"Siapa yang mengijinkan mu untuk membawa nenek keluar dari kamar?"Tanya Samuel kepada Moza saat mereka sudah tiba di dalam kamar.
"Aku sendiri, karena aku rasa nenek sangat tersiksa jika hanya berdiam diri di dalam kamar itu."Jawab Moza.
"Ini untuk pertama dan terakhir kalinya kau membawa nenek keluar, setelah ini jangan lagi, nenek memiliki kondisi jantung yang buruk aku tidak mau terjadi apa-apa kepada nenek."Ucap Samuel terlihat marah atas keputusan Moza tadi yang sudah membawa nenek keluar dari kamar nya.
"Baik lah, dan maaf aku tidak tau."Ucap Moza yang kemudian naik ke ranjang nya dan mulai menyelimuti tubuh nya untuk segera tidur.
"Satu lagi, aku tidak suka sayur aku tidak mau makan sayur, jangan lagi masak sayur untuk di makan oleh ku."jelas Samuel.
Melihat Moza yang sudah memejamkan mata nya, Samuel pun berjalan ke arah kamar mandi, karena memang dia belum mandi sejak tadi.
Selang tiga puluh menit kemudian, Samuel pun selesai mandi, namun ia kaget, karena ternyata ia lupa membawa handuk nya ke dalam kamar mandi.
"Astaga, bagaimana ini?"Batin Samuel kebingungan karena mana mungkin dia keluar dari kamar mandi dengan tubuh telanjang seperti itu.
Samuel pun akhirnya membuka pintu kamar mandi tersebut, dan mengeluarkan kepala nya untuk melihat Moza.
"Moza! Moza!" Panggil nya.
Namun Moza sama sekali tidak menjawab Samuel,dan terlihat sudah tertidur lelap.
"Huh, Bagus lah, seperti nya dia sudah tidur."Batin Samuel yang akhirnya pelan-pelan keluar dari kamar dengan hanya mengunakan bokser saja.
Namun Moza yang merasa di gigit oleh nyamuk pun tiba-tiba membuka mata nya dan alangkah kagetnya Moza, melihat Samuel yang berdiri di tengah-tengah kamar dengan tubuh telanjang hanya mengunakan bokser saja.
"Aaaaaaaa!"Teriak Moza yang kemudian menutup mata nya dengan kedua tangan nya.
Samuel yang mendengar kan teriakan itu pun sontak kaget dan buru-buru mengambil handuk dan menutupi sebagian pingan dengan handuk.
"Bisa kah kau tidak berteriak? Mengagetkan saja."Marah Samuel.
"Bodoh, mengapa kau malah bisa-bisa nya telanjang di dalam kamar yang ada perempuan seperti aku? Kau tidak tahu malu!"Ucap Moza lagi.
"Malu apanya? Kau yang terlalu berlebih-lebihan, aku mengunakan bokser dan bukan tanpa sehelai benang pun, dasar bodoh, dari dulu sampai sekarang masih saja tetap membuat orang kesal." Omel Samuel tak ada habisnya.
"Dia yang salah, malah mengomeli orang lain, dia yang tidak tau malu."Umpat Moza.
"Aku bisa mendengar mu, aku ini suami ku, berbicara lah lebih sopan sedikit."Ucap Samuel mengambil pakaian bersih nya dan membawa nya ke kamar mandi untuk memakainya.
Namun Moza hanya diam saja, dia tidak menjawab ucapan Samuel, dia memilih untuk memejamkan mata nya kembali dan segera tidur karena malam semakin larut.
lima menit pun berlalu.
tiba-tiba Moza di kaget kan oleh seperti ada seseorang yang mendidih tubuhnya dari atas, sontak Moza pun membuka mata nya dan ternyata, Samuel lah yang saat ini berusaha meraih bantal guling yang ada di sebelah Moza.
Moza yang kaget buru-buru mendorong Samuel untuk menjauh dari nya, dirinya pun berpindah posisi menjadi duduk.
"Apa yang kau lakukan?"Ucap Moza marah.
"Aku hanya ingin mengambil guling, kau pikir apa?"Tanya Samuel sambil memegang guling yang sudah ada di tangan nya.
"Kan bisa bangun kan aku terlebih dahulu."Tutur Moza.
"Moza, kau seharusnya membaca ulang peraturan di surat kontrak itu, bahwa di sana tertulis tidak ada larangan bagi ku untuk menyentuh atau dekat dengan mu, jadi kau harus tau jika aku ingin melakukan sesuatu kepada mu, aku bisa melakukan nya sejak tadi."Tutur Samuel sambil tersenyum miring.
"Jangan banyak bicara lagi, jika kau terus begini aku akan keluar dan tidur di kamar nenek."Ucap Moza terlihat sangat marah.
Samuel yang tidak ingin nenek curiga pun akhirnya mengalah dia tidak lagi bicara dan memilih untuk membawa selimut dan bantal itu ke sofa dan kemudian merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata nya.
