14. Sebelum terjadi.

"Bagaimana hasilnya dek?" Tanya Bang Drajat tidak sabar menunggu 'Gizha' sambil mondar-mandir di depan pintu kamar mandi.

"Sebentar Mas."

Tak lama 'Gizha' keluar membawa hasil testpack nya.

"Yeeeeeeeessss.. goal.. Alhamdulillah..!!" Bang Drajat langsung mencium 'Ghiza' kemudian dengan perutnya yang masih datar. Hatinya sungguh sangat bahagia saat tau 'Ghiza' sedang mengandung.

'Ghiza' memejamkan matanya menahan tangis tapi akhirnya lelehan bening itu berjatuhan juga dari pelupuk mata. Ia membuka matanya dengan tatapan nanar.

"Maas.."

"Dhalem." Bang Drajat berdiri melihat raut wajah yang tidak seperti biasanya.

"Kalau Gizha membuat kesalahan fatal, apa Mas akan memukul atau meninggalkan Gizha?" Tanya 'Gizha'.

"Sebesar apa sih kesalahanmu sampai Mas harus berbuat seperti itu?"

"Gi_zha tanya.. ka_lau Mas." Ucap 'Gizha' gugup.

"Kamu lihat..!! Ada anak kita di dalam rahim mu. Mas akan pertahankan hubungan kita apapun masalahnya kecuali perselingkuhan. Mas paling benci perselingkuhan. Jangan pernah kamu lakukan..!!" Kata Bang Drajat mengecup kening 'Gizha' lalu turun ke bibirnya.

"Ng_gak Mas, Gizha nggak berani." Jawab 'Gizha' ketakutan.

Bang Drajat tertawa melihat ekspresi istrinya. "Kenapa setegang itu?? Sudahlah jangan pikir macam-macam..!!" Bang Drajat segera mengajak 'Gizha' masuk ke dalam kamar, di rumah barunya. Rumah model panggung dengan aliran sungai di bawahnya.

"Mas, rumah di sebelah masih kosong ya? Ngeri Mas."

"Besok Erlangga datang sama istrinya. Littingnya Mas juga. Besok kamu kenalan biar ada teman." Kata Bang Drajat.

'Gizha' "Erlangga? Sepertinya Gizha nggak asing sama nama itu." Tanya 'Gizha'.

"Masa sih, dia itu sama seperti Mas, ranjau alas. Tidak semua orang tau statusnya Mas. Kami pengintai."

'Gizha' mengangguk, mungkin Gizha salah orang.

***

Gizha terus bersandar pada Bang Erlangga bahkan sampai pesawat mendarat di tujuan mereka.

"Selamat siang Danton.. Selamat datang..........."

Prada Ardhan ternganga melihat raut wajah istri Danton.

"Lihat apa kamu??? Kamu mau saya colok melihat istri saya seperti itu???" Tegur keras Bang Erlang.

"Siap salah Danton." Prada Ardhan mengalihkan pandangan tapi kemudian Gizha berlari menuju tepi bandara sama persis seperti istri Lettu Drajat kemarin.

'Istri para Danton kembar ya? Atau jangan-jangan Ibu Gizha mendua??'

"Alooong.. tolong minyak kayu putih..!!!" Pinta Bang Erlang pada ajudannya.

Tak berapa lama Prada Along datang membawa minyak kayu putih untuk istri Danton.

"Bawa ke unit kesehatan Lang, istrinya Pit ternyata sedang hamil." Saran Bang Harlan.

"Oke deh. Thanks sarannya." Jawab Bang Erlang tapi kemudian kening Bang Harlan berkerut. "Itu istrimu?????"

"Iya.."

"Lhoo.." Bang Harlan sedikit bingung melihatnya.

:

Bang Erlang menggendong Gizha masuk ke dalam rumah dinas karena istrinya itu begitu lemah dan tak bertenaga karena mualnya.

"Baru sampai Dob? Istrimu kenapa?" Tegur Bang Drajat yang baru saja membereskan teras rumahnya sebelum nanti sore lapor datang bersama Bang Erlang littingnya.

"Iya Lang. Istriku muntah terus."

"Mabuk di pesawat?" Tanya Bang Drajat.

"Sebelum ini juga mual muntah begini Pit, sampai stress aku mikirnya." Jawab Bang Erlang.

"Ke kesehatan aja. Minta testpack..!!" Bang Drajat melirihkan nada suaranya.

...

Mengikuti saran Bang Drajat akhirnya Bang Erlang juga mencobanya di rumah.

