Ayah Rojaz sangat bahagia melihat putrinya bahagia. Setelah itu beliau memilih menemui putrinya yang satu lagi besok pagi.
***
Braaaakk..
"Deeekk..!!!!" Bang Drajat kaget mendengar suara dari belakang rumah.
"Maaass..!!"
"Ya Allah deeekk...!!" Bang Drajat panik melihat Gizha terpeleset di dapur.
"Sakiiitt.."
"Iya.. iyaaa.. kita ke bidan sekarang..!!"
...
"Maaf Pak.. janinnya keguguran." Kata ibu bidan.
Tak begitu banyak tangis dari Gizha. Hanya wajahnya yang sendu. Justru Bang Drajat yang tak karuan dengan kenyataan pahit ini.
"Mas minta maaf ya dek..!! Seharusnya Mas lebih rajin mengontrol kondisi rumah, Mas nggak hati-hati." Bang Drajat menghapus air matanya. Rasanya sungguh sakit kehilangan anak pertamanya.
Gizha mengangguk dengan senyum pahitnya.
...
Ayah Rojaz menarik nafas melihat keadaan putrinya, baru saja tiba tapi ia harus mendengar calon cucunya sudah tiada.
"Sudahlah Jat, jangan di tangisi terus. Memang belum rejekimu. Laki-laki itu pantang menyerah. Cepat usahakan lagi..!! Jangan karena perkara satu masalah lalu kamu terpuruk seperti ini."
"Ini tentang anak Yah, tentang sebuah nyawa."
"Ayah tau Jat, Ayah juga pernah mengalami dan merasakannya. Kamu harus kuat." Kata Ayah terus memberi dukungan mental pada menantunya.
\=\=\=
Bang Erlang memeluk Gizha. Setelah sekian tahun bersama gadisnya, rasanya tak ada hal yang paling membahagiakan daripada menikah dengan gadis yang begitu di cintainya. Gadis lugu dan lembut hati.
"Dek.. masih sakit nggak?" Bang Erlang memeluk Gizha dari belakang dan mengusap perutnya.
Gizha tersenyum, dulu pria itu hanya berani memeluk seadanya, kini setelah menyandang status suami.. Bang Erlang lebih berani untuk mendekatkan diri.
"Nggak Bang." Jawab Gizha.
"Abang mau aktifkan tespen." Bisik Bang Erlang sudah tidak tahan dengan hasratnya. Ia mengubah arah agar Gizha menghadap padanya.
"Ada yang korslet Bang?" Tanya Gizha dengan polosnya.
"Ada, colokan Abang yang korslet.. minta di sambung." Bang Erlang mengarahkan tangan Gizha agar naik di atas bahunya.
Perlahan pipi Gizha memerah karena paham maksud Bang Erlang.
"Sudah boleh khan? Abang nggak tahan." Kata Bang Erlang mengarahkan tangan Gizha agar menyentuhnya.
Gizha gemetar ketakutan, dalam pikirannya seakan pernah merasakan hal yang sama seperti ini tapi entah dimana.
"Bo_leh Bang." Jawab Gizha.
Mendapat lampu hijau dari Gizha, Bang Erlang tak ingin membuang waktu yang selama ini ia tunggu. Bang Erlang pun langsung menyambar bibir ranum Gizha lalu mengangkatnya dan masuk ke dalam kamar.
//
'Gizha' mengangguk saat Bang Drajat meminta padanya untuk di layani. Tak ada pilihan lain sebab Bang Drajat seakan tak memberinya pilihan untuk menolak.
Melihat anggukan tanda setuju, Bang Drajat langsung beralih posisi naik ke atas tubuh 'Ghiza' dan membuka pahanya.
'Ghiza' menangis, banyak hal yang menjadi beban di hatinya. Ia teringat saat terakhir melihat seorang wanita menarik tangan Ghiza dan menyeretnya entah kemana. Niat hati ingin meminta maaf pada saudara kembarnya tapi tak di sangka malah kenyataan buruk yang terjadi.
