20. Alot.

Bang Erlang dan Bang Drajat secepatnya berlari menuju ruang tengah rumah Bang Gumarang.

"Gizha.. Ya Tuhan..!!!!!!!" Bang Erlang meninggikan bantal untuk Gizha sedangkan Bang Drajat membantu sedikit memiringkan tubuh Gizha.

"Bagaimana??? Sudah bisa nafas??" Tanya Bang Drajat pada sahabatnya.

"Sudah, tapi badannya demam tinggi." Jawab Bang Erlang.

"Dimana obatnya Gizha??" Tanya Bang Drajat lagi.

"Di dalam tas, tapi dia tidak pernah seperti ini Jat.. pasti Gizha terlalu banyak pikiran." Kata Bang Erlang.

Tak ada satupun yang memperhatikan kondisi Disha yang tengah menggigil di sudut ruangan. Semua perhatian tertuju pada Gizha.

"Bawa ke unit kesehatan saja..!!" Saran Bang Katon. Namun kemudian pandangan matanya mengarah pada Disha, adiknya itu bersandar tanpa suara dan memejamkan mata. "Disha kenapa diam saja ya Bang?" Tanyanya pada Bang Ranjha.

"Coba cek kondisinya..!!" Pinta Bang Ranjha.

Bang Gumarang yang mendekat karena posisinya lebih dekat, ia pun segera berjongkok dan menyentuh Disha.

"Ya Allah Bang, Disha juga demam tinggi..!!!" Kata Bang Gumarang.

Refleks Bang Erlang mengangkat Gizha dan Bang Drajat mengangkat Disha menuju ke mobil.

...

Bang Erlang dan Bang Drajat mondar mandir. Wajah cemas begitu ketara tapi keduanya tak mengakui terutama Bang Drajat.

"Kalian bisa duduk atau tidak?? Ayah jadi pusing lihat kalian tidak bisa tenang..!!!!" Tegur Ayah Rojaz.

Keduanya langsung duduk bersamaan. Namun baru sepuluh detik, keduanya kembali berdiri dan mondar-mandir.

Tak lama seorang dokter keluar dari ruang tindakan.

"Kandungannya sama-sama rentan terlepas. Kedua bumil terlalu banyak pikiran. Keduanya juga hyperemesis.. Mau tidak mau keduanya harus mendapatkan perawatan."

"Tolong berikan apapun yang terbaik dok..!!" Pinta Bang Erlang.

Bang Drajat hanya terdiam dan terpaku, matanya melirik Disha yang juga lemah tak berdaya berbaring di sebelah ranjang Gizha. Hatinya sakit sendiri mengingat ucapnya yang keterlaluan karena terbawa emosi, tapi ia juga tidak bisa mentoleransi kelakuan Disha yang sudah membuat kekacauan ini. Bang Drajat pun pergi meninggalkan ruangan.

Melihat Bang Drajat meninggalkan tempat, Bang Erlang segera mengikuti langkahnya.

"Kau ini punya rasa tanggung jawab atau tidak????" Tegur Bang Erlang.

"Aku tidak pernah mencintai Disha." Jawab Bang Drajat datar.

"Gizha tidak akan pernah menjadi milikmu lagi Jat."

"Kau bisa bilang begitu karena kau mencintai gadis yang kau cintai, yang kau jaga dan kau impikan sejak lama.. lalu bagaimana denganku yang akhirnya salah jodoh????? Batinku juga tersiksa karena kita mengalami peristiwa seperti ini..!!!"

Bang Erlang yang juga sudah lelah dan tertekan sempat beradu pandang dengan Bang Drajat. "Lalu apa maumu??? Aku akan meladenimu..!!"

"Cukuuup..!!!!!!" Ayah Rojaz turun tangan dan berhadapan langsung dengan kedua menantunya. "Kita disini untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk menambah masalah..!!!!" Bentak Ayah Rojaz.

"Maaf yah." Saat itu Bang Erlang nampak tak bertenaga.

"Maaf Ayah." Kata Bang Drajat.

