"Umhhh!"Leguh Moza terbangun saat Samuel Hendak melepaskan sabuk pengaman yang dia gunakan.
Saat ini dua pasang mata itu saling bertatapan dengan jarak dekat, seperti ada getaran hebat di hati Moza dia yang hendak membuka mata kini malah kembali memejamkan mata nya karena tidak ingin bertatapan dengan Samuel begitu lama.
Cuph ... Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Moza yang saat itu memilih kembali memejamkan mata nya.
Wanita cantik itu pun sontak kaget dan kembali membuka mata nya.
"Maaf,aku tidak sengaja."Ucap Samuel yang saat itu sudah selesai membuka sabuk pengaman Moza.
"Jangan terlalu lancang."Ucap Moza terlihat kesal namun pipi nya merah menyala.
"Kau istri ku, di dalam surat kontrak itu, tidak ada larangan untuk aku menyentuh atau mencium mu, jadi jangan terlalu kesal jika aku melakukan itu kepada mu."Ucap Samuel.
"Surat kontrak lagi surat kontrak lagi."Omel Moza mengalihkan pandangannya ke arah luar mobil.
Alangkah kagetnya Moza melihat rumah dan suasana yang ada di hadapannya saat ini, awalnya dia berfikir jika mereka sudah tiba di villa Samuel, namun ia salah saat ini dirinya berada di tempat lain yang begitu indah.
"Ki, kita di mana?"Tanya Moza menoleh ke arah Samuel.
Namun Samuel sudah tidak ada di dalam mobil, dia kini sudah berada di hadapan Moza dan membuka pintu mobil Moza.
"Kita ada di rumah impian."Ucap Samuel mengulur kan tangan nya untuk mengajak Moza turun dari mobil.
"Rumah impian."Tanya Moza bingung dengan menaikkan satu alisnya.
Samuel mengangguk kan kepala nya dengan senyum tipis.
Moza pun memegang tangan Samuel dan kemudian keluar dari mobil tersebut.
Mata nya seakan-akan tak bisa berkedip menatap suasana yang begitu indah itu.
"Kau suka?"Tanya Samuel.
"Ya, sangat indah, seperti rumah impian ku dulu."Tutur Moza.
Saat mengatakan itu, Moza mulai sadar jika rumah itu sangat lah mirip dengan rumah impian nya.
"Tunggu, apa kau sengaja membuat nya?"Tanya Moza memberhentikan langkah nya dan menatap Samuel.
"Kau salah, ini bukan rumah ku,ini rumah seseorang, aku hanya menyewa nya karena orang itu sedang tidak ada di sini, jadi aku menyewa nya untuk beristirahat selama dua puluh empat jam."Jawab Samuel.
"Apa? Tidak masuk akal, aku tidak mau tinggal di rumah orang yang penghuninya sedang tidak ada, siapa orang itu dan sudah lah ayo kembali ke vila jangan buang-buang waktu."Tutur Moza seketika tidak mau ikut masuk ke dalam bersama Samuel..
"Apa kau lupa? Kau sudah berjanji kepada ku jika kau akan menemani aku seharian,aku harap kau tidak ingkar janji."Ucap Samuel mengingat kan Moza dengan janji yang di bicarakan tadi malam.
"Jadi ini yang kau maksud menemani mu?"Tutur Moza lagi dengan ekspresi kesal.
"Iya, ayo masuk, karena seperti nya, hujan akan kembali turun."Ucap Samuel menujuk langit yang sudah mulai kembali gelap.
Moza yang notabene nya takut dengan kilat atau petir pun bergidik ngeri dengan suasana mendung itu, ia pun akhirnya bergegas masuk ke dalam rumah tersebut setelah Samuel membuka pintu nya.
"Katanya tidak mau."Ucap Samuel ikut masuk.
"Kau yang memaksa."Jawab Moza.
"Ya, ya, aku yang memaksa."Jawab Samuel mengalah.
"Malam ini kita akan tidur di sini?"Tanya Moza sambil mengamati setiap sudut ruangan di rumah itu.
Samuel mengangguk kan kepala nya, untuk mengiyakan pertanyaan dari Moza.
"di sini tidak ada pelayan, kau boleh masak untuk makan malam kita."Ucap Samuel lagi kepada Moza.
"Baik lah,itu hal mudah, kau mau minta aku masak sayur apa untuk mu?"Tanya Moza dengan janji nya.