Flashback 'Gizha' on..
"Gizhaaaaa.." teriak Disha melihat Gizha di seret orang tidak di kenal. "Toloooong..!!!"
"Jangan teriak Disha.. jangan membuat warga panik. Tolong jangan katakan apapun pada Mas Drajat.. aku titip Mas Drajat padamu. Bersumpahlah demi aku, jangan sampai Mas Drajat tau." Pinta Gizha.
"Gizhaaa.. Gizhaaaaa..!!!!" Disha berteriak dan mencoba mengejar mobil milik perempuan tua itu namun kondisinya yang sedang hamil menghalangi langkahnya.
:
Disha panik mondar mandir di kamar Gizha. Tangannya gemetar, pikirannya buntu, ia hanya bisa menangis ketakutan dan berusaha menenangkan diri sampai Bang Drajat kembali.
"Hhhfff.. kamu harus bisa Disha..!! Tenang.. kamu pasti kuat..!!" Dhisa mengatur nafas dan membuang nafas perlahan.
Ia meletakan ponselnya usai meminta tolong pada rekan-rekannya untuk mencari Gizha.
Flashback 'Ghiza' off..
\=\=\=
Bang Drajat dan 'Gizha' tiba di tempat tugas yang baru. Baru saja 'Gizha' turun dari mobil, rasa perutnya mual seperti di aduk kuat.
"Hhhkkk." 'Gizha' berlari menjauh dan Bang Drajat menyusulnya.
"Kamu kenapa dek? Dari kemarin mual dan muntah terus." Bang Drajat memijat tengkuk 'Ghiza'.
"Nggak tau Mas, Gizha nggak enak badan." Jawab 'Gizha'.
Lettu Harlan, litting Bang Drajat pun masih setia di bandara militer. Kini mereka semua sudah berpangkat Letnan satu usai dua minggu yang lalu menjalani upacara tradisi kenaikan pangkat.
"Hamil kali Jat. Coba langsung di test saja. Di Batalyon ada bagian kebidanan. Coba minta saja testpack kesana..!!" Kata Bang Harlan.
Bang Drajat tersenyum senang, ada secercah harapan dalam hatinya.
"Oke, nanti aku kesana."
"Oya, kapan Erlang datang.. infonya kenapa simpang siur?" Tanya Bang Harlan memantau info dari ponselnya.
"Aku nggak tau, kemarin aku chating sama dia.. istrinya juga mual parah. Mungkin tunda keberangkatan sampai keadaan istrinya baikan." Jawab Bang Drajat.
"Begitu ya, kalau begitu standby on call saja lah dari piket jaga bandara. Istriku mabuk juga." Kata Bang Harlan.
"Owalaah yooo.. punya istri hamil jadi was was nggak jelas begini." Gumam Bang Drajat mendesah pasrah.
//
"Alooong..!!!" Bang Erlang berteriak memanggil ajudannya.
"Siaapp..!! Arahan Dan..!!"
"Tolong ambilkan minyak kayu putih di ransel saya..!!" Pinta Bang Erlang panik.
"Aduuhh.. ibu pingsan lagi Dan?"
"Iya nih, stress saya jadinya." Bang Erlang begitu sedih melihat keadaan Gizha. Tak tau apa yang terjadi pada istrinya sampai keadaan Gizha terus drop di setiap harinya bahkan ini hari ke tiga Gizha pingsan menjelang keberangkatan kepindahan tugasnya.
"Ijin.. apa tidak sebaiknya di periksakan ke dokter saja Dan, takut di jalan malah parah." Saran Om Along.
"Kamu pikir saya nggak paham. Nanti sampai sana saya periksakan di unit kesehatan." Sakitnya Gizha membuat emosi Bang Erlang menjadi ikut tidak stabil.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤
Gizha kenapa pingsan 🤔
2023-07-28
2
mudahlia
wah bkalan seru ini
2023-07-17
1
mudahlia
ini pasti ulah ibunya lampir
2023-07-17
1