Djiwa
"Jalan jongkok untuk tamtama dan Bintara baru..!! Tangan di atas kepala..!!! Termasuk kalian.. para perwira pelatih dan penanggung jawab Diklat, ikut tradisi..!!" Perintah Kapten Banda.
"Siap..!!"
"Siaap..!!" Jawab letnan Beno.
"Heeehh Bemo.. kamu dengar atau tidak."
"Saya Beno Kapten." Protes Bang Beno.
"Masa bodoh..!! Cepat jalan..!!" Bentak Kapten Banda.
"Dasar Banda hujan liur sama tebah sombong amat lu." Gerutu Bang Beno.
"Diam Beeen..!!" Ucap geram Bang Drajat karena sahabatnya itu sudah terlampau sering membuat celaka.
ccttss.. ccttss..
Seutas rotan mendarat di punggung Bang Drajat dan Bang Beno. Bang Drajat hanya bisa menggigit bibirnya menahan rasa sakit di punggung.
"Lanjut jalan..!! Jangan ngobrol, ini bukan pasar..!!"
...
"B*d***h, mulutmu itu memang harus di isolasi. Karena kau terlalu banyak bicara, akhirnya kita harus ikut membersihkan kamar mandi barak tamtama." Kini Bang Drajat balik menggerutu menyalahkan Bang Beno.
"Alaaahh.. hanya menyikat kamar mandi saja apa salahnya?"
"Eeehh Bemo, aturan kalau lu memang kerja mah nggak apa-apa. Nah lu diam aja, sudah mirip foto model lu." Protes Bang Drajat.
"Gue jagain lu bro, siapa tau lu terpeleset." Ada saja jawab Bang Beno yang membuat Bang Drajat berang.
Bang Drajat membanting ember yang di pegangnya kemudian keluar dari kamar mandi barak. Hatinya terus mengumpat kesal karena memang tubuhnya sudah lelah dengan tradisi penyambutan anggota baru hari ini. Saat itu, ada hasrat diri ingin buang air kecil dan ia pun masuk ke kamar mandi lain.
Dari jauh ada seorang gadis berlari kecil dengan ceria, ia membawa peralatan mandi sambil membuka beberapa kancing bajunya dan langsung menerobos masuk ke dalam kamar mandi.
"Eeeeeeeeeehh.." Bang Drajat panik dan bingung karena urusannya belum selesai.
"Aaaaaaaaaaaaaaa..." Teriak gadis itu memekakkan telinga.
"Astagaaa, jangan teriak di kamar mandi...!!!!" Tegur Bang Drajat. "Balik badan..!!" Bang Drajat terpaksa terburu-buru menyelesaikan hajatnya. "Setaan, kenapa sikap sempurna di saat yang tidak tepat??" Gumamnya lirih.
"Pak pelatih ya??? Kenapa ada di kamar mandi perempuan." Tanya gadis itu.
"Kata siapa kamar mandi ini untuk perempuan. Disini kawasan laki-laki dan anggota Diklat bela negara mu hanya numpang. Lagipula kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu?? Kamu bisa baca atau tidak, pintu kamar mandi ini sedang di perbaiki." Bentak Bang Drajat menutupi rasa canggungnya melihat belahan dada seorang gadis yang tanpa sadar membangkitkan gairah prianya.
Gadis itu menoleh ke sisi pintu dan mencoba membuka pintu kamar mandi tersebut. Benar saja, pintu tersebut tidak bisa di buka. "Bagaimana donk ini???" Tanya gadis itu dengan panik.
Bang Drajat terpaksa segera mengambil HTnya untuk menghubungi rekannya karena ponselnya tertinggal di meja pelatih.
"Jaguar memanggil, tolong kirim orang untuk memperbaiki pintu kamar mandi barak B. Saya terjebak bersama seorang anggota Diklat, perempuan. Tolong segera ya..!!" Ucapnya sambil melirik nama gadis itu pada kalung nametag.
