007

Keesokan harinya. Saat jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Anisa nampak sudah rapi dengan balutan jeans hitam dan sweater berwarna senada yang melekat di tubuhnya. Wanita hamil itu rencananya akan pergi menemui Luke di kantornya pagi ini. Sesuai dengan niatan awalnya, ia ingin meminta pertanggungjawaban pada pria itu. Ia ingin segera menemui Luke agar masalahnya bisa cepat selesai. Ia bisa secepatnya mendapatkan keadilan dan pulang ke kampungnya. Ia tak mau terlalu lama tinggal di kota ini. Biaya hidup di sini cukup mahal sedangkan uang pegangannya hanya pas pasan.

Anisa menghela nafas panjang. Ia meraih tas ransel hitam miliknya yang tergeletak di atas meja kecil di samping kasur busa itu lalu menggendongnya. Tangan ramping itu lantas tergerak mengusap usap lembut perut rata miliknya.

"Jangan rewel ya, Nak. Kita cari papa kamu," ucap wanita hamil itu lembut seolah tengah berbicara dengan si jabang bayi dalam kandungan. Anisa tersenyum. Ia menarik nafas panjang, kemudian bergegas untuk pergi meninggalkan tempat tersebut. Wanita muda itu keluar dari kamar kosnya, mengunci pintunya dari luar kemudian memasukkan kunci tersebut ke dalam saku celananya.

Anisa mengedarkan pandangannya menatap pintu pintu lain di samping pintu kamar kosnya. Sebagian pintu masih terbuka. Sebagian penghuni nampak masih belum memulai aktifitasnya perkuliahan ataupun kerjanya.

"Kalau kayak gini kelihatan lumayan rame. Nggak kayak kemarin, sepi." Anisa mengulum senyum. Wanita itu kemudian bergegas pergi dari tempat tersebut. Ia berjalan menuju sebuah jalan kecil yang hanya bisa dilewati dua motor saja. Letaknya tepat di samping rumah Salma, sang pemilik kos-kosan. Jalan itulah yang menghubungkan rumah kost putri itu dengan jalanan komplek.

Anisa menapaki jalan kecil itu, hingga sampailah ia tepat di samping rumah Salma yang nampak terbuka pagarnya. Suasana jalan komplek cukup ramai. Anisa mengedarkan pandangannya menatap ke kiri dan kanan. Matanya lantas tertuju pada seorang pedagang bubur ayam yang nampak mangkal tepat di depan sebuah masjid tak jauh dari kediaman Salma.

Air liur dalam mulut Anisa seolah memberi kode. Rasa lapar dan ingin makan tiba tiba menyerang ibu hamil itu. Anisa kembali mengusap usap perut ratanya.

"Kamu lapar, Nak?" tanya Anisa seolah berbicara dengan sang jabang bayi. Tentu saja tak ada jawaban. Namun wanita itu nampak tersenyum seolah mendengar sebuah jawaban dari sang calon buah hati di dalam sana.

Anisa mengulum senyum manis. "Ya udah, kita sarapan dulu, ya."

Wanita cantik itu kembali mengayunkan kakinya, mendekati tukang bubur ayam yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri itu.

"Pak, buburnya satu, ya," ucap Anisa.

"Oh iya, Dek," jawab si penjual bubur. Seorang pria yang juga nampak mengantri membeli bubur di sana kemudian menoleh ke arah Anisa.

"Suka bubur juga, Nis?" tanya pria itu, Almeer, adik Salma.

Anisa tersenyum. "Lumayan, Kak," jawabnya. "Kakak beli bubur juga?"

"Iya, buat Kak Salma," jawabnya.

"Oh," jawab Anisa yang nampak membulatkan bibirnya. Sang penjual menyerahkan satu mangkok bubur untuk Almeer. Pria itupun menerimanya.

"Duluan ya, Nis," ucap pria itu.

"Iya, Kak," jawab Anisa yang kini duduk di sebuah kursi panjang menghadap bangku persegi panjang disana. Almeer berlalu pergi, sedangkan sang menjual bubur kini mulai meracikkan satu porsi bubur ayam untuk wanita hamil tersebut. Anisa nampak menunggu bubur pesanannya sembari memainkan ponsel di tangannya.

"Em, Pak, boleh nanya?" tanya Anisa pada si penjual bubur.

"Nanya apa, Dek?" tanya si penjual bubur.

"Kalau pangkalan ojek di sini ada dimana, ya?" tanya Anisa.

"Oh, pangkalan ojek? Ada tuh, di ujung komplek," ucap si tukang bubur. Anisa nampak mengangguk. Satu porsi bubur ayam diletakkan di atas meja.

"Silahkan, Dek," ucap si penjual bubur.

Anisa tersenyum. "Makasih, Pak."

"Adek ini penghuni baru ya di kost-nya Bu Salma?" tanya si penjual bubur.

Anisa tersenyum. "Iya, Pak."

"Oh, kerja apa kuliah?" tanya si penjual bubur itu lagi, berniat basa basi selayaknya orang yang baru saling berjumpa.

Anisa diam sejenak.

"Saya ibu hamil, Pak." Anisa berucap dalam hati.

