"Huh, aku paham, ayah dan ibu juga tidak pernah lagi menghubungi om dan Tante sekarang," tutur Nara.
"Sudahlah, jangan bahas lagi, kau dan suamimu sekarang bagaimana hubungan kalian? Dan di mana dia mengapa tidak ke sini bersama?" tanya Samuel lagi.
"Paman, ayah selalu membentakku dan ibu, dia selalu pulang malam dengan keadaan sempoyongan dan marah-marah," ucap Lusy menatap Samuel dengan tatapan mata yang penuh rasa sedih.
"Kak?" ucap Samuel tak menyangka jika hal seperti ini, anak kecil seperti Lusy bisa tau.
"Lusy sayang, ayah hanya sedikit dalam masalah pekerjaan, dia tidak seperti itu, jangan bicara sembarangan lagi oke. Samuel jangan dengar kan dia, dia masih kecil," ucap Nara terlihat menyembunyikan sesuatu.
"Kak, jika aku tau pria itu menindas kalian, jangan salah kan aku memberi dia pelajaran," tutur Samuel.
"Tidak Samuel, akhir-akhir ini hanya soal proyek yang gagal dan dia selalu pulang mabuk mungkin terlalu banyak beban pikiran aku bisa menyelesaikan ini, kau fokus saja dengan masalahmu dengan nenek kau harus segera memiliki seorang untuk di bawa bertemu nenek," ucap Nara berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
"Paman, abis makan, boleh temani aku bermain?" tanya Lusy lagi.
"Baik,kita juga akan bermain di kamar nenek dan menghibur nenek, oke?" ucap Samuel.
"Oke siap," jawab Lusy penuh semangat.
Setelah selesai makan, Samuel dan Lusy pun pergi ke kamar nenek Salma dan mereka menghabiskan malam di sana dengan menghibur nenek Salma dengan segala candaan dengan begitu nenek Salma bisa terus tersenyum dan beban pikirannya pun bisa berkurang.
Keesokan harinya.
Kediaman Moza
"Astaga, sudah hampir setengah bulan, semua uang tabunganku sudah habis dan hari ini, aku tidak punya uang untuk makan lagi," ucap Moza furstasi sambil menatap dompetnya yang kosong.
Moza pun kembali menatap surat kontrak yang di taruhnya di atas nakas samping ranjang, berkali-kali ia memegang bulpen dan ponsel untuk segera menandatangani surat kontrak tersebut dan juga menelpon Samuel mengatakan kalau dia sudah selesai tanda tangan.
Namun hal itu terus saja gagal karena hati dan pikirannya tidak pernah bisa bekerja sama, namun saat ini dia sudah benar-benar tidak memiliki sepeser uang pun untuk bertahan hidup, bukannya balas dendam nanti malah dia yang mati karena tidak punya apa-apa.
Setelah beberapa menit menatap surat kontrak tersebut, Moza akhirnya memantapkan dirinya untuk tanda tangan kontrak. "Kau kuat Moza, hanya setahun, kau bisa, kau pasti bisa, setelah setahun aku akan pergi dari hidupnya dan menerima separuh kekayaan darinya," ucap Moza kepada dirinya sendiri.
Sementara itu di sisi lain.
"Tuan muda Samuel, ada telpon untuk anda," ucap Romeo yang buru-buru masuk ke dalam ruang kerja Samuel dan memberikan ponsel Samuel yang sebelumnya sedang di gunakannya untuk mengecek beberapa kepentingan.
"Dari siapa?" tanya Samuel cuek.
"Nona,nona Moza," ucap Romeo lagi.
Mendengar nama Moza, tampa basa-basi lagi Samuel langsung merampas telpon tersebut dari Romeo.
"Giliran nona Moza saja cepat," ucap Romeo.
Call on
"Halo, sudah aku duga, kau benar-benar akan menghubungiku, bagaimana? Apa kau sudah menandatanganinya?" tanya Samuel penuh semangat.
"Ya, aku sudah mendatanginya, dan jangan lupa hanya dalam satu tahun aku akan mendapatkan separuh kekayaanmu," ucap Moza di sebrang telpon.
"Jangan pikir kan itu, ayo kita bertemu," jawab Samuel lagi.
"Baiklah, di mana? tanya Moza lagi.
"Restoran xx, aku tunggu di sana," ucap Samuel.
