"Buka mata mu, kita sudah sampai."Ucap Samuel kepada Moza.
Mendengar itu, Moza pun membuka mata nya dan melihat ke bawah, benar saja di bawah sudah terlihat lantai.
"Turun kan aku."Ucap Moza menatap wajah Samuel.
"Tidak mau langsung ku bawa ke kamar dan ku taruh di kasur?"Tanya Samuel mencoba menggoda Moza.
"Samuel!"Ucap Moza. Marah.
Samuel yang mendapat tatapan tajam dari Moza pun bergegas menurunkan harimau betina itu sebelum dirinya di terkam.
"Kamar ku di mana? Aku tidak mau kita tidur se kamar."Ucap Moza kepada Samuel.
"Moza, jika kita tidak tidur sekamar, nenek akan curiga, meskipun dia tidak keluar kamar, namun di sini banyak pelayan yang akan mengadukan jika kita pisah kamar, kau jangan khawatir, aku tidak akan mengusik mu, ayo silahkan masuk ini adalah kamar ku,jika ke sini, aku akan tidur di kamar ini."Ucap Samuel yang kemudian membuka pintu kamar tersebut dan mempersilahkan Moza masuk ke dalam kamar nya.
Moza pun mau tidak mau harus menuruti apa yang di katakan oleh Samuel, biar bagaimanapun sekarang dirinya ada di bawah peraturan laki-laki itu yang sekarang sudah menjadi suami nya.
"Kau tidur di ranjang, aku bisa tidur di Sofa."Ucap Samuel menujuk ranjang dan sofa yang berjauhan.
"Apa aku bisa pegang kata-kata mu untuk tidak mengusik ku?"Tanya Moza lagi.
"Hmm."Jawab Samuel singkat yang kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
"Benar-benar tidak bisa di percaya jika jawaban nya hanya emm."Batin Moza yang kemudian duduk di samping ranjang untuk Istirahat karena kaki nya terasa perih.
Sementara itu di kamar mandi, terdengar suara air shower yabg menyala, tidak lama kemudian, Samuel pun keluar dari kamar tersebut dan berjalan menghampiri Moza.
"Mau apa?"Tanya Moza kaget melihat Samuel yang kini berlutut di hadapan nya.
"Ayo buka high heels mu, dan mandi lah, aku sudah menyiapkan air."Ucap Samuel yang hendak memegang kaki Moza untuk membuka high heels yang di kenakan Moza.
"Jangan, aku bisa sendiri."Ucap Moza tidak ingin Samuel melihat kaki nya.
"Diam lah, aku hanya ingin membantu kau seharusnya jangan terlalu berfikir jika aku ini mesum meskipun itu benar."Ucap Samuel sedikit membuka gaun yang menutupi kaki Moza dan kemudian melihat kaki Moza.
Alangkah kagetnya, Samuel melihat kaki Moza yang terekspos, kaki jenjang, putih itu sangat lah cantik, namun terdapat beberapa bekas memar kebiruan di kaki Moza.
Samuel pun berusaha untuk tidak menanyakan nya, karena dia tau ini pasti ulah Ferdi yang menyiksa Moza, namun Samuel tidak ingin Moza mengingat semua itu lagi dan membuat nya sedih, dia pun berpura-pura tidak melihat nya.
Samuel pun melepaskan kedua high heels Moza dan menaruh nya di bawah ranjang."Kaki mu lecet, kau seharusnya tidak mengunakan high heels yabg terlalu ketat dengan kaki mu."Ucap Samuel menatap memar di kaki Moza.
"Aku baik-baik saja."Ucap Moza dingin.
"Yaudah, segera mandi, karena setelah itu aku juga akan mandi."Ucap Samuel.
"Bisa kah kau keluar? Aku ingin melepaskan gaun ini."Tutur Moza.
"Bagaimana kau bisa melepas nya sendiri, apa aku bisa membantu mu?"Tanya Samuel.
"Tidak usah, aku bisa sendiri, tolong jangan mengambil kesempatan untuk melihat tubuh ku, kau tidak pantas."Ucap Moza yang hatinya masih banyak menaruh dendam dengan laki-laki sehingga saat ini dia tidak bisa lagi bersikap lembut dan manis.
Apalagi saat melihat wajah Samuel, dia selalu terbayang masa lalu yang buruk itu.