"Jika kau masak sayur lagi, aku tidak akan makan,dan aku akan memakan dirimu malam ini."Ucap Samuel dengan tatapan tajam nya.
Moza yabg mendengar itu sontak kaget dan menatap takut ke arah Samuel.
Bisa-bisa nya Samuel bilang seperti itu, rasanya ingin sekali Moza memukul nya.
"Dan satu lagi, di sini hanya ada satu kamar."Ucap Samuel.
"Rumah mungil dua lantai, hanya ada satu kamar? Apa kau sudah gila?"Tanya Moza tak percaya.
"Pemilik nya hanya menciptakan satu kamar untuk dia dan istrinya, jadi bagaimana bisa kau menyalakan aku?"Tanya Samuel balik.
"Sudah lah, sana mandi, aku akan menyiapkan makan malam, di mana dapur nya?"Tanya Moza tidak sabar untuk berjalan dan melihat sekeliling rumah itu terutama letak dapur nya.
"Sebelah sana, kau hanya perlu berjalan lulur dan kemudian belok sedikit, di sana sudah ketemu dapur, aku ke atas untuk mandi dulu."Jelas Samuel yang kemudian berjalan pergi ke lantai atas dengan menaiki tangga.
Sementara Moza dia berjalan menuju dapur yang letaknya tidak terlalu jauh seperti yang di arahkan oleh Samuel.
"Wah, catik sekali, tapi kenapa ya, rumah ini persis seperti rumah impian yang dulu aku impikan saat masih SMA."Batin Moza yang tiba-tiba kembali mengingat masa lalu nya bersama Samuel.
Flashback on
"Setelah lulus aku akan meneruskan bisnis papa ku menjadi seorang CEO di perusahaan Aidenio grup, setelah itu aku akan Menikahi mu."Ucap Samuel yang pada saat itu masih kelas sebelas bersama Moza.
"Ya, baik lah, dan aku punya satu permintaan sebagai hadiah pernikahan."Ucap Moza.
"Baik, katakan sayang apa itu?"Ucap Samuel sambil merangkul pundak Moza.
"Aku ingin rumah dua lantai yang mungil di desain dengan hanya satu kamar untuk kita berdua dan juga aku ingin rumah itu berada di tempat yang suasana alam nya masih kuat dan di belakang nya harus ada danau."Ucap Moza dengan senyum manisnya.
"Baik lah, itu hal mudah."Ucap Samuel sambil mengelus rambut Moza.
Flashback off.
Tes ... Perlahan bulir bening itu kini jatuh membasahi pipi Moza, rasanya sangat sedih, bukan soal kenangan bahagia, tapi soal cita-cita nya yang tidak pernah tercapai, karena pada malam kelulusan dia memergoki Samuel sedang berada di dalam kelas dan bercumbu dengan seorang wanita, hal itu selalu terbayang di benak nya.
"Lupakan Moza, lupakan, kau tidak seharusnya mengingat terus kejadian itu, kau sudah berada jauh di masa lalu, hanya perlu menjalani nya saja."Ucap Moza menguatkan dirinya.
Moza pun kembali berjalan ke arah kulkas dan kemudian membuka kulkas tersebut.
"Hmmm, banyak sekali bahan makanan, apa aku bikin ikan bakar aja ya?"Batin Moza yang kemudian mengambil beberapa ikan besar yang ada di dalam kulkas dan kemudian menyiapkan bumbu-bumbu nya.
Tiga puluh menit kemudian, satu menu sudah selesai, Moza meletakkan nya di atas meja makan di dalam dapur, itu adalah ikan bakar yang cukup harum bau nya, membuat siapapun yang mencium bau ikan bakar tersebut jadi ingat cepat-cepat memakan nya.
Dan saat ini Moza pun memilih untuk masak ayam kecap karena dia khawatir Samuel tidak suka ikan bakar jadi karena itu lah Moza menyiapkan dua lauk.
Sedang asyik-asyiknya memasak, tiba-tiba seseorang memeluk nya dari belakang, hal ini membuat Moza kaget dan berhenti berkutat dengan dapur nya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga hati Moza bisa luluh juga dengan perlakuan Samuel..
2024-07-15
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
lanjut Sam
2023-10-03
0
Sri Astuti
Sam bohong.. itu rmh yg dia buat utk Moza
2023-09-11
0