak Pulang
54 Dimarahi
55 Berhenti Kerja
56 Dimas Ngidam
57 Mumut Marah
58 Sprei Bagus
59 Pergi Ke Kampung Dimas
60 Kenangan Sedih
61 Bertemu Teman kecil
62 Tidak Bisa Tidur
63 pulang
64 Telor Tiga
65 Bayaran Besar
66 Kunci
67 Bingung
68 Es Kelapa Muda
69 Galau
70 Di Goda
71 Pingsan
72 Menunggu
73 Cantik
74 Teringat
75 Ga enak
76 Rayuan
77 Melahirkan
78 Pulang
79 Gembira
80 Marah
81 Aduhai
82 Gugup
83 Paksa
84 Nikah
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ungkapan Rasa Cinta
2
Tergila-Gila
3
Kepikiran Terus-Menerus
4
Tidak Menduga
5
Bertemu Rian
6
Sampai Keluar
7
Tamu Istimewa
8
Senyuman Pertama
9
Dimas Sakit
10
Menghadiri Pernikahan
11
Salut
12
Pergi Malam
13
Panggilan Ceramah
14
Santai
15
Tergoda Lagi
16
Terungkap
17
Merasa nikmat
18
Kuat
19
Ceramah
20
Hadiyah
21
Rayuan
22
Memendam Rasa
23
Curiga
24
Kedatangan Woto
25
Makan bareng
26
Tugas Ke Luar Kota
27
Rezeki Nomplok
28
Alhamdulilah
29
Khusus Buat Istri
30
Manja
31
Karma
32
Berani
33
Di tabrak
34
Kabar Gembira
35
Tak mau
36
Tidak Di Temukan
37
Rahasia
38
Terpesona
39
Menikmati Secangkir kopi
40
Di Lempar Air
41
Panas
42
Ratu
43
Mumut Pergi
44
Ide
45
Mual
46
Dimas Bahagia
47
Bawa Rendang
48
Tak Di Undang
49
Syukuran
50
Fatimah Sedih
51
Tidak Percaya
52
Tidak Berhasil
53
Tidak Pulang
54
Dimarahi
55
Berhenti Kerja
56
Dimas Ngidam
57
Mumut Marah
58
Sprei Bagus
59
Pergi Ke Kampung Dimas
60
Kenangan Sedih
61
Bertemu Teman kecil
62
Tidak Bisa Tidur
63
pulang
64
Telor Tiga
65
Bayaran Besar
66
Kunci
67
Bingung
68
Es Kelapa Muda
69
Galau
70
Di Goda
71
Pingsan
72
Menunggu
73
Cantik
74
Teringat
75
Ga enak
76
Rayuan
77
Melahirkan
78
Pulang
79
Gembira
80
Marah
81
Aduhai
82
Gugup
83
Paksa
84
Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!