014

Malam menjelang saat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

Wanita cantik dengan mukenah putih membungkus tubuh rampingnya itu nampak bangkit dari sajadah birunya. Wanita yang kini tengah hamil tiga minggu itu lantas melepas peralatan sholat yang melekat di tubuhnya, lalu melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di atas sebuah bangku rendah yang berada di samping kasur busanya.

Ibadah sholat Isya' baru saja ia laksanakan. Lantunan doa doa agar diberi kesehatan, kemudahan dalam segala urusan, serta ketenangan baru saja selesai ia panjatkan. Wanita bertubuh ramping itu lantas menuju kasurnya. Meraih ponsel miliknya yang tergeletak disana.

"Lho, kok baterai hp ku tinggal segini? Perasaan tadi penuh. Kok cepet banget abisnya?" monolog Anisa sendirian.

Ia lantas mengotak atik ponsel itu. Dibukanya aplikasi WhatsApp, menuju room chat nya dengan Tami, sahabatnya.

"Kok lemot, sih? Jangan bilang hp-nya eror?" ucap Anisa lagi nampak was-was dengan satu-satunya benda tak terlalu mewah yang ia punya itu.

"Maaf, Nis. Baru sampai rumah. Biasa, mampir mampir dulu. Hehehe..."

"Ada apa? Ada cerita apa? Ngegibah, yuk!" tulis wanita berhijab itu.

Anisa mengulum senyum membaca pesan dari Tami. Ia sudah mengirimkan pesan untuk wanita itu sore tadi, namun sepertinya Tami baru membuka pesannya belum lama tadi.

Anisa menyentuh tombol telepon dalam room chatnya dengan Tami. Pertanda ia ingin berbincang dengan wanita itu melalui panggilan suara.

"Assalamualaikum, bestie!!" sapa seorang wanita dari seberang sana.

Anisa tersenyum. "Wa Alaikum Salam," jawab Anisa dengan suara yang terdengar sedikit parau.

Tami diam sejenak di seberang sana.

"Nis," ucap wanita itu. "Kamu baik baik aja?"

Anisa diam.

"Nis," ucap Tami lagi.

Anisa tak menjawab. Isak tangis seketika kembali terdengar dari bibir Anisa. Disaat itu juga, Tami yang kini berada di rumahnya menyadari bahwa sang sahabat sedang tidak baik baik saja.

Tami menghela nafas panjang. Tangisan Anisa terdengar pilu menyayat hati, membuat Tami pun seolah ikut sakit mendengarnya.

"Nangis aja, Nis. Nggak apa apa. Mungkin dengan menangis kamu bisa lebih lega. Aku ada disini buat kamu. Walaupun kita jauh, aku akan selalu siap buat dengerin semua curhatan kamu," ucap wanita itu.

Anisa menangis sejadi jadinya. Ia tak punya tempat lain untuk bersandar selain sahabatnya ini. Pada Tami, Anisa seolah menemukan tempat ternyamannya. Tempat berbagi, tempat bercerita, tempat berkeluh kesah, tempat mencurahkan segala isi hatinya.

Anisa mulai menceritakan kisahnya di kota ini pada sang sahabat. Tentang ia yang sudah bertemu dengan Louis. Tentangnya yang sudah menyepakati sebuah perjanjian yang Louis buat. Ia akan tinggal lebih lama di kota ini, hingga anak dalam kandungannya lahir. Ia akan menjaga si jabang bayi. Dan menunggu pertanggungjawaban pria itu yang berjanji akan menikahinya setelah melakukan test DNA.

Laki laki itu sebenarnya memang bertanggung jawab. Namun kata kata sang pria yang seolah meragukan anak dalam kandungannya lah yang membuat Anisa sakit hati. Louis seolah olah memandang Anisa sebelah mata. Ia seolah memandang Anisa seperti wanita murahan dan mata duitan yang hanya mengincar hartanya.

Tolonglah, bukankah pria itu sendiri yang datang pada Anisa dan merampas kehormatannya? Bukankah pria itu sendiri yang menyaksikan ada tetesan darah kala pertama kali ia melakukan penyatuan secara paksa dengan wanita itu? Lalu kenapa sekarang Louis meragukan anak dalam kandungannya? Apakah laki laki itu hanya ingin mencari cari alasan untuk lari dari tanggung jawab? Apakah ia hanya ingin mempermainkan Anisa si gadis kampung ini?

Sungguh, Anisa muak!

Andai ia punya uang, andai ia punya kuasa, andai tak ada ibu tiri yang harus ia yakinkan bahwa ia tak bersalah, maka mungkin Anisa akan lebih memilih untuk membesarkan anak itu seorang diri. Ia tak akan sudi meminta belas kasihan Louis seperti ini.

Tami nampak menghela nafas panjang. Sebagai seorang sahabat, ia tahu betul bagaimana perasaan Anisa. Andai ia punya kemampuan untuk menolong lebih, ia pasti akan melakukannya.

