"Buku ini, aku juga pernah memegang nya dulu, tapi dengan perasaan yang cukup bahagia, namun hari ini aku memegang nya hanya demi hidup dan uang serta kedudukan,agar bisa balas dendam."Ucap Moza dalam hatinya.
Sementara itu Samuel terlihat bahagia dan mengengam erat buku nikah tersebut.
"Moza, ulurkan tangan mu."Ucap Samuel memecahkan lamunan Moza.
"Untuk apa?"Tanya Moza bingung sambil menaikkan satu alisnya menatap wajah Samuel.
"Nenek akan melihat jari manis mu, berikan tangan mu."Ucap Samuel yang kemudian mengambil tangan Moza dan memasangkan sebuah cincin yang dia keluarkan dari saku nya ke jari tengah Moza.
Moza menatap Samuel dan juga cincin cantik itu secara bergantian."harus kah aku mengunakan nya?"Tanya Moza.
"Harus, karena hari ini juga kita akan pergi ke villa nenek."Ucap Samuel sambil tersenyum tipis.
Sementara itu Moza kebingungan, dia bahkan belum belajar bagaimana caranya berbohong kepada orang apalagi itu orang tua, rasanya cukup berdosa sekali.
Dua jam setelah nya.
"gaun, itu sangat pas untuk mu, ayo silahkan masuk."Ucap Samuel membuka pintu mobil nya dan mempersilahkan Moza masuk ke dalam mobil.
Setelah dari kantor catatan sipil, Moza dan Samuel pergi ke mall dan kemudian menjalankan apa yang di inginkan oleh sang nenek.
Setelah selesai memakai gaun sederhana dengan warna putih itu, Moza pun kini di bawa oleh Samuel menuju vila kediaman nenek nya.
"Apa mama dan papa mu tau tentang hal ini?"Tanya Moza kepada Samuel.
"Mereka tidak perlu tau, lagian ini hanya satu tahun."Ucap Samuel sambil fokus mengemudi mobil.
"Lalu bagaimana dengan kerabat mu yang ada di sini?"Tanya Moza lagi.
"Kau tidak perlu memikirkan itu, cukup jalani saja tugas mu sebagai istri ku."Jawab Samuel sambil tersenyum kecil.
Sementara itu Moza kembali teridam, tak di sangka seorang Samuel begitu mudah untuk melakukan pernikahan kontrak seperti ini.
Beberapa jam kemudian, mereka pun akhirnya tiba di villa milik sang nenek.
"Seluruh pelayan dan juga penjaga villa, sontak kaget karena melihat Samuel datang ke villa itu dengan membawa seorang wanita cantik dengan gaun pengantin.
"Nenek, nenek, tuan muda datang dengan istri nya."Ucap pelayan pribadi nenek Salma mengatakan itu kepada nenek Salma yang saat ini sedang tidur.
"Astaga? Apa itu benar? Kau tidak bercanda kan?"Tanya sang nenek membuka mata nya dan berpindah posisi dari rebahan menjadi duduk.
"Iya, mereka sudah masuk."Ucap sang pelayan.
"Ayo cepat, sambut lah mereka, dan suruh mereka masuk ke kamar ku segera."Ucap nenek Salma.
"Baik nenek, baik."Jawab sang pelayan ikut bahagia, karena akhirnya tuan muda mereka itu menikah juga.
Sementara itu di luar.
"Ayo pegang tangan ku."Ucap Samuel kepada Moza.
"Tidak."Jawab Moza dengan suara kecil.
"Kita akan ke kamar nenek, aku mohon kau, profesional lah."Tutur Samuel lagi.
Dengan perasaan kesal, Moza pun akhirnya mengandeng lengan Samuel untuk berjalan masuk ke kamar sang nenek.
"Silahkan masuk tuan muda, nona, nenek sudah menunggu di dalam."Ucap pelayan dengan ramah menyambut kedatangan Moza dan Samuel.
Moza hanya menampilkan senyum kecut nya dan kemudian masuk bersama Samuel ke dalam kamar nenek Salma.
Alangkah bahagianya,nenek Salma saat melihat wajah Moza, tak di sangka istri dari cucu kesayangan Benar-benar cantik.
"Nenek kami datang sesuai janji."Ucap Samuel menghampiri nenek nya yang terbaring lemah di ranjang.
