Ch.9

Margareth benar-benar melangkahkan kakinya keluar Hotel. Keberaniannya sungguh besar kali ini. Dia berhenti sejenak dan berbalik, lalu mendongakkan kepalanya menatap gedung bertingkat itu.

broom..broomm~

Motor ninja merah itu berhenti di belakang Margareth.

"Hei, kadis kasar!" panggil Juan.

Margareth menoleh dengan kerutan di keningnya. Dia menatap tajam Juan.

"Siapa yang kau panggil kasar!?" protes Margareth.

Juan tertawa kecil, lalu turun dari motornya. Dia menarik Margareth untuk mendekat dan memasangkan helm di kepalanya.

"Aku bisa sendiri!" gerutu Margareth.

Juan mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Hari ini kau terlalu berisik.."

Margareth membelalakkan matanya kaget karena Juan yang tiba-tiba saja mendekat. Dia memukul pundak Juan.

"Kau yang aneh!"

Juan, dia sengaja melakukan itu. Karena dia melihat Chandra yang berdiri di lobby sejak tadi. Ya, Juan tahu semuanya tentang perjodohan itu.

Flashback on.

Juan Rahardian. Entah bagaimana mendeskripsikan nya. Dia tiga tahun di atas Margareth. Bisa dibilang dia seumuran dengan Chandra.

Juan sudah lama memperhatikan Margareth karena dia gadis yang pendiam. Setiap pulang ekstrakurikuler dia selalu berpapasan dengannya. Tapi disaat berpapasan itu dia selalu saja membuntuti anak laki-laki.

Juan pikir itu adalah kakaknya. Tapi pikiran itu hilang setelah dia melihat Margareth di hempas hingga terjatuh.

Ya, itu kejadian saat Margareth menghadang motor Chandra. Saat itu Juan menolongnya, dia menempelkan hansaplast di Ibu jari Margareth yang terluka.

Setelah Chandra pergi ke New York, Margareth masih saja datang ke lapangan tempat Chandra biasa latihan basket.

Juan yang melihatnya pun menghampirinya, setiap hari. Perlahan Margareth mulai mempercayainya.

Saat itulah Margareth menceritakan tentang perjodohannya. Tidak hanya itu, masalah tentang Ayahnya yang sering memukulnya pun dia ceritakan.

Sejak itu Juan berjanji pada dirinya sendiri, kalau dia tidak akan membiarkan Margareth menangis sendirian. Dia akan selalu ada untuknya.

Dia benar-benar menjaga Margareth, dan dia menepati janjinya hingga saat ini.

Tentang Margareth mempunyai kumpulan Geng, Juan juga tahu. Tapi dia belum pernah bertemu secara langsung dengan 6 teman Margareth itu. Dia hanya mendengar cerita Margareth.

Dan satu yang Juan tak tahu. Yaitu komunitas balap liar yang Margareth ikuti.

Flashback off.

"Terus gimana aku naiknya?" tanya Margareth sambil menatap motor Juan.

Juan berbalik dan menatap motornya. Lalu kembali menatap Margareth dari atas hingga kebawah. Dress mini nya itu memang masalah besar.

"Gimana kalo aku yang bonceng aja?" tanya Margareth dengan antusias tinggi.

Juan membayangkan, kalau dia yang di bonceng oleh Margareth.

'Tidak, pahanya akan terekspos!' batin Juan.

"Gak boleh!" tukas Juan.

Kemudian dia melepas jaketnya dan melingkarkan nya di pinggang Margareth. Juan tersenyum bangga melihat karyanya. Jaket nya yang besar itu cukup untuk membungkus tubuh Margareth yang mungil.

"Ayo naik.." ujar Juan setelah dia menaiki motornya dan menyalakan mesinnya.

Margareth meraih pundak Juan dan naik ke atas motornya.

"Pegangan yang kenceng!" ucap Juan.

Margareth menatap punggung luas milik Juan dan mencari tempat yang aman untuk di pegang. Akhirnya dia lebih memilik mencengkeram ujung kaosnya Juan.

Juan melirik tangan Margareth yang meremas kaosnya itu, kemudian menghela napas panjang.

broomm~

Berhasil. Karena tersentak, Margareth melingkarkan tangannya di pinggang Juan. Juan tertawa puas karenanya.

"Kamu sengaja ya!" teriak Margareth seraya mencubit perut Juan.

"Dasar! katanya anak motor, tapi cuman digituin aja udah takut jatuh.." ejek Juan.

"Udah cepet jal~ ahh~"

Juan tiba-tiba melajukan motornya dan membuat Margareth merapatkan pegangannya.

Sedangkan sosok yang sedari tadi berdiri dan menatap kedua orang itu dari kejauhan tampak sedang mengepalkan tangan tanpa bisa melakukan apapun.