3. Sedikit pencerahan.

"Eeeghhh.."

Suara rintih kecil Disha begitu terngiang di telinga Bang Drajat. Ia sedikit menyobek bagian celana Disha agar lebih leluasa menangani luka di paha Bang Drajat menutupi luka Disha dengan syal tanda pelatih penanggung jawab di lengannya.

Sekuatnya Disha mencoba untuk berdiri tapi punggungnya yang terluka membuatnya sulit untuk bergerak.

"Tinggalkan Disha saja Om. Disha nggak kuat berdiri." Kata Disha pasrah dan kembali duduk di atas tumpukan ranting.

"Saya akan mengangkatmu sampai ke atas."

"Nggak usah, Disha berat." Tolak Disha.

Beberapa orang sudah mulai turun untuk membantu Bang Drajat dan Disha yang terperosok ke dalam jurang.

"Kamu dengar, seberat apapun.. yang namanya team pasti akan membantu satu sama lain."

"Disha benar-benar nggak kuat jalan lagi Om."

Bang Drajat menatap mata Disha dengan lekat. "Ada saya. Saya akan menjagamu, apapun yang terjadi." Jawab Bang Drajat.

Tak lama para anggota tiba dan membantu Bang Drajat.

"Saya sendiri yang akan menangani Disha, kalian cukup bantu saya beri jalan..!!" Perintahnya.

:

Sore hari tiba, Bang Drajat membuka tenda untuk dirinya sendiri dan di dalamnya ia merawat Disha yang masih mengerang kesakitan. Seluruh luka di tubuh Disha sudah teratasi dan Disha sudah menelan pil pereda nyeri.

"Istirahatlah.. saya akan berjaga di luar." Bang Drajat menarik sleeping bag miliknya agar Disha bisa tidur nyenyak.

"Oom.."

"Dalem." Jawab Bang Drajat menanggapi.

"Terima kasih." Ucap Disha.

"Sama-sama."

...

Bang Drajat usai melaksanakan sholat Maghrib, ia kembali ke tendanya lalu duduk sambari memutar lengannya yang sedikit terkilir.

Tak banyak bicara Bang Beno langsung membantu sahabatnya itu. "Bang Katon baru saja memintamu untuk menjaga adiknya tapi malah adiknya terperosok ke dalam jurang."

"Nanti aku sendiri yang akan berurusan dengan Bang Katon." Jawab Bang Drajat kemudian mengambil rokoknya. "Aaawwhh.. lara Ben..!!" Rintih Bang Drajat saat Bang Beno memijat lengannya.

"Jelas wae lara, dislocasi ini tempurung lenganmu. Seharusnya di gantung sehari atau dua hari." Kata Bang Beno.

"Pantas sakit."

"Sini aku bantu..!!" Bang Beno bersiap mengambil posisi tapi Bang Drajat belum sepenuhnya siap.

"Sebentar, nyerinya masih terasa."

"Kalau nggak cepat di kembalikan pada posisinya ya akan semakin sakit Jat." Bentak Bang Beno yang masih memiliki perhatian pada sahabatnya. "Cepat Jat..!!"

Bang Drajat pun mengambil sarungnya lalu menggigitnya kuat dan Bang Beno segera membenahi tulang Bang Drajat yang bergeser. Terdengar suara Bang Drajat yang menjerit sambil menggigit sarungnya.

"Wes.. sudah selesai nih. Lagiaan, kamu nggak perhitungan sekali mau bantu Disha. Nggak ingat nyawamu juga. Kamu itu takut sama Abangnya apa memang naksir sama Disha sih?"

"Nggak ada dalam kamusku takut sama manusia." Jawab Bang Drajat.

Bang Beno terkikik mendengarnya. "Oohh berarti naksir nih ceritanya??? Ratna mau di kemanakan?"

Bang Drajat terdiam, wajahnya datar saja. Tak ada yang tau isi hati manusia kecuali dirinya sendiri beserta Tuhannya.

Teringat akan Ratna, ia melirik ponselnya. Sudah ada puluhan pesan singkat dan ratusan panggilan tak terjawab. Selama ini Ratna selalu posesif, di setiap harinya ada saja kecemburuan tak beralasan juga tuduhan tak berarah. Sudah berulang kali dirinya mengatakan, jangan terlalu banyak berprasangka yang akan merusak sebuah hubungan namun Ratna tetap tidak bisa berpositif thinking padanya.

