...Chapter 03. Hari yang santai dan Goa tersembunyi....
Hari ke sembilan, pada hari ini aku baru merasakan hujan di dunia lain maka dari itu, aku dan para Goblin lain nya bersantai dan bekerja di Goa yang ada di dekat desa.
Suara gemericik air hujan mengiringi hari santai ku seraya memakai kulit kelinci yang sudah ku bersihkan sebagai selimut.
Selain itu, aku juga memotong pakaian bulu yang kutemukan sepulang dari danau.
Kegiatan ku itu membuat para Goblin melihat kearah ku yang mana mereka tertarik dan penasaran dengan apa yang kulakukan terutama para Goblin seusiaku. Namun, aku memutuskan untuk mengabaikan mereka termasuk Gosa dan Mia.
Sedangkan, para Goblin yang lebih tua hanya memperhatikan ku sambil tersenyum.
Aku pun juga mengabaikan mereka.
Tidak lama kemudian, sosok goblin tua menghampiri ku. Dia bernama Goburi, tetua goblin di desa ini dan satu-satunya Goblin yang memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas.
Dalam keadaan santai, tetua Goburi sering kali bercerita pengalaman hidup nya kepada anak-anak Goblin dan aku menduga, tetua Goburi memiliki umur yang panjang.
Dari beliau juga, aku mendapatkan pelajaran bahwa ras Goblin juga memiliki hirarki dan aturan tersendiri yang cukup sederhana yakni para Goblin kanak-kanak dan Goblin tua berdiam di desa Goblin sedangkan para goblin dewasa berburu jauh dari desa.
Aku sadar bahwa goblin merupakan ras yang lemah dibandingkan ras lainnya tapi itu tidak menjadi alasan berpasrah diri dan aku pun terus berlatih fisik dan skill.
Lalu, Goburi yang penasaran dengan aktifitas ku, dia pun bertanya.
"Kamu sedang apa?"
"Aku sedang membuat pakaian hangat dan selimut."
Mendengar itu, Goburi terkejut. "Apa?! Pakaian? Selimut? Apakah kamu memiliki pengetahuan itu?"
Aku pun tersenyum dan menganggukkan kepala.
Mengetahui itu, Goburi tersenyum bangga dan memegang kepalaku.
"Saya yakin kamu akan menjadi pemimpin Goblin suatu hari nanti."
"Tetua terlalu memuji."
Aku dan Goburi pun saling bertukar senyum.
Beberapa saat kemudian, kami mendengar suara jeritan feminim lemah yang meminta tolong dari wanita manusia.
Mendengar itu, aku hanya bisa menghela nafas panjang dan memanjatkan doa untuk nya.
Sebenarnya alasan ku menjadi Goblin tidak lain ingin memperkosa wanita manusia namun, saat melihat keadaan mereka disini. Aku berubah pikiran dan merasa simpati kepada mereka.
Maka dari itu, Aku selalu berdoa agar para wanita manusia ini akan mendapatkan kehidupan yang damai di kehidupan berikutnya.
Malam pun tiba dan masih hujan yang membuat ku hanya bisa rebahan.
Beberapa lama kemudian, aku melihat ada sesuatu yang aneh di atap Goa.
Menyadari itu, aku sontak bangun dari rebahan dan mengunakan skill unik ku.
"Spirit Vision."
Sesaat mengunakan skill itu, aku pun bisa melihat adanya garis biru yang aneh di atap Goa itu.
Lalu, aku mengikuti ujung dari garis biru itu yang berujung pada jalan buntu namun, garis masuk kedalam nya.
"Apakah sampai disini? Bukan! Aku pikir ini sebuah puzzle."
Memiliki pemikiran seperti itu, aku pun memeriksa batu hingga menemukan sebuah knop batu.
"Ketemu!"
Tanpa membuang waktu lagi, aku pun menekan knop itu dan batu pun bergerak terbelah menjadi dua.
Melihat itu, aku sontak bergegas masuk kedalam akan tetapi setibanya didalam pintu tertutup dengan sendiri nya dan tidak bisa dibuka lagi.
Aku pun terpaksa mencari jalan keluar yang lain.
Lalu, aku melangkah kedalam Goa yang gelap. Beruntung, ras Goblin memiliki skill bawaan ras yakni penglihatan gelap maka dari itu, aku bisa melangkah meski tanpa penerangan sedikitpun.
Setelah beberapa lama melangkah, aku tiba di ruangan Goa yang besar juga melingkar namun, disana aku dikejutkan dengan banyak nya Goblin yang mati serta ada satu Orc diantara jasad Goblin.
Melihat itu, membuat ku mengambil kesimpulan ada nya kemungkinan bahwa Goblin sedang bertarung dengan Orc.
Melihat jasad Orc itu, Insting ku mengatakan bahwa jasad itu bisa ku makan. Meski ada keraguan. Namun, hanya jasad Orc itulah satu-satunya yang mampu mengisi perut ku yang kosong.
Tanpa ada keraguan lagi, aku pun menghampiri dan menyantapnya mentah-mentah mungkin, jika aku masih menjadi manusia maka pasti akan muntah-muntah.