"Em...kerja," ucap wanita itu berbohong. Sang penjual bubur pun hanya mengangguk percaya. Anisa lantas melanjutkan sarapan paginya itu. Ia kemudian nampak tersenyum sambil mengangguk singkat ketika sebuah mobil keluar dari rumah Salma dan membunyikan klaksonnya seolah menyapa Anisa. Itu adalah Almeer yang hendak berangkat bekerja.

Lima menit berselang, bubur ayam itu ludes tak tersisa. Entah lapar apa doyan, tapi Anisa begitu lahap menyantap makanan lembek itu. Wanita hamil itu lantas meraih segelas teh hangat di atas meja kemudian menenggaknya. Ia kemudian bangkit, merogoh saku celananya guna membayar bubur ayam yang baru saja disantapnya itu.

"Berapa, Pak?" tanya Anisa.

"Udah dibayar tadi sama Mas Almeer," ucap si penjual bubur ayam.

"Lho, kok?" ucap Anisa kaget.

"Udah, anggap aja rejeki kamu," ucap si penjual bubur. Anisa hanya bisa menghela nafas sembari tersenyum. Jadi nggak enak sama Almeer. Keluarga Tami memang sangat baik semu.

"Ya udah deh kalau gitu. Makasih ya, Pak," ucap Anisa.

"Sama sama, Dek. Semangat ya, kerjanya," ucap si penjual bubur membuat Anisa pun hanya bisa tersenyum kaku.

Wanita hamil itu kemudian bergegas pergi dari tempat tersebut. Ia berjalan menuju pangkalan ojek yang berada di ujung jalan komplek itu. Mungkin sekitar dua ratus meter dari kediaman Salma.

Setelah mendapatkan ojek yang bersedia mengantarnya, wanita itupun lantas dibawa melesat menuju alamat sebuah perusahaan yang katanya milik Luke itu.

Hingga sekitar kurang lebih sepuluh menit perjalanan, ia pun sampai di sebuah gedung tinggi nan megah bertuliskan Davis Corp.

Anisa turun dari kendaraan roda dua itu. Dilepaskannya helm di kepalanya dan menyerahkannya pada tukang ojek yang baru saja mengantarnya. Ojek lantas berlalu pergi setelah mendapatkan upahnya.

Anisa diam sejenak. Menatap gedung tinggi nan megah dihadapannya. Lalu lalang orang orang berpenampilan parlente nampak terlihat disana. Mobil mobil mewah dengan cat mengkilap tanpa lecet nampak terparkir rapi di salah satu lahan parkir bangunan tinggi itu.

Anisa berdecak kagum. Luke benar benar pengusaha kaya raya. Ia jadi minder dan makin ragu untuk menemui pria itu. Apa mungkin laki laki itu mau mengaku jika ia pernah menghamilinya? Sedangkan ia datang hanya bermodalkan nekat. Ia tak punya bukti apapun untuk hal itu.

Anisa nampak menunduk sembari meremas jari jari tangannya. Keyakinan dan kemantapan hatinya tiba tiba goyah. Ia sanksi untuk masuk ke dalam bangunan itu.

Anisa nampak memperlambat langkah kakinya sembari berfikir. Tiba tiba...

Sebuah mobil mewah berwarna hitam nampak datang dari arah belakang, melewati Anisa dan berhenti cukup jauh dari pintu utama bangunan tinggi itu.

Anisa terdiam. Pandangan matanya tertuju pada mobil itu. Seorang pria berparas tampan turun dari kursi kemudinya. Lalu nampak berjalan mengitari mobil dan membukakan pintu samping bagian belakang kendaraan itu.

Anisa membuka mulutnya lebar lebar. Seorang pria lain turun dari mobil tersebut. Ia nampak mengenakan setelan jas rapi berwarna hitam lengkap dengan dasinya.

"Luke!" ucap Anisa pelan. Jantungnya berdebar hebat. Berbagai perasaan bergejolak di dadanya. Kaget, gugup, takut, marah, serta trauma seketika menyerang dirinya. Anisa bergetar. Ia meremas sweater tebalnya tepat di bagian dadanya. Matanya nampak mengembun, menatap pria yang kini tersenyum ke arah para karyawan yang menyambut kedatangannya dengan hangat.

Sebegitu dipuja-pujanya seorang Luke. Ia begitu dihormati. Mereka tak tahu, ada wanita desa yang kini tengah berjuang mencari keadilan karena ulah bej*tnya.

Anisa mengepalkan tangannya. Dadanya naik turun. Ketakutan dan kegugupan itu seketika berubah menjadi amarah dan kekesalan. Dengan segera, wanita itupun setengah berlari mendekati pria tersebut. Dan....

.

.

.

Bersambung🤭😁

...----------------...

Terpopuler

Comments

Riana

Riana

apa yg terjadi selanjutnya

2023-07-30

2

Mr.VANO

Mr.VANO

sampai sekarang anisa berlari mengejar sabun luke,,🤭🤣

2023-07-28

1

mimi lisandra

mimi lisandra

pasti luke membantah dan ngusir anisa...dasar laki2

2023-07-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!