...Chapter 02. Mia dan Roh Bintang....
Setelah berhasil memburu kelinci bertanduk, Aku dan Gosa pun menguliti, memakan daging dan mengambil tanduk nya yang mana tanduk itu yang akan ku gunakan sebagai senjata karena menurut ku, tanduk kelinci lebih tajam dibandingkan dengan pisau berkarat.
Keesokan harinya di hari ketujuh, aku dan Gosa melanjutkan pemburuan. Melihat kemampuan ku yang lebih kuat, Gosa pun lebih menghormati ku bahkan Gosa sudah terlihat sebagai bawahan ku.
Dalam pemburuan kali ini, kami mencoba merubah area lantaran Gosa mendapatkan informasi bahwa banyak Kelinci bertanduk yang tinggal disana.
Tanpa ada keraguan kami pun pergi ke tempat yang dituju.
Sesampainya disana, kami sontak di suguhi beberapa jaring laba-laba menutupi pohon dan rerumputan disertai hawa dingin yang menusuk kulit beruntung.
Lepas dari itu semua, aku merasakan hawa tidak enak.
"Gosa, ayo kita kembali! Disini terlihat berbahaya! Dan, pasti ada monster laba-laba!"
"Tenang saja, kita hanya mencuri telor nya saja. Setelah itu, kabur!" jawab Gosa.
Memahami rencana dari Gosa, aku pun menuruti nya dan terus melangkah secara hati-hati di semak-semak.
Beberapa saat kemudian, suara jeritan monster terdengar dari atas dan kami sontak menoleh keatas yang mana dari atas kami turun laba-laba raksasa yang memiliki tinggi sekitar empat meter.
Kami yang melihat itu sontak terbujur kaku. Sedangkan, laba-laba melihat kehadiran kami seperti kelinci dimata delapan merah nya dan saat ini aku dihadapkan dengan hukum rimba yang makan dan dimakan.
Sesaat laba-laba itu ingin menyerang, tiba-tiba dari belakang muncul Orc yang melompat dengan memegang palu besar dan memukul badan laba-laba.
"Kishaaaa!" teriak laba-laba.
Lalu, Orc melompat mundur seraya meraung.
"Gwoooa!"
Melihat pertarungan itu, aku pun mengambil kesempatan untuk menuntut Gosa bersembunyi ditempat yang lebih aman.
Disisi lain, Laba-laba besar itu sontak menghadap kearah Orc dan mengeluarkan aura membunuh yang luar biasa hingga membuat gosa semakin gemetaran.
Lalu, Orc yang menantang sontak ketakutan bahkan menjatuhkan palu nya dan setelah itu, dia membalikkan badan dan mencoba melarikan diri akan tetapi laba-laba besar itu mengejar Orc.
Setelah mendapatkan kesempatan, laba-laba itu melompat dan mendarat tepat di hadapan Orc.
Lalu, laba-laba besar sontak menusuk leher Orc dengan kedua kaki nya dan merobek nya hingga kepala Orc terlepas dengan darah yang membanjiri kami.
Setelah itu, laba-laba besar itu langsung menyantap nya. Tidak hanya itu, beberapa laba-laba yang lebih kecil datang dan ikut menyantap Orc.
Saat ini aku menyaksikan sebuah rantai makanan raksasa dan aku sadar bahwa aku juga berada didalam rantai makanan raksasa tersebut.
Jika tidak memiliki kekuatan maka aku mati. Jika sombong maka aku juga akan mati.
Melihat itu, kami pun memutuskan untuk pergi meninggalkan lokasi laba-laba dengan langkah tanpa suara dan setelah melewati sarang dari Laba-laba itu.
Kami berlari sekuat tenaga meninggalkan hutan.
Dan, hari itu kami tidak mendapatkan hasil buruan.
Hari delapan merupakan hari yang cukup menderita lantaran aku dan Gosa tidak mendapatkan hasil buruan hingga membuat kami makan kacang dan biji-bijian.
Makanan itu merupakan makanan pokok sebagian besar dari para Goblin dan makanan itu diberikan dari seorang Goblin wanita.
Menurut Gosa, dia merupakan Goblin muda yang cantik dibandingkan Goblin muda yang lain maka dari itu, aku pun memberikan nama dan memanggil nya, Mia.
"Terimakasih, Mia."