"Ini yang di celupkan bagian yang mana dek?" Tanya Bang Erlang bersikeras mencobanya karena begitu penasaran dengan perkataan rekan-rekannya.

"Yang putih bersih di masukan ke sample urine Bang." Jawab Gizha.

Bang Erlang segera mencobanya sendiri karena Gizha masih lemas. "Sudah, di tunggu berapa lama?"

"Tunggu sebentar lagi Bang. Kalau garisnya satu berarti................"

"Alhamdulillah..!!!!!" Pekik Bang Erlang memotong penjelasan dari Gizha. Bang Erlang langsung bersujud syukur atas kehamilan sang istri. "Matur suwun Gusti...!!!!"

Saking bahagianya Bang Erlang langsung menggendong Gizha masuk ke dalam kamar. "Aku lanaaang tenan..!!!" Ucapnya.

Suara tersebut terdengar sampai ke telinga Bang Drajat yang jarang rumahnya tidak begitu jauh dari Bang Erlang. Ia tersenyum sendiri karena begitulah rasanya mendengar kabar istri hamil. Merasa jantan itu sudah pasti tapi rasa bisa 'menciptakan' makhluk kecil dalam rahim istri adalah sesuatu yang luar biasa.

...

"Selamat datang Lettu Drajat Djiwa Pasopati dan Lettu Gustiar Erlangga. Selamat bergabung dan selama bekerja." Kata Mayor Hero menyambut kedua juniornya.

"Siap Wadan..." Jawab keduanya berbarengan.

"Duduki jabatan kalian sesuai job. Kegiatan dan pekerjaan kalian saling berkaitan, saling menjaga dan solid di manapun berada. Lingkungan kita berada pada daerah rawan konflik.. jadi sebisa mungkin selalu waspada..!! Pos A kekuasaanmu Drajat dan Pos C kekuasaanmu Erlangga..!!" Peringatan dari Wadanyon.

Setelah itu mereka membahas rencana kerja. Dengan penuh tanggung jawab mereka bekerja dengan serius demi menjaga keamanan bangsa dan negara.

...

Kedua pria tersebut pulang bersama menggunakan motor inventaris batalyon karena motor dan mobil pribadi mereka baru akan tiba nanti malam di pelabuhan.

"Bagaimana keadaan istrimu? Baru sampai disini ternyata aku juga dapat rejeki. Istriku hamil." Kata Bang Erlang yang membonceng Bang Drajat di belakangnya.

"Masih mabuk. Pilih-pilih makan. Mana disini minim pedagang." Jawab Bang Drajat.

"Laahh.. masih mending, istriku jangankan pilih makanan, mau makan aja syukur.. sedikit-sedikit pingsan. Aku senam jantung setiap saat." Curhatan Bang Erlang yang terdengar sedih memikirkan sang istri.

"Dulu kehamilan pertama istriku juga begitu, gampang pingsan.. tapi kehamilan yang sekarang tidak begitu mengkhawatirkan." Bang Drajat pun mengadu pada sahabatnya.

"Oohh.. pernah keguguran ya. Sabar ya Jat..!!"

"Amaaann.. sekarang sudah ada gantinya. PR banget buat ngejagain istri. Mau apalagi, istri bahagia.. kita pun bahagia." Jawab Bang Drajat kini jauh lebih tenang.

"Benar, tidak ada hal yang membuat batin kita tenang selain melihat istri kita nyaman dan bahagia." Imbuh Bang Erlang.

Setelah itu Bang Erlang berbelok dan memarkir motor di antara rumahnya dan rumah Bang Drajat. "Sampaaii.. waktunya momong bojooo. Cari yang anget-anget."

"Bisa wae lu kalau ngomongin anget. Ngeres lu nggak hilang." Ledek Bang Drajat.

"Munafik lu, kita satu radar satu sinyal."

"Hahahaha.. t*i, yang penting jangan salah nge charge bini. Bisa panjang tuh urusannya." Secepatnya Bang Drajat berjalan masuk ke dalam rumah.

"Gila aja keliru ngentup bini.." Bang Erlang pun masuk ke dalam rumahnya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lilis Setyorini

Lilis Setyorini

padahal sudah keliru ngentup bini

2023-09-15

1

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

hamil bareng

2023-07-28

2

Sri Yuni

Sri Yuni

sekarang boleh bahagia, tp nanti akan tiba waktunya ruwet penuh konflik hihihihi 😀 aku tunggu keruwetanya 😎

2023-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!