2. Celaka ( 2 ).

"Awaaas..!! Semua minggir..!!" Situasi semakin tidak kondusif dan Bang Drajat memilih menendang pintu kamar mandi barak.

**braaaakk**..

Tepat saat itu Bang Katon datang dan melihat adik bungsunya dalam pelukan pria lain dan itu adalah juniornya sendiri.

"Apa-apaan kamu Jat." Bang Katon menghampiri mengambil alih adik bungsunya dari dekapan Bang Drajat. Rasa geramnya menjulang tinggi karena melihat Bang Drajat tidak mengenakan kaosnya.

"Siap salah Abang." Bang Drajat tidak banyak bicara tapi ia segera menyampirkan kaosnya untuk menutupi tubuh Disha dan Bang Katon tak lagi bersitegang dengan Bang Drajat.

:

Bang Beno tak hentinya mengoceh tentang pintu yang semakin rusak akibat tendangan Bang Drajat tapi tidak Bang Drajat yang lebih banyak terdiam dan merokok di ujung barisan kamar mandi barak.

"Ijin Dan, ini air minumnya." Kata salah seorang anggota.

"Terima kasih. Kamu tolong bicara sama mereka untuk melepas pintunya, jangan di pasang lagi. Bingkai pintunya juga sudah usang, takut ada yang terjebak lagi.

"Siap Danton, akan saya sampaikan."

~

"Waduuuuhh.. sudah terpasang pintunya." Protes Bang Beno tak terima hasil kerjanya di tolak littingnya sendiri.

"Pintunya rusak Ben, sudah miring.. bingkainya lapuk......." Belum selesai Bang Drajat bicara, bingkai tersebut ambruk dan roboh melewati tubuh Bang Beno.

braaaakk..

"Hyaaaaaa.. Ya Tuhan.. untung saja." Bang Beno berteriak mengusap dadanya saking kagetnya.

"Kenapa tidak pas, aku berharap bingkai itu menimpamu." Gumam Bang Drajat dengan santainya.

//

"Alhamdulillah.." Bang Katon mengusap wajahnya melihat adiknya sadar dari pingsannya.

Team kesehatan sampai panik mendapat dua ancaman dari Kapten Katon juga Lettu ( junior ) Drajat. Lettu Drajat Djiwa Pasopati terus saja menghubungi team kesehatan hingga membuat kewalahan.

"Angkat..!! Loud speaker..!!" Perintah Bang Katon.

Anggota team mengangkat panggilan telepon sesuai perintah Bang Katon. "Ijin Dan.. arahan?" Seorang anggota kesehatan menjawab panggilan telepon dari Bang Drajat.

"Lama sekali. Apa saja kerja kalian??? Bagaimana keadaan Disha?" Tanya Bang Drajat di seberang sana.

"Siap salah Danton, kami masih memeriksa keadaan pasien."

"Iyaaaa.. sekarang bagaimana?? Jangan bertele-tele..!!!!" Bentak Bang Drajat.

"Ijin, baru saja sadar."

"Baru sadar???? Sesaknya bagaimana?? Apa ada masalah lain??? Kalau memberi keterangan jangan hanya sepotong..!!!" Omel Bang Drajat masih dengan nada tinggi.

"Heeh Letnan, jangan hanya berani teriak saja kamu disana..!! Temui saya di ruang kesehatan kalau mau tau keadaan Disha. Ngomel terus, nanti putus urat lehermu..!!" Tegur Bang Katon.

"Siap Abang..!!" Jawab Bang Drajat menurunkan nada suaranya.

:

"Kamu ada urusan dengan saya atau dengan Disha?" Tegur Bang Katon karena sedari tadi ekor mata Bang Drajat hanya melirik Disha saja.

"Siap.. dengan Abang." Jawab Bang Drajat. "Saya minta maaf atas kejadian hari ini dan saya kesini untuk menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi antara saya dan Disha.

"Om Drajat buka baju Bang. Disha sampai takut." Kata Disha mengadu.