Mia pun tersenyum, "Sama-sama. Tapi, saya harap kalian mendapatkan mangsa hari ini."
"Iya, kami akan berusaha sebaik mungkin," jawab ku dengan senyuman lebar.
Setelah itu, Mia pun ikut duduk bersama ku dan Gosa. Lalu, saling berbagi cerita dan informasi.
Menurut Mia, aku sosok Goblin yang paling tampan dibandingkan dengan para Goblin yang pernah di temui nya. Lalu, aku pun meminta penilaian Mia tentang ketampanan Gosa dan Mia pun menjawab bahwa Gosa sama seperti umum nya Goblin.
Entah kenapa aku merasa bangga mendengar hal itu.
Setelah sarapan, aku dan Gosa melanjutkan aktifitas berburu kami ke tempat hutan aman yang mana disana kami berburu kelinci bertanduk lagi.
Kali ini, aku mengambil tanduk nya dan kuberikan untuk Gosa agar senjata kami sama tajam nya dan tidak mengunakan senjata berkarat lagi.
Sepulang dari berburu, aku memberikan daging kelinci kepada Mia sebagai tanda terimakasih ku karena sudah memberikan kacang dan biji-bijian.
Malam hari nya, aku masih terjaga dan menatap dua bulan yang berada diantara bintang-bintang. Melihat itu, aku pun tersadar bahwa ini memang lah dunia lain.
Beberapa saat kemudian, aku melihat butiran cahaya yang terbang melintasi pandangan ku. Menyadari itu, aku sontak mengikuti arah bola cahaya itu yang mana bola cahaya terbang kedalam hutan.
Aku pun mengikuti bola cahaya itu dan pergi ke hutan. Hal itu aku lakukan lantaran rasa penasaran dengan sosok bola cahaya tersebut.
Didalam hutan, aku terus mengikutinya hingga tiba di sebuah danau yang memiliki air yang jernih dan tenang.
"Aku tidak tahu kalau ada danau di hutan ini."
Sesaat kemudian, bola cahaya yang kukejar masuk kedalam air dan membuat air yang sebelumnya tenang menjadi berputar pelan. Lalu, tidak lama kemudian muncul cahaya hijau yang sangat tenang di tengah pusaran yang tenang yang mana memunculkan sosok peri wanita berambut hijau keluar dari cahaya tersebut.
Peri itu pun terbang dan berhenti dihadapan ku. Lalu, memperkenalkan dirinya.
"Aku adalah Roh Bintang. Wahai Goblin, apa yang kamu inginkan?"
Mendengar itu, aku hanya berpikir satu keinginan yakni informasi.
"Penglihatan yang mampu bisa melihat segalanya."
Lalu, peri itu pun terbang menghampiri ku seraya berkata, "Sesuai dengan aturan kontrak kuno, untuk membalas kebaikan leluhur mu terhadap saudara kami. Aku akan memberikanmu kekuatan Roh." Peri itu pun mendekati jarak kearah ku dan memegang kedua pipiku lalu, dia mencium mata kanan ku.
Yang mana sesaat itu juga pandangan ku berubah menjadi hijau dan penuh dengan butiran cahaya hijau.
Dan, aku bisa melihatnya. Itu adalah mana yang memenuhi daratan dan saat melihat peri Roh bintang itu, aku bisa melihat status dan nama asli dari roh bintang tersebut.
Lalu, aku pun mencoba lihat kedalam genangan air yang mana memantulkan wajah ku yang buruk rupa dan status ku.
[Status.
Nama: Key.
Ras: Goblin (4/10)
Umur: 7 hari.
Level. 5
Skill: Creeping / Fast Step / Sense Low /String Low.
Unique Skill: Chaos Eater/ Spirit vision ]
Melihat itu, aku pun tersenyum kecil. "Kemampuan yang menakjubkan!" Aku kembali melihat roh bintang itu kembali. "Terimakasih."
"Aku harap kamu bisa mengunakan sebaik-baiknya, wahai Goblin yang terberkati!"
Seusai mengatakan itu, peri itu pun menghilang dan aku pun kembali ke desa goblin.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Riss.
Jadi keinget animenya yang minta juga mata gituh
2023-07-06
1
John Singgih
dapat berkat yang luar biasa dari peri bintang
2023-07-04
1