"Ne,nenek, bagaimana kabar mu?"Tanya Moza yang memang sudah mengenal nenek Salma sejak SMA, namun seperti nya nenek Salma sudah lupa dengan nya di karena kan usia yang sudah begitu tua.
"Kemari lah, mendekat."Ucap nenek Salma kepada Moza dia terlihat sangat menyukai Moza.
Moza pun berjalan menghampiri ranjang sang nenek dan duduk di kursi samping ranjang tersebut, sementara itu Samuel berdiri di belakang Moza.
"Nenek, aku Moza."Ucap Moza memegang tangan nenek Salma.
"Kau gadis yang baik,dan juga cantik, gaun putih ini sangat cocok di pakai oleh mu, aku pikir Samuel tidak akan bisa menikah dengan wanita secantik dirimu tapi ternyata aku salah meragukan dia."Ucap nenek sambil tersenyum.
"Nenek, bagaimana? Sekarang apa sudah bahagia? Aku sudah menikah, seperti yang nenek ingin kan, dia cantik dan juga baik nenek."Ucap Samuel memegang pundak Moza dari belakang.
"Aku bangga pada mu, malam ini menginap lah di vila ini, aku ingin lebih dekat dengan Moza."Ucap nenek Salma kepada Moza dan Samuel.
"Tapi ..."Ucap Samuel bingung.
"Baik nenek, kami akan menginap,tapi apa aku boleh tidur dengan nenek?"Tanya Moza.
"Astaga, kau polos sekali sayang, bagaimana bisa kau tidur dengan nenek, lalu bagaimana dengan ku?"Tanya Samuel dengan sengaja.
"Samuel bodoh, apa.dia sengaja?"Batin Moza.
"Iya Moza, kalian bisa tidur di kamar atas."Ucap nenek sambil tersenyum.
"Baik lah, kalau begitu, nanti nenek ngobrol lagi, aku lihat istri ku sudah risih dengan gaun ini nenek bagaimana kami ke atas untuk mandi dan Menganti baju dulu, ini sangat panas nenek."Ucap Samuel.
"Ya pergi lah, aku tau, kalian baru menikah dan ingin terus berduaan bukan, ayo sana, setelah itu, nenek ingin malam ini makan malam di buat kan oleh Moza dan nenek juga ingin makan dengan di suapi oleh Moza."Ucap nenek Salma terlihat menguji Moza.
"Tentu saja nenek, kalau begitu kami keluar dulu."Jawab Moza sambil menahan kesal nya dengan Samuel.
Mereka pun keluar dari kamar nenek Salma dan kemudian berjalan menaiki tangga menuju lantai atas villa.
"Aku tidak mau sekamar."Bisik Moza sambil memegang gaun nya dan melangkah satu persatu anak tangga.
"Awas!"Ucap Samuel menyadari Moza menginjak gaun nya dengan high heels dan kemudian Moza pun hampir jatuh namun dengan cepat Samuel menangkap tangan Moza dan memeluk erat pinggang nya.
"Sudah aku bilang hati-hati."Ucap Samuel sambil menatap wajah Moza yang sangat kaget.
"Kapan kau bilang begitu?"Jawab Moza meringis karena high heels yang dia gunakan itu menyakiti kaki nya.
Melihat wajah Moza yang menahan sakit di kaki nya, Samuel pun tampa basa-basi kemudian mengendong Moza untuk menaiki tangga itu.
Mendengar itu, Moza pun menoleh ke bawah dan melihat betapa tinggi nya tangga itu, hal itu membuat nya teringat kembali, kejadian masa lalu, di mana mama mertua nya ya itu bi Yani dengan sengaja menyiramkan minyak di tangga dan membuat Moza jatuh berguling dari tangga tersebut.
Karena rasa takut itu pun Moza mempererat pegangan nya di leher Samuel dan memejamkan mata nya.
"Apa kau takut ketinggian."Tanya Samuel kepada Moza.
Moza hanya diam dan tak menjawab nya, dia benar-benar takut akan ketinggian.
Tidak lama kemudian, mereka pun akhirnya tiba di lantai atas dan tiba di depan sebuah kamar.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
seperti nya Samuel lebih baik daripada Ferdi
2024-07-15
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
Moza dilarang jutek. titik
2023-08-28
0
Pia Palinrungi
smg dgn kebersamaan kalian tibul rasa cinta kembali dn samoel makin bucin
2023-07-22
1