013

Siang menjelang. Setelah melakukan pemeriksaan kandungan di sebuah rumah sakit yang cukup besar di kota itu.

Kini sepasang anak manusia tanpa ikatan pernikahan itu tengah berada di dalam sebuah mobil mewah milik Louis. Kendaraan itu melesat tenang dengan kecepatan sedang, membawa Louis dan Anisa yang baru saja pulang dari rumah sakit besar di sana.

Seperti pagi tadi saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, selama perjalanan, suasana terasa begitu hening. Tak ada perbincangan, tak ada obrolan, tak ada suara musik yang mengalun. Hanya suara mesin mobil yang terdengar halus yang seolah menjadi lagu tak merdu yang menemani perjalanan mereka.

Anisa yang berada di samping kemudi sejak tadi hanya diam. Dengan kepala yang tersandar di kaca pintu mobil, wanita itu sejak tadi membisu menatap nanar foto hasil USG di tangannya. Sebuah foto yang menunjukkan kondisi janin mungil yang kini tengah tumbuh di rahimnya. Seonggok bakal anak manusia yang telah bersemayam lebih dari tiga minggu di perutnya.

Anisa tersenyum getir. Sesekali ia nampak mengusap lelehan air mata di pipinya. Entah harus senang atau sedih. Harus bahagia atau menangis. Janin yang belum seharusnya tumbuh di rahim Anisa itu dikatakan sangat sehat oleh dokter. Membuat rasa haru namun juga pedih seolah menggelayuti batin Anisa sejak tadi.

Louis yang berada di samping Anisa sesekali melirik ke arah wanita itu meskipun tanpa berucap sepatah katapun. Laki laki yang selalu menampakkan sikap tenang itu diam diam mencuri pandang atas Anita. Namun sejak tadi tak ada aktivitas lain yang Anisa lakukan selain mengusap air matanya.

Mobil terus berjalan ke depan. Setelah beberapa menit perjalanan, Louis nampak memperlambat laju kendaraannya itu. Ia lantas mengarahkan mobil mewahnya menepi, menuju sebuah swalayan yang berada di pinggir jalan. Membuat Anisa yang sejak tadi sibuk dengan pemikirannya sendiri itupun menoleh ke arah Louis.

"Kok berhenti?" tanya Anisa.

Louis mematikan mesin mobilnya dan melepas sit belt nya. Ditatapnya wajah cantik yang nampak sembab itu dengan sorot mata tenang.

"Saya kan sudah pernah bilang sama kamu, jika kamu benar-benar hamil, maka saya akan bertanggung jawab atas gizi dan anak dalam kandungan kamu selama masa kehamilan kamu," ucap pria itu. Anisa diam.

"Dan karena sekarang semua sudah terbukti, maka saya akan menepati janji saya," tambah pria itu.

Anisa diam sejenak. "Apa itu artinya kamu juga akan menikahi saya?" tanya Anisa.

Louis menghela nafas panjang. "Saya akan menikahi kamu, jika anak itu terbukti adalah anak saya."

Anisa menggelengkan kepalanya dengan mata mengembun. "Saya nggak pernah berhubungan dengan laki laki lain selain kamu. Saya bukan perempuan murahan!" ucap Anisa pedih dengan lelehan air mata yang menetes di pipinya.

Louis diam sejenak. Sorot mata keduanya bertemu. Laki laki itu terlihat sangat tenang.

"Beberapa wanita yang datang pada saya sebelum kamu juga sering bilang begitu," ucap Louis.

Anisa diam.

"Tapi nyatanya semua sama. Kalau nggak pura pura hamil, ya hamil dengan banyak pria. Saya nggak akan sudi bertanggung jawab menikahi wanita yang sudah digilir banyak orang," ucap Louis pelan namun terasa menyakitkan bagi Anisa yang benar benar hanya meminta keadilan.

Air mata itu jatuh tak tertahankan. Sesuatu yang dapat dilihat dengan sangat jelas oleh netra tajam Louis. Wanita itu nampak memejamkan matanya. Ia memalingkan wajahnya dari Louis lalu mengusap lelehan air matanya.

"Usap air matamu! Saya tidak mau orang orang salah paham sama kita!" ucap laki laki itu yang kemudian turun dari mobilnya. Anisa menarik nafas panjang beberapa kali sambil mengusap lelehan air matanya. Berusaha menetralkan emosinya agar tak terus menangis. Setelah lebih tenang, ia pun turun dari kendaraan roda empat itu. Ia berjalan mendekati Louis yang sudah menunggunya di depan pintu swalayan. Keduanya pun lantas masuk ke dalam tempat jual beli itu bersama sama.

Di dalam swalayan. Louis menyerahkan sebuah keranjang belanjaan untuk Anisa. Ia kemudian berjalan menuju deretan rak panjang itu dan mulai memilih milih barang belanjaan yang mereka butuhkan.

Pertama, Louis mengajak Anisa menuju rak susu khusus ibu hamil. Laki laki itu nampak mengamati deretan susu aneka merek itu satu persatu.