Moza yang melihat itu pun merasa berhasil sudah mengancam Samuel ia pun kembali mengatur posisi untuk kembali tidur.
Keesokan harinya.
Moza dan Samuel berpamitan dengan nenek, mereka pun pergi dari villa setelah usai berpamitan.
"Kita akan ke mana?"Tanya Moza kepada Samuel.
"Mengantarkan mu pulang ke rumah mu, dan membereskan barang-barang, lalu pindah ke mansion ku."Ucap Samuel.
"Secepat itu."Tanya Samuel lagi.
Samuel mengganguk untuk mengiyakan pertanyaan Moza.
Karena jujur saja, Samuel tidak tega, melihat Moza harus tingal di kosan yang sempit seperti itu.
Jujur saja Samuel sangat mencintai Moza, namun dia harus rela berpura-pura ketus terhadap Moza untuk beberapa alasan yang tidak bisa di jelaskan.
Sementara itu di sisi lain.
"Ini rumah kalian?"Tanya Naya kepada Ayu dan Bu Yani.
"Iya nak Naya, ini rumah kami,maaf rumah ini tidak sebesar rumah mu."Ucap Bu Yani kepada Naya.
Ya hari ini adalah hari di mana Ferdi membawa Naya ke rumah ibu nya, karena telah mendapat kan persetujuan dari papa nya Naya.
"Susah sekali hidup mereka? Rumah sekecil ini, bagaimana bisa aku bertahan hidup?"batin Naya.
"Kak, silahkan di minum teh nya."Ucap Ayu terlihat begitu baik melayani Naya.
"Terima kasih, apa kau sudah bersuami?"Tanya Naya kepada Ayu sambil memegang gagang cangkir teh nya.
"Em, aku, aku masih belum menemukan laki-laki yang cocok."Jawab ayu sambil tersenyum kecil.
"Bukan belum menemukan, seperti nya dia tidak laku, wajah nya saja jelek, pakaian nya pun begitu dekil, bagaimana ada yang kau batin Naya.
"Oh, semoga kau cepat mendapatkan calon suami ya Ayu, kau sudah dewasa, tidak seharusnya hidup terus bergantung dengan kakak mu."Tutur Naya lagi sambil menyidir Ayu.
Ayu yabg mendengar itu sontak kesal, karena ia paham seperti nya Naya ini tidak mau jika uang kakak nya di berikan kepada nya untuk membiayai hidup nya juga.
"Maaf Naya, Tante juga berfikir begitu, nanti kau bisa memperkenalkan Ayu dengan teman- laki-laki mu, siapa tau bisa berjodoh, kalau bisa dengan yang lebih mapan ya."Ucap Bu Yani dengan tidak tahu malu nya.
"Sayang, sudah selesai mengobrol?"Ucap Ferdi yang baru saja keluar dari toilet rumah nya.
"Ya, ini juga sedang mengobrol dengan ibu dan adik mu."Ucap Naya lagi.
"Bagaimana, Bu apa Naya sangat sesuai dengan kriteria kalian?"Ucap Ferdi menanyakan pendapat ibu nya tentang Naya.
"Ya, Naya gadis cantik, dan ibu lihat juga dia sangat sehat ya, ibu harap setelah kalian menikah, kalian bisa segera memberikan ibu cucu."Ucap Bu Yani penuh semangat.
"Tentu saja Bu, karena aku bukan lah Moza dia adalah perempuan mandul, dan aku tidak. Secepat nya kami akan memiliki anak setelah menikah."jawab Naya penuh percaya diri.
"Oh iya, nak Naya, kapan pernikahan kalian akan di langsung kan?"Tanya Bu Yani seolah tidak sabar ingin memiliki menantu orang kaya dan memiliki cucu dari Naya.
"Secepat nya, dan Tante tidak perlu khawatir, karena semua resepsi pernikahan sudah di atur oleh papa ku, dan mungkin akan di adakan satu Minggu lagi."Jawab Naya sang tersenyum.
"Wahh, pasti sangat meriah, kak aku ingin beli gaun bagus untuk menghadiri pesta pernikahan kalian apa boleh?"Tanya Ayu kepada Ferdi.
"Emm, masalah itu ku rasa aku bisa memberikan mu satu gaun ku, aku punya banyak gaun."Jawab Naya.
"Eh, benar kah kakak ipar? Terima kasih banyak, aku benar-benar tidak menyangka kakak ku Ferdi akan mendapatkan seorang istri yang baik seperti kak Naya."Ucap Ayu memuji Naya.
Sementara Ferdi hanya tersenyum bangga sambil merangkul pundak Naya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan² Naya hamil anak orang baru nikah dengan Ferdi 😏
2024-07-15
0
Sri Astuti
siap" kecewa ga bs hamil ya Naya.. oh ya dmn ortu Moza
2023-09-11
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
ya ya Ayu akan di suruh tukang pungut oleh Naya
2023-08-31
0