"Saya tau siapa kamu Erlang, saya tau bagaimana keadaanmu. Terima kasih kamu tidak terbawa emosional meskipun gemuruh di dadamu sudah penuh dan kepalamu rasanya mau pecah. Saya hargai usaha kerasmu menahan diri." Ucap Ayah Rojaz. "Kamu Drajat.. saya juga paham siapa kamu. Atas nama putri saya Disha.. saya memohon maaf. Jika kamu memang tidak menginginkan dia.. saya tidak akan memaksa, saya bisa membesarkan cucu saya." Ayah Rojaz terlihat begitu tegar meskipun mungkin di dalam hatinya terasa hancur. "Terima kasih karena kamu tidak 'menangani' putri saya Disha."

Beberapa saat kemudian Bang Erlang menyentuh Bahu Bang Drajat. Baru saja Bang Drajat menoleh, sahabatnya itu sudah menimpanya.

"Laang.. Erlang..!!!!! Astaga.. buat susah saja kau ini." Gerutu Bang Drajat tapi tetap membantu Bang Erlang.

:

Bang Erlang bersandar di sofa ruang rawat Gizha dan Disha. Matanya sudah sangat sendu meremas dadanya merasakan pedihnya hati yang tak kunjung reda sakitnya. "Mungkin saya yang terlalu bersikeras memilikinya, saya pun juga belum sempat menanyakan pada Gizha apakah dia juga mencintai saya atau masih ada Drajat dalam hatinya. Bertahun-tahun saya menahan diri.. menjaga kehormatan wanita yang saya cintai namun akhirnya ia serahkan pada sahabat saya sendiri karena permintaan konyol Disha. Saya tetap menghargai Gizha karena memang statusnya telah menikah. Hancur.. sudah pasti hancur tapi pernikahanku bukan soal ranjang semata, itulah sebabnya saya tidak peduli, tidak pernah mempermasalahkan soal keperawanan. Bagi saya.. selama dia menjadi istri saya, dialah perawan saya." Air mata Bang Erlang berlelehan. Jika saja dirinya bisa berteriak kencang, pasti akan ia lakukan.

"Lalu apa inginmu?" Tanya Bang Ranjha.

"Keegoisan saya.. saya menginginkan Gizha. Terlebih ada pertanggung jawaban besar serta kewajiban yang harus saya lakukan." Jawab Bang Erlang.

Bang Drajat berada dalam situasi terjepit. "Apakah salah jika saya mencintai Gizha? Mengapa begitu berat mencintainya???"

"Cintamu tidak salah, tapi kita juga tidak bisa menyalahkan takdir. Takdir yang harus kita jalani sebagai umatNya." Jawab Bang Erlang.

Bang Drajat menunduk pasrah. Ia mengusap wajahnya. Di liriknya Disha yang masih terbaring karena pengaruh obat.

...

Bang Erlang merendam tubuhnya di aliran sungai yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman. Di temani sebatang rokok. Air matanya berderai terisak-isak merasakan alur kehidupannya.

'Apakah hatimu masih ada aku Gizha.. pernah mengandung cinta dari sahabatku bukanlah hal yang mudah bagimu juga terasa menyayat relung hatiku.' "Gizhaaaaaaaaaa.." teriaknya begitu kuat. "Andaikan aku tak ingat Tuhanku... Mati kau Drajat..!!"

//

"Dimana Dantonmu??" Bang Katon menegur Prada Along.

"Siap.. ijin.. tidak tau Dan." Jawab Prada Along.

"Kamu bagaimana sih Long.. ayo cari..!!" Ajak Bang Drajat yang cemas dengan sahabatnya. Ia tau betul Gizha segala-galanya dan sahabatnya itu pernah nyaris mati lantaran patah hati. Pada saat itu dirinya tidak tau bahwa sahabatnya putus cinta karena dirinya. Ia pahami sekuat apapun jiwa seorang pria jika sudah di hadapkan dengan masalah seperti ini pasti akan rapuh juga.

"Danton saya adalah pria yang sangat tegar. Apapun pasti akan di lalui namun kelemahannya adalah kekasihnya yang baru saya ketahui adalah Ibu Gizha.

Teringat dalam benak Bang Drajat saat merebut Ratna dari Bang Erlang. Kini ia memejamkan mata merasakan betapa tamak dan rakus dirinya akan asmara. Jika dulu Bang Erlang masih memberinya ampunan namun mungkin tidak untuk saat ini.

'Apa kali ini aku akan habis di tangan Erlang?'

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

😔😔😔😔 pilihan yg sangat beraaattt...

2023-10-19

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺 bang errr

2023-08-01

1

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

sabar bang Erlangga 😔

2023-07-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!