Dan, walau daging itu tidak ku masak namun, lidah ini merasakan kelezatan tersendiri. Rasa seperti daging b@bi.
"Enak. Daging ini sangat enak."
Ditengah makan, muncul sebuah tulisan disertai suara pemberitahuan di tengah pandangan ku.
Ding!
[Skill Berserk telah berhasil didapatkan.]
Ding!
[Skill Orc Language telah berhasil didapatkan.]
Ding!
[Level telah meningkat ke level 6.]
Melihat itu, aku hanya tersenyum kecil. Lalu, aku pun pergi ke genangan air yang berada di ruang itu dan meminum nya untuk menghapus dahaga dari rasa haus sehabis makan daging Orc.
Setelah itu, aku pun melanjutkan langkah. Keluar ruang Goa yang penuh jasad ini dan sebelum itu, aku memberikan penghormatan kepada saudara-saudara ku yang sudah mati dan gugur dalam melawan Orc.
"Semoga jiwa kalian di terima oleh Dewa Goblin."
Seusai itu, aku pun mengambil tiga pisau yang ku selipkan di pinggang dan tombak. Meski, aku tidak mengerti tentang bela diri namun itu lebih baik dibandingkan aku tidak membawa apapun.
Setelah beberapa lama aku melewati koridor goa, aku pun tiba di ruang goa yang lain yang mana terlihat beberapa monster serigala bertanduk sedang makan jasad manusia.
Sesaat aku masuk, para serigala bertanduk sontak melihat ku dengan tatapan kesal dan ingin membunuh ku.
Dalam pemikiran mereka, aku hendak merebut makanan nya. Tapi, insting ku mengatakan iya. Aku ingin mencoba menyantap manusia itu seperti apa. Namun, sebelum bertarung aku mengunakan skill unik Spirit Vission dahulu.
[Status.
Serigala bertanduk satu.
Level 8.
Serigala bertanduk satu.
Level 8.
Serigala bertanduk dua.
Level 10. ]
Ditengah aku melihat mereka, tidak ada berbasa-basi lagi kedua serigala bertanduk sontak menyerang ku dengan kecepatan tinggi.
Lalu, aku yang melihat itu sontak memasang kuda-kuda tombak seperti film yang pernah ku tonton seraya merapalkan skill.
"Skill Berserk."
Sesaat merapalkan itu, aku merasa kekuatan yang berlimpah mengisi seluruh tubuh lalu, aku mengayunkan tombak kearah serigala dan menusuk nya.
Lalu, serigala yang lain melompat di arah yang lain. Aku yang melihat itu sontak mengeluarkan pisau dan menusuk leher nya dari bawah. Beruntung, tubuh kecil ini membuat gerakan ku lebih cepat.
Dengan ini dua Serigala tumbang. Tinggal satu lagi.
Kami pun saling berhadapan satu sama lain dan dia terlihat sangat marah dengan ku. Sedangkan, aku juga tidak ingin mati lagi di goa ini maka dari itu, aku pun bersiap siaga untuk membunuh nya.
Dunia monster adalah dunia rimba. Siapa yang kuat, dia yang menang dan membunuh atau dibunuh.
Dengan prinsip itulah, sekarang ini aku harus hidup di dunia monster ini.
Setelah lama mempersiapkan diri, serigala itu pun sontak mengeluarkan sinar dan melakukan gerakan cepat hingga tiba didekat ku dalam sekejap.
"Masih terlihat."
Lalu, aku pun sontak menusuk kepalanya dengan kedua pisau ku. Meski begitu, Serigala itu pun masih bertahan dan dia menendang udara untuk mundur jauh dari ku.
Dan, aku juga mengambil nafas berat dan mengambil senjata terakhir ku.
Aku harap ini akan menjadi akhir untuk nya jika tidak ini tidak berhasil. Maka ini akan menjadi akhir untuk ku.
Lalu, serigala bertanduk dua itu melesatkan serangan yang sama yang mana dalam sekejap dia sudah berada di dekat ku.
Aku tidak akan jatuh di lubang yang sama.
Setelah mengetahui serigala mengunakan teknik yang sama, aku sontak berguling kedepan dan masuk kebawah serigala bertanduk.
Dan, aku pun sontak menusuk dan menarik tusukan itu hingga kulit serigala robek dan darah menguyur tubuhku.
"Giaaa!"
Setelah itu, pertarungan pun berakhir dengan ketiga serigala bertanduk mati dihadapan ku.
Melihat nya, perut ku berbunyi. Maka dari itu, aku tidak segan-segan menyantap daging Serigala bertanduk yang mana memiliki rasa yang kurang enak dibandingkan dengan daging Orc meski begitu, aku tetap menyantap nya.
Ditengah makan itu, tulisan sistem datang kembali.
Ding!
[Skill Aero dinamik telah didapatkan.]
Ding!
[Anti panas dan dingin telah didapatkan.]
Ding!
[Level telah meningkat ke level 12.]
Dan, penjelajahan ku di Goa masih berlangsung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
John Singgih
menjadi pembunuh berdarah dingin
2023-07-04
1