6. Tak tahan.

Proses pengajuan nikah sudah selesai tanpa hambatan. Batalyon dan Markas yang sibuk membuat segala sesuatunya cepat selesai apalagi Bang Gumarang sudah memberikan restu tanpa perlu bertatap muka.

Keadaan Mama Rhena sedang tidak memungkinkan untuk kembali perjalanan jauh sehingga Ayah Rojaz dengan sangat terpaksa mengikhlaskan putri kecilnya menikah kapanpun namun sebagai orang tua, beliau tetap berharap bisa melihat putrinya menikah.

"Ijin Bang, bolehkah saya meminta ijin untuk segera menikahi Gizha lebih dulu?" Tanya Bang Drajat.

"Nggak bisa Jat, Ayah nggak bisa kesini untuk menikahkan kalian. Mama masih sakit, paling tidak kamu harus bersabar tiga atau paling lambat empat bulan lagi." Jawab Bang Katon.

"Saya bukannya mau melawan Bang, tapi.. tempat tinggal Gizha jauh di luar kota. Jika Gizha tinggal di sini dengan saya tanpa ada ikatan juga tidak baik di mata anggota yang lain, kalau Gizha kost di luar.. daerah ini tidak begitu aman dari preman." Kata Bang Drajat.

"Ayah pengen lihat kalian nikah."

"Surat nikah hanya berlaku tiga bulan Bang. Masalah dengan Ayah.......... Aaahh.. bagaimana ini bilangnya ya." Bang Drajat pusing sendiri.

"Baiklah.. soal Ayah kita urus nanti, tapi.. kamu jangan sampai menyentuh Gizha sampai Ayah menikahkan kalian meskipun kalian sudah menikah dengan wali hakim."

"Sayaa.. nggak bisa janji Bang."

"Ya sudah tidak jadi saja." Kata Bang Katon.

"Iyaa Bang.. iyaaaa.. ya sudah, Gizha tidak akan saya apa-apakan." Janji Bang Drajat meskipun berat di ucapkan.

-_-_-_-_-

"Maaaass.." pekik Gizha sampai memeluk lengan Bang Drajat saat melihat tikus melintas di ruang tamu rumahnya.

Bang Drajat sempat merasa ada yang berbeda dari diri Disha. Gadis itu ia kenal berbeda dari gadis yang ada di sampingnya.

"Nggak apa-apa. Masuk ke kamar, Mas usir dulu tikusnya." Kata Bang Drajat.

Gizha mengangguk dan segera masuk ke dalam kamar.

"Aaaaaa.. Maaasss..!!!" Suara teriakan Gizha kembali terdengar.

"Ada apa dek?"

"Ada tikus lagi Maas.. takuut." Rengek Gizha.

"Ya Allah, ini rumah apa sarang tikus??" Gerutu Bang Drajat kemudian menghubungi seseorang di seberang sana.

...

Para anggota sibuk mengejar tikus di rumah Bang Drajat yang notabene ada pengantin baru. Wajah Danton Kompi C itu seketika masam dan kesal perkara banyaknya tikus di rumahnya.

"Bereskan semua tikus di rumah saya.. saya mau pindah ke mess transit..!!" Kata Bang Drajat.

"Ijin Dan, semua kunci mess transit di bawa Kapten Katon, tapi beliau tadi langsung lajur ke luar kota.. jalan-jalan dengan keluarga." Laporan seorang anak buah.

"Astagfirullah.. Bang Katon sengaja atau bagaimana sih ini." Gerutu Bang

"Malam ini kita tidur dimana Mas?" Tanya Gizha.

"Di mess saja, biar saja balik ke mess.. Abangmu juga cari perkara saja." Jawab Bang Drajat.

"Jangan Mas, di mobil saja yuk..!!" Ajak Gizha.

"Kamu ini di kasih yang enak malah minta susah. Badanmu sakit semua dek." Kata Bang Drajat.

"Nggak apa-apa Mas, daripada ada tikus."

Entah kenapa Bang Drajat merasa ada sorot mata berbeda dari Gizha yang pernah ia kenal dulu.

"Ya sudah, ini kamu yang minta. Malam ini kita tidur di mobil." Kata Bang Drajat.

//

Bang Katon menghubungi anggotanya untuk mendapatkan informasi terbaru dari Bang Drajat dan Gizha.

"Lalu mereka tinggal dimana?"

"Karena tidak ada hotel, mereka berdua tidur di mobil Dan." Laporan seorang anggota.