Suara rintihan Disha dari dalam tenda cukup membuat lamunannya buyar.

"Disha bro, aku balik ke tenda dulu. Selamat menjaga kesayangan Abangmu, si Katon yang menyebalkan itu." Ledek Bang Beno.

~

Bang Drajat meniup teh panas yang di buatkan Bang Drajat khusus untuk Disha.

"Sejak kapan Drajat jadi kalem sama perempuan, sama Ratna saja di setiap harinya selalu ribut dan ribut. Capek sendiri aku lihatnya. Drajat sangat kaku dan Ratna wanita yang amat sangat pencemburu, tidak tau tempat, pemarah juga asal menuduh." Kata Bang Beno yang masih saja memperhatikan setiap tingkah Bang Drajat di tenda seberang sana.

"Pria akan tunduk dengan sendirinya jika sudah menemukan wanita yang tepat. Mungkin baru kali ini Bang Pit merasa nyaman berdekatan dengan wanitanya." Seorang junior Bang Beno menimpali.

"Kamu punya pacar?" Tanya Bang Drajat tiba-tiba dan pertanyaan itu membuat Bang Beno dan juniornya ternganga.

"Punya Om." Jawab Disha.

"Teman sekolah?"

"Teman sekolah punya, anggota juga punya." Disha menjelaskan.

"Banyak amat, jadi perempuan tuh yang setia." Tegur Bang Drajat.

"Kenapa pandangan seseorang jadi buruk saat wanita punya banyak lelaki sedangkan laki-laki terkadang juga banyak wanitanya?" Disha balik bertanya.

"Mata dunia memandang, laki-laki lebih memiliki kuasa dengan tenaganya tapi dunia lupa bahwa tenaga dan mentalnya akan retak, runtuh tak bersisa karena ada patahan tulang rusuknya. Jika pria tersebut sadar akan tujuan hidupnya, dia tidak akan mengorek tulang rusuk yang lain karena tulang rusuknya sudah dekat dengan hatinya. Sedangkan wanita, dia yang terserak sedang terlupa bahwa dirinya yang patah belum menemukan tempat yang semestinya.. Usaikan berkelana.. sembunyikan diri..!! Karena wanita letaknya di dalam dada laki-laki jadi harus kembali pada fitrahnya.. hamil, melahirkan dan menyusui. Apa pantas seorang wanita bermartabat urakan dengan banyak pria??"

Disha berkedip mendengar ucapan Bang Drajat yang panjang lebar, mungkin saat ini pikirannya pun belum menjangkau hingga kesana.

"Kalau untuk pria.. sejatinya di ciptakan untuk pemimpin dan pencari nafkah untuk keluarga. Jika pria sadar dan memiliki rasa malu, sebenarnya tidak ada kata perselingkuhan ataupun mendua. Mana bisa pimpinan hatinya plin plan, mental tidak stabil........."

"Tapi banyak yang begitu Oomm..!!" Protes Disha.

"Memang benar, manusia di bekali akal dan pikiran. Saya pun mengakui, saya juga masih seperti itu.. lihat yang cantik, tertarik ingin memiliki. Di goda sedikit mudah terpancing.. tapi kembali lagi to Dis.. kita punya akal dan pikiran maka imbangi dengan imanmu, meskipun tidak tebal.. tapi punya pertahanan diri."

"Waaaaahh.. Disha jadi jatuh cinta sama Om Drajat." Kata Disha dengan mata berbinar.

"Oya?? Nikah sama Om Ajat mau nggak?" Tanya Bang Drajat.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Jangan lupa bang Drajat,Jaman sekarang Wanita lebih banyak yg berkarier,juga banyak yg jadi pemimpin, Contoh nya tuh Mega wati jadi presiden dan banyak lagi diluar sana, Sekarang cowok n cewek sama aja..

2024-03-14

0

Pipin Nurma

Pipin Nurma

bocahe ijek onces om ojo di jai rabi kasihan😁😁😁

2024-01-06

1

Sri Wahyuni Abuzar

Sri Wahyuni Abuzar

aqu sampe di tanya pak bojo " kenapa bund sampe senyum² sendiri "🤭🤭

2023-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!