"Baik lah, aku keluar."Ucap Samuel mengalah.
Samuel pun berjalan keluar dari kamar tersebut untuk membiarkan Moza melepas gaun nya. Dia tau menghadapi Moza yang sudah pernah trauma ini tidak bisa dengan kekasaran, dia tidak akan bisa luluh dengan kekasaran atau pemaksaan.
"Aku akan membuat mu tidak bisa berpisah dengan ku lagi, aku akan membuat mu kembali merasakan cinta."Ucap Samuel dalam hatinya.
Sementara itu, Moza dengan susah payah melepaskan gaun pengantin nya sendiri dan kemudian pergi ke kamar mandi.
"Huh, aku harus bisa bertahan, jangan membuat masalah dan aku hanya perlu mengikuti apa yang dia katakan,yang wajar-wajar saja."Ucap Moza sambil menatap cermin di dalam kamar mandi.
Sejujurnya dia masih memikirkan perasaan deg-degan saat berdekatan dengan Samuel, entah itu deg-degan karena tidak suka, atau deg-degan karena hal lain.
Tiga puluh menit pun berlalu, kini Moza sudah selesai mandi dan mengunakan handuk nya keluar dari dalam kamar mandi, namun tidak ada Samuel di dalam kamar, yang dia lihat hanya sepasang baju yang saat ini tersusun rapi di atas kasur nya.
"Dia juga menyiapkan baju untuk ku?"Batin Moza sambil mengamati baju tersebut.
Benar saja, baju itu adalah ukuran tubuh nya, tampa basa-basi, Moza pun dengan cepat mengunakan baju tersebut, sebelum Samuel kembali masuk ke dalam kamar.
Benar saja, setelah selesai memakai baju, Samuel pun masih ke dalam kamar tersebut, dan membuat Moza kaget karena dia baru saja mengancing baju tersebut.
"Bisa kah kau mengetuk pintu sebelum masuk ke kamar?"Ucap Moza dengan galak nya.
"Ini kan kamar ku, dan kau istri ku, lalu apa masalah nya?"Tanya Samuel yang kemudian menghempaskan tubuhnya di atas ranjang kamar tersebut.
"Astaga, jangan berbaring di ranjang ku! Kau belum mandi, bau keringat mu akan membuat aku tidak nyaman untuk tidur."Marah Moza furstasi melihat kelakuan Samuel.
"Ini ranjang ku, kau hanya meminjam nya."Jelas Samuel dengan wajah kesal."Lagian masih sore kau tidak mungkin akan tidur sekarang jadi aku numpang dulu,badan ku sakit-sakit"Ucap Samuel sambil melihat Moza yang saat ini sedang menyisir rambut nya.
"Terserah kau saja."Ucap Moza yang kemudian berjalan keluar dari kamar tersebut setelah selesai menyisir rambut nya.
"Yah, keluar."Ucap Samuel.
Karena lelah Samuel pun menunda untuk mandi, dia pun akhirnya tertidur pulas di ranjang tersebut.
"permisi, bi, apa kau boleh mengantar ku ke dapur?"Tanya Moza kepada pelayan yang dia temui di ruang tengah villa.
"Nona, wah, baru selesai mandi ya? Tapi mengapa nona ingin ke dapur?"Tanya sang pelayan yang sangat menghormati Moza karena sudah di Wanti-wanti oleh nenek Salma jika Moza harus benar-benar di hormati di villa itu.
"Emm, nenek meminta ku untuk masak makan malam, karena itu aku ingin ke dapur."Jawab Moza.
"Nona, aku rasa ini ujian dari nenek, tapi apa nona bisa masak? Atau, nona butuh bantuan ku? Aku bisa membantu."Ucap sang pelayan yang meragukan skil memasak Moza.
"Tidak perlu bi, aku akan masak apa yang aku bisa, ayo antar aku ke dapur."Ucap Moza sambil tersenyum.
Pelayan itu pun akhirnya mengantar kan Moza ke dapur villa, di sana ada dua orang main yang seperti nya baru saja hendak mulai memasak.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
semangat Samuel untuk mendapatkan hati Moza
2024-07-15
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
buatlah Moza sampai tersamuel Samuel olehmu
2023-08-31
0
Pia Palinrungi
mkx berjuang samel biar moza cinta sm kamu lag dn melupakan masa lalu kamu dn mantan suaminya,
2023-07-22
1