"Sebentar Bang, tadi di dalam kamar mandi gerah sekali, fentilasi udara juga sangat minim." Sambar Bang Drajat panik mendengar pengaduan adik bungsu Bang Katon. Bang Drajat semakin panik apalagi Disha sudah merengek manja di lengan Abangnya.

"Disha takut benar lho Bang."

Sorot mata Bang Katon langsung menatap Bang Drajat. "Apa niatmu menakuti adik saya?? Beraninya kamu menindas wanita lemah." Bang Katon memeluk Disha.

Tak ada yang menyadari bahwa adik Kapten Katon menjulur meledek Bang Drajat.

"Siap salah Abang." Jawab Bang Drajat pasrah tapi sungguh hatinya geram di kerjai bocah tengil macam Disha. Tatapan matanya mengisyaratkan bahwa nanti ia akan membalasnya habis-habisan.

"Kamu Drajat, saya perintahkan wajib menjaga Disha. Kalau ada apa-apa lagi sama Disha.. kamu sampai ada apa-apa sama Disha.. saya pastikan kamu jadi lele..!!"

"Siaap Bang."

...

Pukul empat sore para anggota Diklat berjalan menuju rute yang telah di tentukan.

"Lebarkan langkah kalian..!! Ini bukan ajang pencarian bakat putri solo." Perintah Bang Drajat selaku penanggung jawab Diklat. "Kamu Disha.. cepat sedikit jalannya."

"Aawwhh.." tiba-tiba Disha duduk dan merintih kesakitan. "Kaki Disha keseleo..!!"

"Nggak usah bohong..!! Buaya nggak bisa di kadalin..!!" Bang Drajat tau betul gadis kecil itu sedang mengerjai dirinya.

Disha yang kesal segera kembali berdiri dan berjalan tak jauh dari Bang Drajat. Saat ini posisinya adalah pimpinan regu karena dirinya sudah tamat dari sekolah dan kini hanya menyiapkan anggota baru untuk kelangsungan grup bela diri dan kegiatan sosial di sekolahnya.

"Untuk seluruhnya, perhatikan langkah kalian. Tanah dalam kondisi licin. Di sisi kanan kalian ada jurang. Harap waspada..!!" Kata Bang Drajat memberikan arahannya.

"Aaaaaa..!!!" Baru beberapa langkah Disha berjalan, kakinya terperosok ke sisi kanan kemudian meluncur masuk ke dalam jurang.

"Dishaaa..!!!" Tangan Bang Drajat berusaha menggapainya tapi tak sempat lagi. Secepatnya Bang Drajat turun dan bisa menggapai Disha yang tersangkut pada sebatang ranting dan menariknya ke pelukan. Karena terlalu panik, Bang Drajat salah meletakan pijakan kaki. Sadar situasinya sedang dalam bahaya, Bang Drajat merapatkan pelukannya dan melindungi kepala Disha, keduanya pun meluncur dan berguling hingga ke dasar jurang.

Jddgg..

"Aaahh.." pekik Disha saat mendarat dengan sempurna. "Sakiit..!! Disha nggak pura-pura lagi Om."

'Lailaha Illallah' Bang Drajat membuka matanya dengan sempurna. Usai memercing entah merasakan bagian tubuh mana yang terasa tidak nyaman.

"Mana yang sakit?" Meskipun tubuhnya juga terasa sakit, tapi Bang Drajat tidak lantas membiarkan Disha merintih kesakitan.

"Kaki sama punggung Disha sakit Om."

Bang Drajat cukup syok melihat tangannya bernoda darah. "Boleh saya lihat dimana lukamu?"

"Di paha Om, tadi tergores ranting." Jawab Disha.

"Pahaaaa??"

Disha mengangguk. "Disini..!!" Tunjuk Disha.

"Aduuuhh.." Bang Drajat memejamkan mata mulai resah.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

wkwkwkwk

2024-03-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

hadeeuuhh 🤦🤦🤦

2024-03-14

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

😳😳🤦🤦🤦

2024-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!