"Kamu mau yang mana?" tanya Louis.

Anisa tak menjawab. Wanita itu lebih banyak diam. Raganya ada di tempat itu namun sepertinya tidak dengan pikirannya. Ia seolah hanya pasrah. Menyerahkan semuanya pada Louis. Terserah, apa yang mau Louis beli dan apa yang mau Louis lakukan, ia menurut saja.

Sedangkan Louis yang sejak tadi tak mendapatkan jawaban dari Anisa pun kini nampak menoleh ke arah wanita cantik itu.

"Kamu nggak denger saya ngomong apa?" tanya Louis.

Anisa tersenyum samar. "Dengar," jawabnya.

"Terus, kenapa diem?" tanyanya lagi.

Anisa tersenyum lagi. "Terserah kamu aja," ucap Anisa tak bersemangat.

Louis diam sejenak. Entah mengapa seolah ada sesuatu yang mengusik hatinya kala berhadapan dengan Anisa.

Louis membuang nafas panjang. Dengan cepat ia pun mengambil beberapa box susu khusus ibu hamil dengan harga yang paling mahal yang berjajar di rak itu lalu memasukkannya ke dalam keranjang yang berada di tangan Anisa. Selain susu, ia juga mengambil beberapa roti, serta buah buahan dan camilan camilan yang baik untuk ibu hamil.

Anisa diam tak bergerak. Ia hanya pasrah dan seolah masa bodoh. Ia hanya mengikuti langkah Louis tanpa berucap sepatah katapun.

Satu keranjang di tangan Anisa nampak sudah dipenuhi barang barang belanjaan. Louis menoleh kearah wanita cantik itu. Dilihatnya disana, Anisa nampak diam melamun dengan sorot mata menatap lurus ke depan.

Louis menghela nafas panjang.

"Bisa minta tolong, jangan pasang muka sedih disini. Nggak enak kalau dilihat orang!" ucap Louis membuat Anisa seketika menunduk mendengar ucapan itu.

"Maaf," jawabnya.

Louis kembali membuang nafas kasar. Ia kemudian bergegas untuk menuju meja kasir guna membayar semua barang belanjaan yang sudah ia beli. Setelah selesai, ia pun segera mengajak Anisa untuk pulang. Mengantar wanita hamil itu untuk kembali ke rumah kost tempat tinggalnya.

Lagi, sepanjang perjalanan baik Anisa ataupun Louis hanya saling diam. Tak ada perbincangan apapun dari mereka. Hingga sekitar sepuluh menit perjalanan, mereka pun sampai di rumah kost milik Anisa. Louis turun dari mobilnya di susul Anisa. Laki laki itu kemudian bergegas menuju bagasi mobilnya, mengambil dua kantong kresek putih berisi barang belanjaan yang ia beli dari swalayan tadi lalu membawanya menuju kost kost-an tempat tinggal Anisa.

Seperti biasa, Louis berjalan terlebih dahulu di depan Anisa, sedangkan wanita hamil itu hanya mengikutinya dari belakang.

Anisa membuka pintu kost nya, Louis kemudian masuk ke dalam ruangan kost tak terlalu luas itu untuk meletakkan barang belanjaan mereka. Sedangkan Anisa memilih untuk duduk di kursi kayu yang berada di terasnya. Ia seolah tak mau satu ruangan berdua dengan Louis.

Setelah selesai,

"Masuklah, istirahat! Jangan lupa minum susu dan vitamin yang Dokter Eddy berikan," ucap Louis.

Anisa hanya mengangguk samar tanpa berucap sepatah kata pun. Louis diam sejenak menatap Anisa yang begitu pendiam.

"Ya udah, saya permisi dulu. Assalamualaikum,"

Degghh...

Anisa terdiam. Ia reflek mendongak menatap ke arah pria yang baru saja mengucap salam untuknya itu. Wanita itu seolah tak percaya mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut Louis.

Sedangkan Louis, pria itu nampak menyipitkan matanya sembari memiringkan kepalanya melihat reaksi aneh dari Anisa.

Laki laki itu sedikit membungkuk, seolah ingin lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Anisa yang duduk bengong di kursi kayu itu

"Assalamualaikum, Anisa," ucap Louis lagi.

Anisa membuka mulutnya.

"Wa, Wa Alaikum ... Salam," jawab wanita itu terbata bata.

Louis tersenyum. Ia lantas pergi dari tempat tersebut meninggalkan Anisa yang masih mematung.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

mengap anisa kaget mendengar salam louis,,,

2023-07-28

2

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

ya allah...kasian banget kamu Nis...😔😔😔😔

Louis,kamu suruh gih si Luke pulang,trus minta penjelasan ke dia,kasian Anisa...


lanjut kak...semangat...up nya...🤗🤗🤗👍👍👍👍

2023-07-13

2

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

pasti Anisa bingung...krn sikap Luke beda dari sebelumnya,waktu pertama kali ketemu,pas kejadian naas itu...klo ini lebih lembut dan perhatian....

2023-07-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!