"Kijang monitor. Kenapa bisa sampai terjebak? Matamu nggak bisa baca? Sengaja atau sengaja?" Ledek Bang Beno.
Geram sekali Bang Drajat mendengarnya, pasalnya gara-gara seorang gadis kecil dirinya akan ikut terkena masalah.
"Masalah itu nanti saja, bukan saatnya membahas hal itu disini..!!" Kata Bang Drajat merasa tidak enak apalagi dirinya hanya berdua saja dengan seorang gadis.
:
"Pelatih lihat apa? Jangan ngintip Disha."
"Nggak, saya nggak suka bocah." Jawab Bang Drajat.
"Sama, Disha juga nggak suka om-om." Balas Disha dengan polosnya.
Bang Drajat memalingkan wajahnya karena gadis itu tak kunjung sadar juga dengan penampilannya yang ala kadarnya, tentu saja sejak tadi dirinya juga terganggu.
"Kalian bisa atau tidak???" Bang Drajat menegur anggotanya, sudah lebih dari setengah jam tapi pintu tersebut belum bisa terbuka, udara di dalam kamar mandi pun semakin pengap.
"Sabar lah brooo.. pintu kamar mandi ini memang rusak. Alatnya juga masih di belikan." Jawab Bang Beno dari luar pintu kamar mandi.
"Inilah akibat kecerobohanmu, kita berdua terjebak di dalam kamar mandi." Bang Drajat kembali menegur Disha.
Disha tidak terima dengan tuduhan Bang Drajat. "Pelatih yang tidak menutup pintunya rapat, pelatih juga buang air kecil sembarangan. Apa maksudnya? Mau pamer corong botol??" Ledek Disha.
"Wooooo.. semprul. Corong botol ini bisa buat tangkimu ambroll.." gertak Bang Drajat membuat Disha langsung terdiam.
Udara semakin lama semakin panas, Bang Drajat mengibaskan kaosnya yang mulai basah sedangkan pakaian Disha sudah menjiplak siluet bentuk tubuhnya.
"Pelatih, Disha nggak kuat panasnya..!!" Disha terhuyung sampai memegang lengan Bang Drajat.
"Astagaa Dishaaa.. aduuhh piye iki anake uwong." Gumamnya tapi kemudian Disha bersandar pada dada bidangnya, lebih tepatnya menumpukan tubuh padanya.
Bang Drajat gugup sampai mengangkat tangannya karena kini tubuh mereka berdua saling berhimpitan dan hanya berbatas pakaian Disha saja. "Dishaaa.. kamu bisa dengar suara saya?" Tanya Bang Drajat. "Dishaaa..!!!" Bang Drajat mengulangnya lagi tapi Disha merosot dan ia sigap menangkapnya.
Bang Drajat tak melepaskan paras cantik Disha dari pandangannya.
'Subhanallah.. ayuneee gustiii..'
Desir darah Bang Drajat meluap dan berdebar mengetuk relung hati yang paling dalam.
"Drajaaatt.. bagaimana keadaan Disha? Namanya Disha khan?" Tanya Bang Beno.
"Pingsan Ben."
"Aduuuhh Tuhaaann.. jangan sampai ada apa-apa Jat, infonya dia putri purnawirawan panglima. Putri bungsu Pak Rojaz. Adiknya Bang Katon."
Bang Drajat menepuk dahinya. "Mati aku.."
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kalo di novel sebelah di grebek dan langsung di nikahkan 😂😂😜
2024-03-14
0
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor semoga seru,Aku suka baca kisah abdi negara,Karena aku dulu juga hampir2 jadi pendamping abdi negara,Tapi sayangnya ditantang oleh ortu 🥺🥺🥲🥲
2024-03-14
0
Novi Jahan
ahhh aku ketinggln yg ini kk jd bru baca 🙏🙏🙏
2023-11-09
1