"Tapi, aku, aku tidak punya uang untuk naik taxi lagi," ucap Moza terpaksa harus jujur karena memang sekarang dia tidak memiliki sepeser uang pun.
"Baik aku akan menjemputmu," ucap Samuel yang kemudian mematikan telepon secara sepihak dan segera bersiap-siap untuk menjemput Moza.
Call off
"Tuan muda itu kenapa? Mengapa wajahnya sangat bahagia setelah berbincang dengan nona Moza? Apa nona Moza benar-benar menerima tawarannya?" batin Romeo yang memang orangnya sangatlah kepo.
Sementara itu di sisi lain.
"Matikan telepon sebelum aku mengatakan di mana aku? Samuel ini, benar-benar menyebalkan sekali, memangnya dia tau aku di mana?" batin Moza kesal.
Namun tidak lama kemudian, sebuah mobil pun berhenti tepat di hadapan Moza yang saat itu memang sudah berdiri di tepi jalan sambil menghidupkan lokasi di ponselnya.
"Apa? Secepat itu?" batin Moza kaget.
Benar saja, Samuel membuka kaca mobilnya dan berkata. "Masuk lah," ucapnya kepada Moza.
Moza tidak menjawabnya, dia pun dengan engan masuk ke dalam mobil tersebut.
"Apa yang membuatmu berubah pikiran?" tanya Samuel memecahkan keheningan di dalam mobil tersebut.
"Aku butuh uang," ucap Moza singkat tanpa menoleh ke arah Samuel.
"Baiklah, sekarang apa maumu?" tanya Samuel lagi.
"Mengapa kau menanyakannya? Bukan kah, kita hanya perlu pergi ke kantor catatan sipil dan menikah?" tutur Moza kesal.
"Sat set sekali, apa kau tidak butuh gaun dan juga pesta pernikahan," tutur Samuel lagi.
"Sebaiknya tidak, aku sudah pernah merasakannya,"jawab Moza.
"Tapi aku belum pernah," jawab Samuel lagi.
"Kalau begitu, menikahlah dengan orang lain saja, aku tidak mau ada resepsi yang kedua kalinya lagi," jawab Moza tanpa memikirkan perasaan Samuel.
"Baik, tapi aku punya satu permintaan kepadamu," ucap Samuel.
"Apa?"
"Setelah menikah di kantor catatan sipil, kau harus mau mengunakan gaun pengantin untuk datang ke villa nenek dan bertemu dengannya, kau juga harus tingal bersamaku agar keluargaku tidak curiga,nenek ingin melihat aku menikah, bukan hanya sekedar buku nikah tapi penampilan seperti resepsi" jelas Samuel kepada Moza.
Tak di sangka oleh Moza, sebegitu sayangnya Samuel terhadap neneknya, sehingga dia melakukan apapun demi sang nenek.
"Baik? Dan aku juga punya permintaan lain," jelas Moza lagi.
"Katakan."
"Aku ingin kita pisah kamar, berikan aku sejumlah uang, dan ingat perlakuan sumai istri hanya berlaku di depan nenekmu dan kerabatmu saja," jawab Moza yang memang saat itu tidak terlalu memikirkan tentang kehidupan setelah menikah dengan Samuel sang mantan kekasih.
"Aku tidak keberatan," ucap Samuel lagi.
Tidak butuh waktu lama, Samuel dan Moza pun kini tiba di kantor catatan sipil, mereka masuk ke dalam kantor tersebut dan kemudian keluar dalam dua jam kemudian.
Mereke keluar dengan memegang buku nikah masing-masing, tak di sangka oleh Moza dia yang baru bercerai malah secara tiba-tiba kembali menjadi istri seseorang yang notabenenya adalah mantan kekasihnya semasa SMA.
Begitu juga dengan Samuel,yang sangat bahagia kembali mendapatkan Moza cinta pertama yang tidak pernah bisa pergi dai dalam hidupnya.
Semuanya terjadi dengan begitu cepat, karena untuk Samuel semuanya tingal memberikan bayaran besar dan itu akan berlangsung sat set.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semoga pernikahan kalian akan kekal....
2024-07-15
0
Mamake Zahra
baru cerai udah langsung nikah aja
2023-09-15
0
Sri Astuti
duuh Moza..jgn rendahkan dirimu demi uang belaka
2023-09-11
0