Hanya doa dan semangat lah yang bisa Tami berikan. Semoga wanita itu bisa kuat. Karena kini hidup Anisa bukan hanya tentang dirinya saja, tetapi juga makhluk lain dalam kandungan wanita itu yang harus ia jaga kesehatannya. Emosi dan mental Anisa sangat berpengaruh untuk si jabang bayi. Jika Anisa terus menerus larut dalam kesedihannya, bukan tidak mungkin jika itu akan berdampak pula pada kesehatan si calon buah hati.

...****************...

Sementara itu di tempat terpisah,

Pria tampan berkulit putih itu nampak mondar mandir di tepi kolam renang. Ia yang kini tengah melakukan panggilan telepon itu nampak berucap pelan, seolah tak mau suaranya di dengar oleh orang lain.

"Ayolah, Bro! Lo tahu gue, kan? Gue ngelakuin itu atas dasar suka sama suka! Bukan pemerkos*an!" ucap seorang pria di seberang sana yang merupakan lawan bicara Louis itu dengan santainya.

"Dia yang datang ke gue malam itu. Dia bilang, ibunya sakit dan dia butuh duit. Dia nawarin diri dia ke gue. Ya, mana mungkin gue tolak!" ucap pria itu lagi menyangkal segala tuduhan yang dituduhkan padanya.

Louis tak menjawab. Ia masih mencoba mendengarkan pembelaan dari laki laki yang merupakan adik kandungnya itu.

"Louis, lu percaya ama gue. Anisa itu sebenarnya sama kaya perempuan perempuan lain yang datang ke elo. Dia cuma manfaatin gue demi dapetin harta kita. Udahlah, kasih aja duit berapa, kek. Abis itu suruh dia pergi. Dia pasti bakal diem, sama kayak cewek cewek lain!" ucap pria di seberang sana.

"Lalu gimana kalau anak dalam kandungan dia itu anak lu?!" tanya Louis.

"Ya berarti itu cuma kebetulan. Apesnya gue aja! Karena yang pernah pegang dia bukan cuma gue aja!" ucap pria itu dengan entengnya.

Louis yang mendengarnya nampak menggelengkan kepalanya seolah tak habis pikir dengan ucapan yang keluar dari mulut adik kandungnya itu.

"Stop! Gue capek tahu nggak denger pembelaan lo. Ini udah kesekian kalinya lu pake nama gue buat kegilaan lu yang nggak ada habis-habisnya itu. Sekarang gue mau lu secepatnya pulang! Gue udah capek ngadepin ulah lo! Bisa bisa ancur nama gue cuma gara gara lo doang!" ucap Louis yang kemudian mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Laki laki itu membuang nafas kasar. Ia mengusap wajah hingga kepala bagian belakangnya dengan frustasi. Sungguh, ia lelah.

"Gimana?" tanya Betrand yang duduk di salah satu kursi kolam renang itu. Louis menoleh ke arah sepupu sekaligus asistennya tersebut. Ia lantas mengangkat kedua lengannya seolah berkata "entahlah"

Louis mendekati Betrand. Ia duduk di samping pria itu dengan ponsel yang masih berada di tangannya.

"Mungkin apa yang Luke katakan itu benar. Mungkin cewek itu memang cuma mengincar harta kalian!" ucap Betrand.

Louis diam.

"Kalau emang gitu, maka gue akan melakukan hal yang sama ke Anisa seperti apa yang gue lakukan ke cewek ceweknya Luke sebelumnya. Gue akan bayar dia untuk pergi dari kehidupan adik gue," ucap Louis.

"Tapi kalau ternyata Anisa adalah perempuan baik baik?" tanya Betrand.

"Gue akan menikahkan mereka berdua. Gue nggak mau tahu. Luke harus belajar bertanggung jawab. Setidaknya kalau memang Anisa adalah perempuan baik baik, gue bisa tenang karena adik gue menikah dengan perempuan yang tepat," ucap Louis.

Ia lantas menghela nafas panjang dengan sorot mata lurus ke depan. "Untuk sementara gue akan mengambil peran sebagai Luke di depan Anisa. Gue pengen lihat, perempuan seperti apa dia. Kalau dia memang perempuan baik baik, maka gue akan berusaha menunjukkan bahwa ada sisi baik dalam diri Luke yang gue mainkan. Setelah anak itu lahir, gue akan seret Luke yang asli keluar dari tempat persembunyiannya dan bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Dia harus menikahi Anisa!" ucap Louis yakin.

Betrand menghela nafas panjang. Ia jadi ikut pusing dengan drama keluarga yang lagi lagi Luke dan Louis buat.

Jadi, sebenarnya siapa Louis?

.

.

.

.

Bersambung...

Tentang Luke dan Louis ada di bab berikutnya ya. Mau di tulis sekalian udah kepanjangan..🥰

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

jd pelaku pemerkosa luke bukan loeis,,,wahu seru nih

2023-07-28

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

oke kak author...jangan lama" ya up nya...penasaran ini sama Luke dan Louis 🤗🙈🙏

2023-07-14

2

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

tuh kan pasti dia mengelak...udh ketebak sih 😏😏😏

2023-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!