"Di mobil ya?" Bang Katon mondar-mandir memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi. "Nggak mungkin khan mereka melakukannya di mobil. Tidak nyaman dan tidak leluasa." Gumamnya terus berpikir keras.

"Dan.. ijin arahan..!!"

"Kalian istirahat saja..!! Saya rasa semua aman dan terkendali." Kata Bang Katon.

"Siap..!!"

***

Gizha sudah tidur pulas. Sedari tadi Bang Drajat mengawasi keadaan di sekitar asrama, cemas kalau ada tetangga atau anggota patroli yang melintas.

"Kudu tahan tiga bulan ya? Sepertinya aku nggak mampu." Gumamnya dilema apalagi saat ini posisi kepala Gizha sedang tidur di pahanya dengan keadaan wajah menghadap ke perutnya. "Aduuh Tuhan, selesai sudah kalau begini caranya." Tangan Bang Drajat menggenggam erat sisi mobil sembari mengatur nafas yang memburu.

"Ini apa sih Mas?? Singkirkan dulu, Gizha ngantuk." Kata Gizha yang terbangun karena ada sesuatu yang mengganjal di hadapannya.

"Mau di singkirkan kemana? Tempatnya disitu." Jawab Bang Drajat.

Entah sadar atau tidak, Gizha memegang dan bermaksud menyingkirkan benda mengganggu di hadapannya.

"Aaerghhh.. kacau.. kacaaaauu..!!" Bang Drajat mengarahkan Gizha agar tidur di joknya sendiri, tadinya ia bermaksud baik membuat Gizha nyaman dalam tidurnya tapi ternyata malah dirinya yang kewalahan tidak bisa menguasai diri. Secepatnya Bang Drajat melajukan mobilnya.

~

"Selamat malam Dan..!!"

"Ya.. selamat malam, saya mau keluar dulu.. mau cari makan." Alasan Bang Drajat.

"Siaap..!!" petugas piket jaga tersebut membuka palang untuk Bang Drajat.

:

Tak berapa lama, Bang Drajat menepikan mobilnya di kebun belakang Batalyon. Lokasi tersebut sangat sepi bahkan tak ada seorang pun yang akan melintas disana.

jdduugg..

Gizha yang masih tertidur sampai terlonjak kaget. "Astagfirullah.. ada apa Maas??"

Bang Drajat pun menahan tubuh Gizha. "Maaf dek, Mas nggak sengaja. Tadi ada batu."

"Ya ampun Maas, dada Gizha sampai sakit." Gizha masih meremas dadanya.

"Maaf ya dek."

Gizha membuka mata dan memicingkan mata melihat ke arah sekitar. Ia merasa bingung karena tiba-tiba berada di tengah kebun alang-alang. "Ini dimana Mas?" Tanya Gizha.

"Di kebun belakang Batalyon." Jawab Bang Drajat.

Gizha terdiam kemudian melihat kedua bola mata Bang Drajat yang menatapnya. Tiba-tiba Bang Drajat menurunkan sandaran jok hingga full ke turun ke bawah. "Maas, nggak mau bunuh Gizha khan?"

"Mas nggak akan jahat sama kamu." Bang Drajat mengusap pipi Gizha dengan punggung jarinya. "Mas ingin memintanya baik-baik. Bolehkah Mas bongkar gudang sekarang?" Tanya Bang Drajat.

"Astagfirullah hal adzim Mas, istighfar Mas. Kalau Mas nggak punya uang, Mas bisa pakai uang Gizha dulu.

Seketika Bang Drajat ternganga mendengarnya. Bahkan istri kecilnya sama sekali tak memahami maksud dan tujuannya membawanya ke tengah ladang.

"Memangnya kamu bawa uang berapa dek?"

"Mas butuh berapa? Tapi jangan bongkar gudang Maass..!!"

"Kalau nggak di bongkar, Mas mau simpan peluru dimana?"

"Ya Allah Mas.. sebentar Gizha telepon Bang Katon, siapa tau Bang Katon bisa bantu Mas simpan peluru." Gizha bersiap mengambil ponselnya untuk menghubungi Bang Katon.

Bang Drajat secepatnya merebut ponsel Gizha. "Bukan begini maunya Mas."

"Jadi Mas Ajat maunya apa?" Tanya Gizha berkedip masih juga tak paham.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gila,Jangan bilang saking tak tahannya,Drajat mau MP di situ,Ya salam..🤣🤣🤭🤭

2024-03-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Beda lah,Wong orangnya juga beda,Jelas2 namanya juga beda..ckk ogeb

2024-03-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kok udah pengantin baru aja,Udah nikah ya??🤔🤔🤔

2024-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!